Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) terus berupaya untuk menjalin kerjasama baik dengan pihak internal maupun eksternal. Untuk kali ini kerjasama yang dijalin adalah dengan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Proses penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) secara resmi dilakukan oleh Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D. dan Ketua Dewan Pimpinan Propinsi (DPP) INKINDO DIY, Ir. Dwiaryo Dyatmiko, M.Si, AA, GA. pada Sabtu, 14 Dzulhijjah 1442 H/24 Juli 2021 secara daring.
Dalam sambutannya, Miftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D. menyampaikan bahwa MoU atau kerjasama tersebut sangat penting yang di antaranya untuk mengimplementasikan merdeka belajar kampus merdeka. Menurutnya, ke depan nanti lebih luas lagi cakupannya yaitu tidak hanya mahasiswa dan calon alumni, tapi juga bagi sesama pelaku di bidang profesional jasa konstruksi. “Lingkup kerjasama ini di antaranya dalam bidang pembelajaran di luar kampus, pendidikan, penelitian, pengembangan, dan pengabdian masyarakat baik di lingkungan FTSP UII maupun di INKINDO DIY. Selain itu juga dalam hal pembelajaran publik, misalnya seminar, workshop, dialog, atau webinar,” tuturnya.
Selain penandatanganan MoU, sebagai rangkaian dari agenda tersebut, pada kesempatan yang sama digelar webinar dengan mengangkat tema “Bisnis Konsultan di Masa Pandemi” dengan menghadirkan narasumber Ir. Dwiaryo Dyatmiko, M.Si, AA, GA. dengan materinya “Bisnis Konsultan Membangun Peradaban” dan Ir. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI, AA. dengan materinya yang berjudul “Bisnis Jasa Konstruksi di Masa Pandemi”.
Dalam paparannya, Ir. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI, AA. menyatakan bahwa terkait sumber dana dan relokasi selama pandemi, 31% perusahaan konsultan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pegawai tetap di bawah 10 orang, dan 28% lainnya melakukan PHK pegawai tidak tetap sebanyak 5 orang. Sedangkan sumber pendanaan perusahaan konsultan yang paling besar berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan yang paling kecil dari dana asing 34%. Sementara, perusahaan konsultan yang sumbernya APBD terkena dampak relokasi anggaran lebih besar 75%. “Ada sekitar 315 perusahaan konsultan yang sumbernya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terkena dampak relokasi anggaran antara 25%-50% sedangkan 35% perusahaan konsultan yang sumbernya Badan Usaha Miik Negara (BUMN) terkena dampak relokasi anggaran kurang dari 25%,” ungkapnya.
Ketua Program Studi (Kaprodi) Profesi Arsitek FTSP UII tersebut juga menjelaskan tentang Building Information Modeling (BIM) Project 4D & 5D Solusi Norma Baru, yaitu BIM level 0, mampu membuat gambar 2D dan tanpa kolaborasi, BIM level 1, pengguna BIM sudah mampu memodelkan gambar secara 3 dimensi, BIM level 2, kolaborasi pengguna BIM memodelkan gambar 3 dimensi disertai dengan perhitungan volume, schedule, dan biaya serta BIM level 3, berkoordinasi dengan pihak lain melalui layanan terpadu berbasis awan. “Mulailah bisnis Anda sendiri bukan hanya sebagai pekerjaan, namun sebagai cara hidup,” pesannya.
Sementara itu, Ir. Dwiaryo Dyatmiko, M.Si, AA, GA. diawal materinya menyampaikan visi, misi, struktur organisasi dan sebaran keanggotaan INKINDO DIY yang dikelolanya. Lebih lanjut ia juga mengungkapkan bahwa strategi optimalisasi jasa konsultasi secara digital adalah menggunakan metode baru yang berbasiskan teknologi informasi dalam menghasilkan produk jasa konstruksi, jasa konsultasi perancangan, jasa konsultasi pengawasan, jasa konsultasi kajian dan pekerjaan konstruksi. “sedangkan dalam hal perlindungan sumber daya manusia, selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara maksimal, menjalin kerjasama dengan fasilitas kesehatan, memanfaatkan asuransi kesehatan atau perlindungan tenaga kerja dan Work from Home jika memungkinkan,” ujarnya.
Acara yang diikuti oleh sekitar 150 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, alumni, praktisi dan konsultan tersebut diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab.
Senin, 16 Dzulhijjah 1442 H/26 Juli 2021, secara daring, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan kajian rutin senin pagi dengan tema “Apa kata Al Qur’an tentang Waktu” dengan menghadirkan narasumber ustadz. Drs. H. M. Husein Dahlan, M.A. Beliau merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.
Acara secara resmi dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, M.T. yang dalam sambutannya berharap dengan diadakannya kajian ini agar seluruh civitas akademik FTSP UII dapat menambah ilmu dan pengalaman. Beliau juga berharap agar ilmu yang telah diperoleh nantinya dapat diteruskan kepada orang lain dan juga diamalkan. Selain itu juga mengajak kepada warga FTSP UII untuk selalu bersyukur. “Meskipun dalam suasana pandemi, tetapi kita wajib bersyukur, karena masih diberikan kesempatan untuk mengabdi di institusi tercinta ini,” tuturnya.
