http://fcep.uii.ac.id/images/2017/juni/workshop_dikti/2.jpg

Penelitian adalah  rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang dihadapi, karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar. Penelitian sendiri berfungsi mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.

Berangkat dari itu Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Sabtu (3 Juni) bertempat di Ruang Sidang Dekanat Gedung Mohammad Natsir FTSP mengadakan workshop penyiapan proposal penelitan dari DIKTI yang diikuti lebih dari 30 (tiga puluh) dosen FTSP.

Hadir dalam workshop Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dan Wakil Dekan (Setya Winarno, Ph.D), dan Dr.Yulianto Purwono Prihatmaji, ST., MT selaku narasumber.

Dalam paparannya Yulianto Purwono Prihatmaji mengatakan bahwa perguruan tinggi dengan Predikat Unggul (Excellent) merupakan perguruan tinggi yang mempunyai sumber daya pengabdian kepada masyarakat yang sangat baik, telah menerapkan sistem penjaminan mutu dalam pengelolaan pengabdian kepada masyarakat, produktivitas luaran pengabdian kepada masyarakat yang sangat tinggi dengan reputasi nasional dan internasional dan telah dimanfaatkan oleh stakeholders. Perguruan tinggi dengan predikat ini seharusnya mampu menghasilkan unit bisnis dari produk intelektual perguruan tingginya sehingga dapat menghasilkan revenue generating secara mandiri untuk meningkatkan kualitas kinerja perguruan tinggi.

 

Oleh karenanya Yulianto mengajak kepada segenap peserta workshop untuk berupaya membuat proposal penelitian yang ditawarkan oleh DIKTI dengan penyediaan dana yang sangat besar, sedangkan upload terakhir dapat terakses sampai dengan 12 Juni yang akan datang.

Limbah puntung rokok mempunyai  manfaat yang dapat dirubah menjadi alat yang dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan energi. Kemanfatan ini muncul dari hasil uji coba segenap mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia yang menyulap limbah puntung rokok menjadi penyimpan energi. Sehingga puntung rokok yang berserakan dihalaman jalan maupun di tempat sampah  banyak terkurangi  yang terbuang dengan sia sia.

Uji coba yang digagas oleh  Yosi Mutiara Pertiwi (13513175)dan anggotanya  mencoba  menyulap limbah puntung rokok menjadi penyimpan energi  atau Powerbank. Limbah puntung rokok ini diolah dengan metode khusus yang dapat menghasilkan sejumlah energi  listrik.   

Demikian dikatakan Yosi ketika berkunjung ke Humas FTSP UII Rabu (31 Mei) selepas mendaftarkan diri sebagai calon wisudawati periode Juli yang akan datang. Yosi menambahkan bahwa dirinya beserta beberapa teman timnya Arga Batara Sakti (13513096) , Ulfa Nur Hanifah (13513202), dan salah seorang temannya dari elektro  membuat suatu  powerbank dibutuhkan sekitar 900 (sembilan ratus) puntung rokok atau sekitar 6 (enam) ons puntung rokok. Tim ini bisa memanfaatkan 900 puntung rokok yang bisa diolah menjadi alat penyimpan energi  yang pada dasarnya menjadi racun di muka bumi.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/mei/puntung_rokok/2.jpg

Yosi menambahkan, memang puntung rokok ini harus melalui  proses pembakaran sebelumnya selama 6 (enam) jam guna memisahkan zat yang terkandung di dalamnya. Pembakaran tidak mempan dengan menggunakan kompor, namun pembakaran ini harus menggunakan kayu bakar  kering, dan hasilnya  berupa arang karbon  yang digunakan untuk mengisi powerbank. Di dalam puntung rokok terdapat zat selulosa asetat yang mengandung karbon, dan  karbonnya itu sendiri merupakan penghantar listrik yang paling baik dan mampu menyimpan energi seperti baterei.

Menurut dia puntung rokok sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu dengan  tangki drum,  selanjutnya dibersihkan proses pembakaran. Setelah dirakit  powerbank dapat menghidupkan lampu selama beberapa waktu, dan supaya  lebih tahan lama dipakai menghidupi peralatan elektronik dengan daya yang lebih besar.

Pengumpulan puntung rokok dilakukan  di sekitar lingkungan kampus, hingga mengaisnya di bak bak sampah yang ada selama 3 (tiga) bulan guna mendapatkan 900 puntung rokok. Kami beserta anggota tim tidak pernah patah semangat dan menyerah untuk mewujudkan ide ini.

Kesan dan pesan Yosi kepada reporter di kantor humas adalah janganlah putus semangat sebelum mencoba, karena limbah puntung rokok menjadi masalah, sebab  masa penguraiannya yang cukup lama dan terdapat berbagai zat berbahaya yang dikandungnya, oleh karenanya daripada berbahaya lebih baik kita manfaatkan. Ungkap Yosi yang berpredikat Cum Laude.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/mei/songsong/img_8893.jpg

Al-Qur’an dan Hadits adalah dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang sangat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT.

