Pesantren Ramadhan 1443 H FTSP UII “Peningkatan Etos Kerja Berdasarkan Nilai-Nilai Islami”
Kepemimpinan adalah proses hubungan antarpribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain. Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa jalan akhirat itu lebih utama dari pada kenikmatan dunia dengan seluruh isinya. Karena pandangannya yang selalu melihat akhirat sebagai tujuan, maka tidak ada yang sanggup menggoyahkan keyakinannya untuk menegakkan kebenaran.
Jika ditinjau dari Path-Goal Theory, kepemimpinan Nabi Muhammad SAW telah menetapkan tujuan dan jalur atau cara mencapainya di dunia ini, yaitu melalui ibadah dalam arti luas. Keempat sahabat yang dikenal sangat dekat dengan beliau, yakni Abu Bakar Assiddiq, Umar ibnu Khattab, Ustman ibnu Affan, dan Ali Ibnu Abi Thalib adalah gambaran jelas kemampuan Nabi Muhammad SAW dalam melihat fungsi.
Abu Bakar Assidiq yang bersifat percaya sepenuhnya kepada Nabi Muhammad SAW, adalah sahabat utama. Ini bermakna kepercayaan dari orang lain adalah modal utama seorang pemimpin. Umar ibnu Khattab bersifat kuat, berani, dan tidak kenal takut dalam menegakkan kebenaran. Ini bermakna kekuasaan akan efektif apabila ditunjang oleh semangat pembelaan terhadap kebenaran dengan penuh keberanian dan ditunjang kekuatan yang memadai.
Ustman ibnu Affan adalah pedagang kaya raya yang rela menafkahkan seluruh harta kekayaannya untuk perjuangan Muhammad. Ali ibnu Abi Thalib adalah seorang pemuda yang penuh ide kreatif, berani dan tegas, rela berkorban dan lebih suka bekerja dari pada bicara. “Nabi Muhammad SAW melakukan staffing, yaitu seleksi dan penempatan sumber daya manusia sesuai dengan jenis pekerjaannya,” tuturnya.
Demikian dituturkan Dr. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog., Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII dalam materinya yang berjudul “Peningkatan Aspek Leadership dengan Meneladani Rasulullah SAW” pada Pesantren Ramadan 1443 H Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) yang diselenggarakan secara daring pada Jum’at, 14 Ramadan 1443 H/15 April 2022.
Kegiatan dengan tema “Peningkatan Etos Kerja Berdasarkan Nilai-Nilai Islami” tersebut secara resmi dibuka oleh Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D. dan diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, satpam, dan cleaning service di lingkungan FTSP UII.
Dalam acara yang dimoderatori oleh Johanita Anggia Rini, S.T., M.T., Ph.D. tersebut juga menghadirkan narasumber Shubhi Mahmashony Harimurti, S.S., M.A. (Kepala Bidang Akademik dan Organisasi Badan Perencanaan dan Pengembangan/Rumah Gagasan UII) dengan materinya “Motivasi dalam Kehidupan sebagai Seorang Muslim”.
Pada kesempatan tersebut, Shubhi Mahmashony Harimurti mengungkapkan bahwa dalam menelaah logika syukur, bagi siapa yang bersyukur maka nikmatnya akan ditambah, tetapi jika kufur maka azabnya sangat pedih. Allah SWT tidak mengurangi nikmat umatnya. Tentunya dalam kehidupan ini kita tidak luput dari kesenangan dan kesedihan, senang dan susah, kaya dan miskin, tentunya itu semua merupakan ujian dari Allah SWT bagi hamba-hambanya agar mereka selalu bersyukur kepada-Nya. “Banyak orang yang mengira bahwa ujian hanya berupa kesedihan dan kesusahan belaka, namun sebenarnya kesenangan dan harta merupakan bentuk ujian dari Allah SWT juga,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak sekali kisah-kisah yang Allah SWT abadikan dalam Al-Quran agar manusia bisa mengambil pelajaran dari hal tersebut. Meskipun kita tidak memiliki harta yang banyak, mobil mewah, rumah mewah, dan lain sebagainya. Namun rasa syukur kita kepada nikmat Allah yaitu sehat, tidak kurang satu apapun dalam fisik kita, masih bisa bernafas, nikmat islam, nikmat melihat, itu semua merupakan hal yang patut kita syukuri. “Cara kita bersyukur bisa kita mulai dengan banyak memuji Allah SWT, selalu mentaati perintah-Nya, dan merealisasi rasa syukur kita dalam tindakan dan perbuatan kita sehari-hari,” pungkasnya.
Dipenghujung acara dilakukan diskusi dan tanya jawab serta pembagian doorprize bagi peserta yang beruntung.