http://fcep.uii.ac.id/images/2017/Agustus/pelepasan.jpg

Masa Pensiun adalah masa yang akan dilalui oleh setiap pegawai, baik pegawai tetap maupun tidak tetap. Pertengahan hingga bulan Agustus 2017 ada 7 (tujuh) pegawai tenaga kependidikan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) telah memasuki usia purna tugas/pensiun. Acara pelepasan tersebut digelar pada hari Ahad 12 Agustus di Pantai Nglambor Wonosari Gunung Kidul. Dan pada acara tersebut juga dilakukan secara serentak pengantar pesan dan kesan kepada para purna tugas dengan    suasana haru namun tetap penuh keakraban dan canda tawa.

Ketiga  tenaga kependidikan tetap tersebut adalah Kasmin, Yaiyul Havid, Sumino; sedangkan keempat  tenaga kependidikan tidak tetap adalah  Joko Purnomo, Febri Chairutami, Skom, Faiz Albana, S.Kom, Nuriana Arifah, ST.

Dalam sambutannya Dekan FTSP UII yang diwakili oleh Dr.Ir.Tuti Sumarningsih, MT menyampaikan terimakasihnya yang mendalam kepada bapak bapak yang telah mengabdi FTSP UII hingga saat ini. Pelepasan ini bukan berarti kita untuk berpisah dianatara kita, namun dengan  purnatugas ini waktunya justru bisa untuk mengabdi di tengah tengah masyarakat berjuang lebih luas lagi untuk agama, nusa dan bangsa dengan niat beribadah kepada Allah SWT.

Senada dengan Dr.Ir.Tuti Sumarnigsih, sambutan dari pengurus Ikatan Keluarga Pegawai ((IKP) Dr.Ir.Sri Amini Yuni Astuti, MT mengajak kepada bapak bapak dan Ibu ibu yang  saat ini purnatugas  waktunya bisa untuk mengabdi di tengah tengah masyarakat berjuang lebih luas lagi untuk agama, nusa dan bangsa dengan niat beribadah kepada Allah SWT, baik habrur minalla maupun habrur minnas.

Agama jangan sampai dilepas, beribadah jangan terlewatkan, dan keahlian yang dimiliki dapat ditularkan kepada masyarakat supaya lebih bermanfaat kepada orang lain. Artinya bahwa kebersamaan dan semangat beribadah untuk tetap dijaga walaupun statusnya sudah berganti menjadi purna tugas. Ungkapnya.

Hanya bisa terucap terima kasih atas pengabdianmu sungguh semua jasa jasamu kan selalu melekat di angan,  tak akan sirna dipikiran dan tak akan pudar dalam sanubari…

 

 

 

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/Agustus/workshop2.jpg

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP)  adalah bagian dari Universitas Islam Indonesia (UII), kita perlu mengangkat diri ke depan seperti yang telah dikonsep oleh team yaitu rancangan 100 (seratus) tahun ke depan atau 100 tahun berdirinya UII. Hal ini pula sudah kita diskusikan sebelumnya dengan  trend yang sangat bagus sekali. Tahun 2018 akan terjadi subsesi dari level Badan Wakaf, Rektorat, Dekanat, dan Prodi, oleh karenanya bagi para dosen yang masih muda untuk bersiap siap untuk menggantikannya. Kepada para dosen mohon berperan aktif dan berpartisipasi, sekecil apapun kontribusi sangat diharapkan yang akan ditampung oleh tim. 

Demikian dituturkan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam pembukaan  workshop 1 tentang Penyusunan Roadmap Pengembangan Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka, pada Selasa (8 Agustus) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII, Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta, yang dihadiri dan sekaligus sebagai nara sumber   Dr.Ir.Harsoyo, M.Sc (Mantan Rektor UII), KH.Muhammad Jazir ASP, dan Dr.Sumaryono, M.Si.

Selaku narasumber Dr.Ir.Harsoyo, M.Sc  mengupas tentang Organisasi FTSP UII di masa depan. Ia menegaskan, FTSP UII 2045 kapasitasnya adaptif dinamis, efektif dan efisien simple, taat visi, sistem merit (unit dan individu), kinerja obyektif, dan good will. Ia pun mengaku bahwa saat ini sudah adanya industri global, penyedia utama SDM industri regional. Oleh karenanya kita harus adaptiv terhadap teknologi dan IT yang ada, kita harus handal strategis analitik taktis dan operasional teknis.

Sementara KH.Muhammad Jazir ASP menyuguhkan thema menjadi rahmatan lil’alamin dalam pergaulan internasional. Universitas Islam Indonesia (UII) adalah penghasil pemimpin oleh karenanya diperlukan paradigma baru yang dapat meluluskan para mahasiswa yang benar benar memiliki nilai nilai yang Islami. KH.Muhammad Jazir menekankan bahwa karakter mahasiswa sangat diperlukan dan ditanamkan sedini mungkin disamping ditanamkan kemampuan literaturnya.  

KH.Muhammad Jazir menambahkan, Islam bukan branding tetapi paradigma yaitu leading yang menghasilkan pemimpin yang Islami, yang mampu menyediakan produk untuk pasar paling tidak 30% tingkat dunia secara Islami pula, mengutamakan sumber daya Indonesia hingga memiliki trendsenter urusan sandang secara sunnah Rasulullah SAW, memiliki pangan halalan thoyyiban, serta memiliki papan sistem hunian tata ruang, lingkungan, industri insfrastruktur, fasilitas logistik, sistem pusat peradaban, jaringan dan kesejahteraan hingga bisa menjadi pengawal bangsa.