 

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/mei/songsong/img_8885.jpg

Persepsi atau gambaran masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah-nya saja.

Tiga hal yang menjadikan orang akan dapat memperbaiki diri yang lebih jauh lebih baik sebelumnya, yaitu orang yang diberi sakit oleh Allah SWT., orang yang berhaji, dan orang yang melaksanakan ibadah puasa ramadhan.

Demikian kata sambutan Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc, dalam pengajian songsong ramadhan segenap dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa FTSP UII  Jum’at (26 Mei) bertempat di hall Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Lebih lanjut Dekan FTSP UII mengatakan, seseorang yang diberi ujian sakit oleh Allah SWT, inysa allah dibalik penyakit yang diderita, tentu mengandung hikmah yang sangat berharga bagi si penderita khususnya dan bagi orang lain pada umumnya. Allah SWT pasti menyimpan hikmah di balik setiap sakit yang dialami. Allah SWT menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan tersendiri yang menjadi penyebab semua itu. Tidak mungkin Allah SWT melakukan sesuatu tanpa sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah di balik itu semua. Nah orang yang baru diberi ujian sakit oleh Allah SWT tentu saja akan dapat memperbaiki dirinya jauh lebih baik lagi untuk mengubah hidup mejadi pribadi muslim sejati.

Ibadah haji juga merupakan ibadah untuk mengubah hidup menjadi pribadi muslim yang jauh lebih baik dari sebelumnya, yakni gerakan menuju kesempurnaan, kebaikan, keindahan, pengetahuan, kekuatan, nilai dan fakta faktanya. Apalagi ramadhan adalah bulan yang sangat bermakna yang kesemuanya bermuara kepada kemenangan, yaitu kemenangan muslim yang berpuasa dalam melawan hawa nafsu, egois, keserakahan, dan ketidak jujuran, yang semuanya berpangkal untuk memperbaiki diri menjadi insan yang jauh lebih baik.

 http://fcep.uii.ac.id/images/2017/mei/songsong/img_8940.jpg

Sementara pengasuh Pondok Pesantren (PP) difabel mental Ainun Yaqin Gunung Kidul (Ustadz Isma Al-Matin) mengungkapkan dalam menghapi ramadhan ini mengajak untuk menjadi muslim sejati dengan melakukan tindakan tindakan positif dari yang sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik lagi, seperti halnya ulat yang diutus oleh Allah SWT.berubah menjadi kepompong, dan akhirnya menjadi kupu kupu di alam terbuka.

Guru Isma (nama panggilan) mengatakan, ulat adalah hewan yang ditakuti dan menjijikkan bagi seseorang, bahkan tempat berlindungnya di dedaunan atau perkayuan,  yang juga memiliki sfat tidak baik merusak barang barang. Namun setelah ulat berupaya berubah menjadi kupu kupu bentuk dan sifatnya berubah menjadi lebih baik yaitu banyak disukai orang, warnanya menyenangkan, bahkan membantu dan menguntungkan orang lain.

Artinya bahwa yang dulunya dipandang menjadi insan yang jelek dan merugikan, namun setelah berubah menjadi hewan kupu kupu mengubah dirinya menjadi insan yang baik dan membatu insan lainnya. Ungkapnya.

Diakhir tausyiah Ustadz Isma Al-Matin mengajak kepada seluruh jamaah yang hadir untuk bersungguh sungguh dalam menjalankan ibadah di bulan suci Ramadahan guna menuju insan muttaqin.

 

 

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/mei/ziarah/ziarah-makam-7-492x321.jpg

Datangnya bulan Ramadhan menjadi momen tersendiri bagi sivitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII). Menjelang Ramadhan, banyak sivitas akademika yang memanfaatkan waktu tersebut untuk memperkuat nilai-nilai spiritualitas. Salah satunya lewat kegiatan ziarah ke makam para pendiri UII.

Di usianya yang ke-74 tahun, UII terus berkontribusi dalam memajukan pendidikan nasional. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari perjuangan dan pengorbanan para tokoh dan pemimpin terdahulu dalam membangun dan mengembangkan UII sehingga sebesar sekarang.

Ziarah ke makam para tokoh dan pimpinan UII dilaksanakan pada Kamis (25 Mei). Turut hadir Rektor UII, yaitu Nandang Sutrisno, SH., M.Hum., LLM., Ph.D., Dr., Drs., Nur Feriyanto, M.Si (Wakil Rektor II), Dr. Drs. Muntoha, SH, M.Ag (Direktur DPPAI), serta para pimpinan fakultas, civitas akademika UII lainnya dan para mahasiswa.

Ziarah dilaksanakan di 4 lokasi yang berbeda, salah satunya adalah Taman Makam Pahlawan Yogyakarta, tempat dimakamkannya Prof. Dr. Dr. Sardjito, Rektor UII periode 1963-1970. Diketahui pada masa jabatan beliau UII berkembang menjadi beberapa bidang studi di antaranya, Ekonomi, Hukum, Syari’ah, Tarbiyah, Teknik, Kedoteran dan Farmasi.

