Salah satu tujuan Universitas Islam Indonesia (UII) adalah memiliki komitmen pada kesempurnaan dan risalah islamiyah di bidang dakwah Islamiyah. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII mengimplementasikan hal ini dengan program My Trip Lillaahita’ala (MTLA) bertempat di Pondok Pesantren (PP) Al-Hikmah Gunung Kidul pada Sabtu-Ahad (17-18 Desember).
Program ini bermaksud untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan nilai nilai agama Islam serta karakter dalam beribadah dan berakhlak mulia kepada mahasiswa. Oleh karena itu FTSP UII bertekad berkolaborasi dengan PP Al-Hikmah Gunung Kidul. Kami yakin keduanya baik FTSP UII maupun PP Al-Hikmah banyak kelebihan-kelebihannya dan tentu saja masih adanya kekurang-kekurangannya, sehingga amat sangat tepat diadakannya kolaborasi dakwah Islamiyah ini.
Demikian Agus Susanto, M.Eng yang mewakili Dekan FTSP UII dalam menyambut dibukanya acara MTLA selama 2 (dua) hari di Gunung Kidul. Dengan harapan semoga para peserta MTLA FTSP UII maupun para santri PP Al-Hikmah menjadi anak bangsa yang tangguh. Kita bersyukur hubungan kerjasama ini sebagai langkah awal kita bersama dan perlu untuk ditingkatkan kembali. Ungkapnya.
Pengasuh PP Al-Hikmah Gunung Kidul (Harun Al Rasyid) berterimakasih kepada FTSP UII atas i’tikad yang sangat luar biasa para mahasiswa FTSP UII berkolaborasi Dakwah Islamiyah yang menjadi tanggungjawab kita semua. Pengasuh PP Al-Hikmah mengajak baik para santri PP Al-Hikmah maupun peserta MTLA FTSP UII ber-fastabiqul khairat. Fastabiqul khairat adalah sebuah ajakan yang artinya `berlomba-lombalah berbuat kebajikan` sebuah pesan singkat akan tetapi Masya Allah maknanya.
Kalimat Fastabiqul Khairat bisa ditemukan di dalam Al Quran Surat Al Baqaroh ayat 148 dan Al Maa`idah ayat 48. Kebaikan yang dimaksud pasti kebaikan yang sesuai dengan perintah Allah SWT, sebagai contoh dari berfastabiqul khairat, menolong sesama, ustadz bisa menjadi teladan yang baik bagi santrinya, penjual bisa berdagang dengan jujur, pemerintah bisa jujur adil dan bijaksana dan masih banyak lagi.
Sementara Ustadz Anant yang bersemangat berkobar kobar menyampaikan hukum-hukum Allah SWT dan sifat sifat profesional Rasulullah SAW. Bagi seorang muslim, Allah SWT adalah ahkamul hakimin alias sebaik-baik pemberi ketetapan hukum. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Bukankah Allah adalah sebaik-baik pemberi ketetapan hukum?” (QS. At-Tiin: 8).
Oleh sebab itu ciri orang yang beriman adalah yang patuh kepada ketetapan hukum Allah dan Rasul-Nya yang baik dari wajibnya, sunnah, mubah maupun makruhnya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah pantas bagi seorang lelaki yang beriman, demikian pula perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan yang lain dalam urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)
Ustadz Anat menjelaskan bahwa, Muhammad SAW mempunyai banyak sifat yang membuatnya disukai oleh setiap orang yang berhubungan dengannya dan yang membuatnya menjadi pujaan para pengikutnya dengan julukan siddiq, amanah, fathonah, dan tabligh.
Sifat Siddiq adalah benar, bahwa semua yang di sampaikan oleh Rasulullah SAW adalah benar adanya. Sifat ini berarti Rasulullah Muhammad SAW. mencintai dan berpihak pada kebenaran yang datangnya dari Allah SWT., sehingga seluruh pikiran, sikap dan emosi yang ditampilkan dalam perilaku dan sabdanya serta diamnya beliau merupakan sesuatu pasti benar. Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW dijuluki oleh penduduk Mekkah dengan gelar “Al Amin” yang artinya terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi Nabi. Apa pun yang beliau ucapkan, penduduk Mekkah mempercayainya karena beliau bukanlah orang yang pembohong. “Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” (Al A’raaf 68).
Fathonah artinya Cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan ayat ayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Nabi mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau masuk ke dalam Islam. Tabligh artinya menyampaikan, segala firman Allah yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung Rasulullah SAW. Ungkapnya.