Strategi Beramal
Kehidupan dunia hanya sementara. Sekian puluh tahun atau bahkan ratusan tahun usia manusia di dunia ternyata singkat saja jika dibandingkan kehidupan akhirat. Padahal kehidupan akhirat itu kekal. Allah berfirman dalam QS Al Hajj:47 bahwa 1 hari di akhirat sama dengan 1000 tahun waktu dunia.
“Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”
Dengan perbandingan ini, waktu hidup di dunia seperti hanya sekejap saja. Namun, waktu yang sekejap inilah yang menentukan kehidupan seperti apa yang akan kita dapatkan di akhirat yang abadi nanti. Ketika kita hanya punya waktu yang sangat terbatas untuk melakukan suatu pekerjaan dan hasil pekerjaan tersebut menentukan posisi kita untuk waktu yang panjang, tentu kita akan melakukan yang terbaik dan tidak mau membuang waktu yang sangat berharga tersebut. Memahami hakikat ini, tentu kita tidak akan melewatkan waktu kita di dunia untuk mengumpulkan amal terbaik sehingga Allah sayang dan ridho memberikan kita tempat terbaik di akhirat nanti yaitu surgaNya.
Makin lama hidup di dunia, kesempatan untuk mengumpulan amal sholeh sebanyak-banyaknya tentu makin tinggi. Apabila kita membaca atau mendengar kisah jaman nabi-nabi terdahulu, kita dapatkan rata-rata usia manusia yang panjang hingga ratusan tahun. Rosulullah sendiri menyampaikan dalam salah satu hadistnya bahwa usia umatnya berkisar 60 sampai 70 tahunan saja.
“Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.’” (HR At-Tirmidzi).
Dibanding umat-umat terdahulu, tentu kesempatan mengumpulkan amal untuk umat Rosulullah Muhammad SAW lebih sedikit. Namun Allah maha pengasih dan penyayang. Dengan peluang waktu yang lebih sempit, umat Rosulullah diberikan banyak fasilitas jackpot, berupa waktu-waktu istimewa dan amalan-amalan dengan pahala berlipat-lipat. Sehingga walaupun waktu kita sempit, namun pahala yang dikumpulkan bisa melebihi umat-umat terdahulu yang usianya jauh lebih panjang. Di antara fasilitas jackpot tersebut misalnya adalah amalan yang dikerjakan di malam Lailatul Qodr atau malam kemuliaan pada 10 hari terakhir Ramadhan. Kebaikan amalan yang dilakukan di malam istimewa ini melebihi 1000 bulan.
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan,” (QS al-Qadr ayat 4-5).
Contoh-contoh amalan lainnya dengan pahala yang luar biasa
- Sholat dua rakaat sebelum sholat shubuh
Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari pada dunia dan seisinya.” (H.R. Muslim)
- Dzikir Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim”
Dari Abu Hurairah, Rosulullah bersabda, “Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (H.R. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)
- Amalan yang kecil namun kontinyu
“Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalil ini sering dihubungkan dengan hadist lain dimana Rosulullah bertanya kepada Bilal RA tentang amalan yang membuat Rosulullah mendengar suara langkahnya di surga.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Bilal; Hai Bilal, katakanlah amal yang sangat kau pentingkan selama memeluk Islam karena aku mendengar bunyi sandalmu di hadapanku di surga. Kemudian Bilal menjawab; Tidak ada satu pun amal yang lebih saya utamakan daripada mengerjakan wudhu baik ketika malam maupun siang. Kemudian saya mengerjakan sholat setelah wudhu semampu saya.” (HR. Bukhari)
Banyak sekali contoh amalan lainnya dengan kesempatan mendapatkan pahala berlipat-lipat. Kebaikan apapun tentu akan mendapatkan balasan dari Allah SWT, namun Allah juga sudah menyediakan fasilitas-fasilitas istimewa untuk kita bisa mendapatkan pahala sebanyak mungkin sebagai bekal kehidupan kekal akhirat nanti.
CV singkat
Any Juliani lahir di Bandung 15 Juli 1979, sudah bergabung dengan UII dan mengabdi di Prodi Teknik Lingkungan sejak tahun 2004. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung, studi master di Resources Engineering Program Karlsruhe Institute of Technology di Jerman dan studi doktor di Department of Environmental Engineering Kyoto University di Jepang.