Selain menziarahi makam almarhum Sardjito, rombongan juga berziarah ke Taman Makam UGM, tempat dimakamkannya 3 tokoh UII, yaitu Prof. Dr. H. Ace Partadiredja, Prof. Dr. H. Zanzawi Soejoeti, M.Sc., dan Ir. R.H.A Sahirul Alim, M.Sc. Selanjutnya yaitu ke makam rektor pertama UII yaitu, Prof. KH. A. Kahar Muzakkir di Kotagede, Yogyakarta. Dan terakhir ke Makam mantan ketua Presidium dan Rektor UII pada 3 periode berturut-turut (1973-1986) yaitu GBPH. H Prabuningrat yang terletak di Makam Raja-Raja Imogiri. Tempat ini juga merupakan daerah adat yang di dalamnya juga disemayamkan Sultan Hamengkubuwono ke VII, VIII, dan IX.

Rektor UII Nandang Sutrisno, SH., M.Hum., LLM., Ph.D., menyampaikan, UII bisa berkembang besar seperti sekarang tak lepas dari jasa para tokoh pendahulu. Itulah kenapa, keluarga besar UII tak boleh melupakan jasa-jasa para perintis.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/mei/ziarah/img_8833ii.jpg

Hal senada disampaikan Dr. Drs. Muntoha, SH, M.Ag  selaku Direktur DPPAI, “Ziarah mempunyai maksud mengingat kematian, selain mendo’akan, ziarah khusus ini tentu mempunyai maksud untuk mengingat jasa, sikap dan warisan mereka yang sangat mulia”, ujarnya sesaat sebelum memulai do’a bersama untuk para almarhum.(BA/MHH)

 

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/mei/doctor/img_8629.jpg

Bencana ini tidak bisa dihadapi dengan aksi yang hanya bertujuan untuk penanganan sesaat dalam menyelesaikan kasus perkasus. Untuk menghadapi serta menyelesaikannya tentu saja dibutuhkan tenaga ahli dan salah satunya adalah teknik sipil. Disamping itu di Indonesia masih kekurangan tenaga teknik sipil yang bisa mengatasi bencana alam secara sistemik.

Demikian sambutan disampaikan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII)  Nandang Sutrisno, S.H.,LLM.,M.Hum.,Ph.D dalam peresmian melaunching Program Studi Strata 3 (S3) Doktor   Teknik Sipil Selasa (23 Mei) bertempat di Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta, yang  dihadiri dan disaksikan oleh Dekan, Ketua Program Doktor Teknik Sipil, Segenap Pimpinan FTSP UII, dan beberapa calon mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil (PDTS).

Rektor UII mengapresiasi FTSP membuka program doktoral, langkah ini  merupakan salah satu upaya dari UII untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli di bidang teknik sipil. Secara umum jumlah doktor di Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan negara tentangga seperti Malaysia. Ungkap Rektor UII.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/mei/doctor/dscf9108.jpg

Sementara Dekan FTSP UII (Dr.-Ing. Ir. Widodo, M.Sc.) mengatakan,  dengan adanya jenjang pendidikan doktoral (S3) dapat menjadi panutan bagi jenjang pendidikan di bawahnya. Pembukaan program doktor ini untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang teknik sipil yang saat ini cukup mendesak dan penting. Disamping itu juga untuk menciptakan metode atau teknik yang lebih baik, canggih, cepat, efisien, dan berdaya guna pada tahapan analisis desain, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Rasa terima kasihnya pun disampaikan kepada berbagai pihak yang terlibat sekaligus  mendukung upaya pendirian Program Doktor (S3) Teknik Sipil FTSP UII. Program Doktor Teknik Sipil FTSP UII  membuka pendaftaran sejak tanggal 15 Mei hingga 12 Agustus 2017, sedangkan proses perkuliah akan dimulai secara resmi pada 31 Agustus 2017 mendatang.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/mei/doctor/dscf9135.jpg

Pada kesempatan yang sama juga diselenggarakan paparan data oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Sutopo Purwo Nugroho. Diperlukan pendekatan berbasis social engineering berbasis komunitas untuk menyadarkan warga akan bahaya bencana. Secara umum sebagian masyarakat Indonesia dan Pemda belum siap menghadapi bencana besar. Ungkap Dr.Sutopo.

Lebih lanjut ia mengatakan, yang lebih menarik adalah 3 penelitian mengungkap kesiapsiagaan masyarakat menunjukkan pengetahuannya meningkat. Namun pengetahuan belum menjadi sikap, perilaku, budaya yang mengaitkan kehidupan bermitigasi bencana.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/mei/doctor/dscf9147.jpg

Sedangkan Prof. Ir. Widodo Prawirodikromo, MSCE., Ph.D selaku Ketua Program Doktor Teknik Sipil (PDTS) UII mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi dunia termasuk yang dihadapi bangsa Indonesia sangatlah mendasar, besar dan mendesak untuk segera diselesaikan. Sehingga pembukaan PDPT dilingkungan FTSP UII meruapakan suatu penghargaan sekaligus suatu tanggung jawab yang besar.