Pelatihan Pemadaman Kebakaran dan K3 FTSP UII: Mencegah Kebakaran Lebih Baik Dari Pada Memadamkan
Latihan pemadaman kebakaran serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ini untuk mencegah terjadinya kebakaran, dan melatih membuka mata ternyata banyak masalah masalah di rumah rumah dan di kampus hal hal yang mudah terbakar yang ujung ujungnya karena kelalaian kita sendiri. Hal ini dikarenakan banyak kertas kertas, kabel kabel, dan alat alat listrik yang besar yang berserakan.
Insya Allah kalau kita ini mempunyai api yang kecil itu Insya Allah bermanfaat, tapi kalau api itu besar akan menjadi bencana. Begitu pula kalau kita ini diberikan air sedikit oleh Allah tentunya itu sangat bermanfaat, dan ketika kita minta tambahan air kepada Allah menjadi banyak, dan terjadilah banjir. Jadi pada dasarnya apa apa yang kita minta itu mestinya secukupnya saja baik berupa air maupun api, jangan minta terlalu banyak kepada Allah. Menjadi perhatian bagi kita bahwa setiap saat kita itu perlu untuk selalu berlatih. Ternyata kebakaran yang terjadi khususnya di Indonesia itu karena kelalian kita sendiri.
Demikian disampaikan Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, Ph.D) dalam sambutan pelatihan pemadaman kebakaran dan K3, Sabtu (29 Oktober) bertempat di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta yang diikuti 50 (lima puluh) tenaga kependidikan dan dewan dosen.
Lebih lanjut Setya Winarno mengajak kepada semua pihak untuk bersama sama mencegah terjadinya musibah kebakaran baik itu di rumah masing masing maupun di kampus, sehingga hal ini dapat diantisipasi sejak dini, karena seseorang itu akan tahu setelah adanya kejadian. Artinya mencegah kebakaran itu lebih baik dari pada memadamkan kebakaran.
Narasumber Muhammad Farid selaku Komandan Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyambut baik atas gagasan mengadakan pelatihan pemadaman kebakaran ini. Kebakaran adalah suatu musibah bencana yang ditimbulkan oleh api yang tidak terkendali, terjadi kapan saja dan di mana saja yang mengakibatkan kerugian kehidupan manusia.
Muhammad Farid mengaku, bahwa penanggulangan kebakaran karena unsur ketidak sengajaan biasanya terjadi karena beberapa hal diantaranya adalah faktor manusia itu sendiri yaitu kelalaian. Hal ini merupakan sifat lupa yang paling dominan menjadi pemicu terjadinya kebakaran. Kecorobohan manusia yang suka bercanda dengan tidak serius dalam menggunakan api menjadi penyebab terjadinya kebakaran, atau mungkin ketidak tahuan dengan coba coba terhadap sesuatu yang dapat menimbulkan api. Penanggulangan api dalam waktu 3 (tiga) menit masih dapat teratasi, sedangkan puncak api besar pada menit ke 7 (tujuh). Menit ke 15 (lima belas) pertama kita harus sudah di Tempat Kejadian Perkara (TKP), oleh karenanya sarana dan prasarana harus terpenuhi.
Ada 4 (empat ) klas klasifikasi kebakaran diantaranya klas A yaitu kebakaran dimana api berasal dari kebakaran benda atau bahan padat kecuali logam yang apabila terbakar akan meninggalkan abu dan arang. Klas B kebakaran dimana api berasal dari kebakaran benda atau bahan cair atau gas. Klas C kebakaran dimana api berasal dari kebakaran listrik atau kebakaran dimana listrik hidup terlibat. Klas D kebakaran dimana api berasal dari benda logam. Ungkap Muhammad Farid.
Sementara operasional dinas pemadam kebakaran DIY (M.Fai) mengatakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. APAR pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan asset perusahaannya.
APAR yang paling umum digunakan selama ini adalah APAR jenis air yang disikan oleh air dengan tekanan tinggi. APAR jenis air ini merupakan jenis APAR yang paling ekonomis dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti kertas, kain, karet, plastik dan lain sebagainya.
M.Fai menambahkan bahwa, jenis APAR yang lain adalah APAR busa yang terdiri dari bahan kimia yang dapat membentuk busa. yang disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga oksigen tidak dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR jenis busa ini efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam sepertik, Kain, karet dan lain sebagainya, serta kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti minyak, alkohol, dan lain sebagainya. Ujarnya.
Selesainya pelatihan klasikal dikelas, dilanjutkan praktek memadamkan api di luar kampus menggunakan 20 (dua puluh) APAR, baik itu APAR busa maupun CO2, serta memadamkan api dengan hidran dari sisi samping maupun memadamkan hingga lantai 4 (empat).