Api berikut asap mengepul di Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) lantai 2, asap yang sempat masuk dalam ruang kuliah mengakibatkan dosen dan mahasiswa heboh. Kebakaran….! Kebakaran…! Kebakaran….silakan segera keluar……..! Itulah teriakan team simulasi penanganan darurat kebakaran FTSP UII ketika sirine dibunyikan Jum’at (18 November).
Kepulan asap dan api yang menyala nyala tersebut ternyata hanyalah simulasi yang dilakukan pihak FTSP UII guna belajar dan untuk lebih siap dan siap terus dalam menangani menyelamatkan dan mengantisipasi warga dan seluruh civitas akademika jika terjadi bencana.
Alhamdulillah kita telah menyelamatkan semuanya, simulasi ini melatih mengamankan dan menyelamatkan, serta mengantisipasi terjadinya bencana yang tidak kita duga datangnya. Karena resiko tanggungjawab terletak di tangan kita semua.
Rencana Tanggap Darurat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh masyarakat lingkungan kerja yang bertujuan untuk mengantisipasi datangnya keadaan darurat sehingga semua orang pada saat itu mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk selamat. Alasannya sederhana, karena kita tidak tahu kapan bencana itu datang, maka dari itu kita membutuhkan ketersediaan kita untuk menghadapinya.
Demikian disampaikan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam sambutan pembukaan dan berkumpulnya evakuasi di tempat titik nol dalam simulasi penanganan darurat kebakaran FTSP UII.
Narasumber dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman (Sarjuli) dalam paparannya mengatakan, dalam situasi darurat kebakaran alarm sirine kebakaran dibunyikan. Peringatan alarm pertama merupakan tanda bekerjanya sistem yang nampak pada panel alarm lantai dan alarm utama. Pemberitahuan untuk siaga bagi seluruh peserta untuk umum maupun institusi dibagai menjadi 2 (dua) tahab, pengecekan ke lokasi dan pemberitahuan hasil (terjadinya alarm palsu atau kebakaran). Sedangkan peringatan kedua merupakann tanda dimulaianya tindakan evakuasi setelah memperoleh konfirmasi akan kondisi kebakaran yang terjadi. Pemberlakuan evakuasi harus melalui sistem yakni pemberitahuan umum.
Sarjuli menyarankan, pada saat evakuasi diminta tetap tenang (jangan panik), segera menuju ke tangga darurat yang terdekat, berjalanlah biasa dengan cepat (jangan lari), lepaskan sepatu dengan hak yang tinggi, jangan membawa tas yang lebih besar dari tas kantor, beritahu tamu atau pelanggan yang berada dalam ruangan, jika terjebak kepulan asap kebakaran maka tetap menuju ke tangga darurat dengan mengambil nafas cukup pendek pendek, bila terpakasa harus menembus kepulan asap maka tahanlah nafas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.
Sebelum bertindak mengevakuasi perlu diperhatikan penolong aman diri (tidak panik), gunakan alat pengaman diri sebelum melakukan pertolongan (misilnya memakai masker), amankan korban dari lokasi kebakaran, jangan teburu buru membawa korban ke rumah sakit, lakukan pertolongan di tempat kejadian dengan area aman, dan segera hubungi ambulance. Jika terdapat cidera akibat panas lakukan prioritas pertolongan dengan mengamankan jalan nafas (jelaga di rongga hidung, keracunan CO), menghentikan proses luka bakar (buka pakaian cuci dengan air bersih, dan segera diselimuti), penanganan akses intravena (dengan tenaga medis). Ungkap Sarjuli.