FTSP UII Sosialisasikan Emergency Accident
Untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman kepada civitas akademika dalam menanggapi keadaan darurat dengan tepat dan efektif, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan Emergency Accident. Dalam pelatihan tersebut peserta mempelajari respons darurat, termasuk langkah-langkah yang harus diambil, dan tindakan tanggap darurat yang sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Acara yang diselenggarakan pada 28 Rabiulawal 1446 H/2 Oktober 2024 di Hall Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII tersebut menghadirkan narasumber dr. Muhammad Yusuf Hisam, Sp.An. dan dr. Abd. Basith, Sp.An., dari Fakultas Kedokteran UII.
Secara resmi acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni, Ir. Fitri Nugraheni, S.T., M.T., Ph.D., IPM. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan civitas akademika FTSP UII dalam menanggapi situasi darurat, sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi nyawa, meminimalkan kerugian, dan mengembalikan kondisi keamanan dan normalitas setelah terjadinya kejadian darurat. “Melalui pelatihan Emergency Accident para peserta diharapkan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi keadaan darurat dengan efektif dan membantu melindungi keselamatan,” ungkapnya.
Baca Juga : Peduli Sesama, FTSP UII Adakan Donor Darah
Sementara itu, dr. Muhammad Yusuf Hisam, Sp.An. pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa menurut International Labour Organization (ILO) sekitar 1,9 juta orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan. Menurut World Health Organization (WHO), penyakit pernapasan dan kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan stroke, menyumbang 81% dari kematian tersebut. Beliau juga menjelaskan di Indonesia penyakit kardiovaskuler dengan peningkatan risiko sebesar 35% untuk stroke dan 17% untuk penyakit jantung iskemik. “Hal tersebut disebabkan oleh paparan jam kerja yang Panjang, lebih dari 55 jam per minggu,” jelasnya.
Lebih lanjut ia membahas terkait pertolongan pertama pada kasus syncope atau pingsan, yaitu hilangnya kesadaran secara tiba-tiba dan sementara akibat penurunan aliran darah ke otak. Menurutnya, penyebab syncope adalah penurunan tekanan darah secara mendadak, penurunan denyut jantung, vasovagal syncope, yang dipicu oleh stress emosional, rasa sakit atau berdiri terlalu lama dan gangguan aliran darah ke otak akibat masalah pada sistem kardiovaskular.
Usai paparan materi dilanjutkan dengan simulasi penanganan pasien atau latihan skenario darurat serta penggunaan Automated External Defibrillator (AED) yang dipandu oleh dr. Abd. Basith, Sp.An. Beberapa peserta melakukan praktik pemberian napas buatan yang merupakan bagian dari Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR), dengan teknik pertolongan pertama pada kondisi henti napas atau henti jantung.