FTSP UII Gelar Sumpah Keprofesian Arsitek
Sebanyak 14 lulusan Program Studi Profesi Arsitek Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menjalani Sumpah Keprofesian Arsitek pada Kamis, 4 Rajab 1444 H/26 Januari 2023 di Auditorium Gedung Moh Natsir Kampus FTSP UII.
Majelis Sumpah terdiri dari Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Nasional, Ar. Firman Setia Herwanto, IAI., Ketua IAI DIY, Ar. Baritoadi Buldan Rayaganda Rito, S.T., M.A., IAI., Dekan FTSP UII, Dr-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI., dan Ketua Jurusan Arsitektur FTSP UII, Prof. Noor Cholis Idham, S.T., M.Arch., Ph.D., IAI.
Berkenan hadir dan memberikan sambutan, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI), Dewi Larasati, S.T., M.T., Ph.D.
Dalam sambutannya, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. mengungkapkan bahwa karirnya seorang arsitek memikirkan bangunan yang dirancang bagus, aman dan nyaman. Menurutnya, dalam mewujudkan hal tersebut, arsitek membutuhkan pengetahuan praktis dan teknis untuk menciptakan ruang yang aman, efisien, berkelanjutan, dan memenuhi kebutuhan ekonomi. “Seorang arsitek tidak hanya berfokus pada perancangan saja namun juga harus peka terhadap alam dan lingkungan, sehingga karyanya tidak berdampak negatif bagi lingkungan tetapi dapat bersahabat dengan alam,” tuturnya.
Beliau juga menegaskan bahwa program profesi arsitek diperuntukkan bagi lulusan progam sarjana arsitektur untuk mengembangkan bakat dan kemampuan untuk memperoleh cakupan yang diperlukan dalam dunia kerja, karena profesi dengan kualifikasi tertentu sangat dibutuhkan untuk memenuhi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Menurutnya, jika dilihat dari sisi lain, dunia arsitektur terus menerus berubah dengan berbagai tantangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. “Oleh karena itu profesi ini harus siap berinovasi, bersinergi dan beradaptasi sehingga dapat bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya.
Sementara, Wakil Sekjen IAI, Ar. Firman Setya Herwanto, IAI., dalam sambutannya menyampaikan bahwa dari sekitar 23 ribu anggota IAI, Yogyakarta selalu berada di urutan lima besar jumlah anggota. Sedangkan dalam keaktifan menempati peringkat dua, artinya merupakan prestasi yang luar biasa. “Keaktifan di Yogyakarta mencapai 47 persen itu sesuatu yang luar biasa dibandingkan dengan daerah lain,” katanya.
Lebih lanjut ia menambahkan, ke depan lulusan perguruan tinggi PPAr semakin dibutukan di negeri ini, hal tersebut diperkuat dengan profesi yang sudah diregulasi melalui Undang-Undang. “Jadi, ibaratnya kalau dokter sudah boleh memasang plang nama di depan rumahnya, di depan tempat praktiknya nanti arsitek akan seperti itu. Karena semakin dekat dengan masyarakat, masyarakat semakin tahu bahwa di daerahnya ada arsitek yang siap membantu dan itu bagian dari profesi kita,” ungkapnya.
Ketua Prodi Profesi Arsitek, Ar. Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T., IPM., IAI. dalam laporannya menyatakan bahwa lulusan terbaik diraih oleh Kinanti Savira dan Muhammad Naufal Rizkita dengan IPK 4,00.