Motivasi kepada pendidik dalam rangka menghadapi generasi masa depan disampaikan oleh Dr.Sumaryono,  M.Si  dengan menamakan guru inspiratif. Mencintai profesi sebagai pengajar harus ditanamkan dan dinikmati pengalamannya, serta diminta untuk dirasakan kebahagiaannya. Hadirkan diri anda sepenuh hati di hadapan mahasiswa karena inspiratif seorang guru yang kehadirannya akan dirindukan oleh siswanya.

 http://fcep.uii.ac.id/images/2017/Agustus/workshop2.jpg

Ada 4 (empat) cara bisa menjadi guru yang inspiratif yaitu cintailah profesinya menjadi guru (pengajar), jadilah tauladan di tengah tengah para murudnya, menjadi pembelajar yang benar benar sejati, dan piawai mengelola kelas. Kitapun tidak cocok menjadi guru bilamana kita berlaku pemarah, pembangkang, pemalu, pemalas, dan mengeluh. Ungkapnya.

 

Formulasi Manifesto FTSP 2045 difasilitatori oleh Dr.Ir.Arif Wismadi, M.Sc dengan hasil di bidang I (Akademik) adalah FTSP yang inovatif, integratif, multi dan interdispliner, prediktif menuju islamic leadeship. Bidang II (Administrasi dan Keuangan) FTSP UII sebagai institusi dengan manajemen proses yang efektif dan sistem informasi yang memperkuat eksistensi institusi, pendukung resource sharing bersifat adaptif, multi porpuse, dan fleksibel serta fasilitas laboratorium dan infrastruktur handal untuk mendukung keunggulan akademik dan pengembangan karir dosen berkarakter unggulan. Bidang III (Kemahasiswaan) FTSP UII menghasilkan pemimpin yang berakhlak mulia melalui pendidikan karakter dan leadership yang baik, peningkatan motivasi dan etos karier, penegakan aturan yang berlaku, pemetaan minat dan bakat didukung penguatan hubungan alumni dan prodi serta promosi yang terstruktur sistematis dan masif.

Program Profesi Arsitektur (PPAr) FTSP UII Adakan Workshop Manajemen

Program Profesi Arsitektur (PPAr) Fakultas Teknik Sipil  FTSP (FTSP) Universitas Islam Indonesia UII bekerjasama dengan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Workshop bagi mahasiswa Program Profesi Arsitektur UII tentang Manajemen Konstruksi. Workshop berlangsung selama 2 (dua) hari 3 dan Agustus bertempat di Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta diikuti 15 (lima belas) peserta  PPAr UII.

Sebagai narasumber Dr.Ir.Tuti Sumarningsih, MT yang mengupas Manajemen Konstruksi Bangunan yang ada di Indonesia kemarin Kamis (3 Agustus). Pada umumnya manajer memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, serta penyusunan staf. Namun dari sisi tingkat atau level manajemen dapat dibagi menjadi 3 (tiga) macam,  Top Manager, Middle Manager, dan First-Line Manager.

Top Manager (Manajer Puncak) adalah keseluruhan kinerja dan keefektifan dari suatu perusahaan. Manajer tingkat puncak membuat kebijakan, keputusan dan strategi yang berlaku secara umum pada suatu perusahaan. Manajer puncak juga yang melakukan hubungan dengan perusahaan lain dan pemerintah. Middle Manager (Manajer Menegah) berada di antara manajer puncak dan manajer lini pertama. Manajer ini bertugas mengimplementasikan strategi, kebijakan serta keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas atau puncak.

Tuti Sumarningsih menambahkan, First-Line Manager (Manajer Lini Pertama) itu kebanyakan melakukan pengawasan atau supervisi para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baik. Manajer lini pertama juga memiliki andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian strategi yang telah ditetapkan.

Dari sisi jumlah, jumlah dari atas ke bawah berbentuk kerucut atau piramida, yaitu semakin tinggi level atau tingkatan seorang manajer, maka semakin sedikit jumlah manajer pada tingkatan tersebut. Ungkap Tuti Sumarningsih.

Sedangkan hari ini Jum’at (4 Agustus)  Noor Andi Wijayanto, S.T., M.Sc., MBA Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah Realestate Indonesia (DPD REI) DIY sebagai narasumber workshop manajemen mengupas tentang Manajemen Pengembangan.

Noor Andi Wijayanto menuturkan bahwa jumlah penduduk indonesia meningkat, sementara ketersediaan ruang, energi dan air sangat terbatas. Oleh karenanya diperlukan pemecahan masalah melalui manajemen pengembangan.

Kebutuhan energi Indonesia yang semakin hari semakin meningkat memamng memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. Setiap tahunnya jumlah penduduk Indonesia selalu bertambah, pertumbuhannya sangat cepat.

Sebagai negara yang berkembang, pertumbuhan yang pesat ini memberikan dampak kepada kehidupan manusia di dalamnya. Aspek yang sangat terpengaruh oleh pertumbuhan penduduk ini adalah penggunaan energi. Energi yang dibutuhkan semakin hari semakin meningkat, sedangkan ketersediaan energi tersebut terbatas, oleh sebab itu hal  perlumen dapatkan perhatian khusus.

Energi sendiri dibutuhkan manusia untuk menunjang berbagai kebutuhan dalam hidup, baik dalam sektor industri, rumah tangga, transportasi, dan kebutuhan kebutuhan lainnya. Semakin tinggi penduduk dalam suatu negara maka jumlah kebutuhan energi juga akan semakin meningkat.