Sementara itu, ustadz. Drs. H. M. Husein Dahlan, M.A. dalam materinya mengungkapkan bahwa menurut beliau kehidupan ini adalah suatu perjalanan menuju tempat kembali. Perjalanan ini berangkat dari Allah dan akan kembali lagi kepada Allah. Menurutnya terdapat 3 alam dalam perjalanan tersebut yaitu yang pertama alam malakut (alam ruh) kemudian yang kedua yaitu alam rahim, lalu alam yang ketiga yaitu alam di dunia ini hingga meninggal kemudian berkumpul di padang masyhar.
Dari proses kehidupan waktu tersebut membutuhkan kendaraan yang berupa waktu. Kalau di dunia dihitung dengan hitungan hijriah dan juga hitungan masehi. Dalam surat Al-Hajj ayat 47 menjelaskan bahwa 1 hari di akhirat sama dengan 1000 hari di bumi. Dalam surat lain yaitu Surat Al-Mu’minun ayat 112-114 menjelaskan bahwa pada intinya manusia tinggal di bumi ini hanya sebentar saja.” Dengan adanya kedua surat tersebut yang menjelaskan perumpamaan waktu di akhirat dengan waktu di bumi, maka sebagai umat manusia tentunya kita semua dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya yang telah diberikan oleh Allah SWT.,” ungkapnya.
Lebih lanjut sosok yang pernah mengajar di FTSP UII selama puluhan tahun tersebut menjelaskan kandungan dalam firman Allah surat Ad-Dhuha dan surat Asy-Syams yang menjelaskan mengenai sinar matahari yang terbit di waktu dhuha.
Pada kesempatan tersebut ia juga menceritakan bahwa sempat bertemu dengan salah satu ustadz Arab, lalu berdiskusi mengenai makna dan kegunaan dari ayat yang ada di dalam surat tersebut. Warga Arab tersebut mengatakan bahwa barang siapa yang bisa memanfaatkan sinar matahari di waktu dhuha, dia akan terhindar dari sakit mata. Ia pun mempraktikkan apa yang beliau katakan. “Jadi matahari di waktu dhuha, ketika warna sinar matahari masih berwarna merah kemudian dipandang sekitar hitungan 10 hingga 20 detik kalau bisa dilakukan rutin setiap hari, maka akan terjadi perubahan mata yang positif,” ujarnya.
Dalam kajian yang diikuti oleh sekitar 70 peserta tersebut, ia menambahkan bahwa sesuai ajaran Islam waktu siang digunakan untuk bekerja. Dan waktu malam digunakan untuk waktu istirahat. Namun akan lebih baik lagi meskipun malam hari digunakan untuk beristirahat tetapi dapat terbangun di sepertiga malam untuk melakukan ibadah sholat malam. Rasulullah bersabda bahwa jagalah 5 waktu sebelum datang 5 waktu. “Yang pertama jagalah waktu mudamu sebelum masa tuamu. Yang kedua jagalah waktu sempatmu sebelum waktu sempitmu. Yang ketiga jagalah waktu kayamu sebelum jatuh masa miskinmu. Yang keempat jagalah waktu sehatmu sebelum jatuh masa sakitmu. Yang kelima jagalah masa hidupmu sebelum masa matimu,” pungkasnya.
Meskipun dalam suasana pandemi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) tetap secara rutin menyelenggarakan kajian Senin pagi. Dalam menyiasati pelaksanaan kajian agar tetap berjalan yaitu dilakukan secara virtual dengan media Zoom.
Begitu juga pada kajian Senin, 28 Juni 2021, di mana pada kesempatan tersebut menghadirkan ustadz Habib Hasan Abdullah Alkaff, S.H., S.Pd., M.A.P., CI., dan dihadiri oleh sekitar 94 yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan FTSP UII.
Dalam uraian materinya beliau mengajak untuk selalu menerapkan optimal thinking, yaitu pikiran, hati, ucapan, dan perilaku untuk selalu positif. Menurutnya, dengan ber-husnudzon dengan siapapun, akan dapat mengambil ilmu dan hikmah pada setiap keadaan. “Berprasangka baik akan memberikan hikmah dalam setiap kondisi dan keadaan,” ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil bang Hasan tersebut juga menyampaikan dan mengajak untuk selalu istiqomah dengan menerapkan 3T, yaitu Tunduk pada Allah SWT, Taat pada ajaran yang dibawa Rasulullah, dan Tawadhu’ pada guru, pimpinan, orang tua, dan orang-orang yang wajib dihormati. Dengan menerapkan 3T, Insya Allah keberkahan akan selalu menyertai, sehingga selalu dimudahkan dan selalu mensyukuri segala nikmat tanpa batas dan selalu bahagia tanpa syarat.
“Beliau juga mengutip surat Al-Insyiroh, yang dalam surat tersebut dijelaskan bahwa pada setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Pada masa pandemi ini, pasti Allah SWT menyertai kemudahan-kemudahan dan hikmah yang mungkin tidak kita sadari.” tandasnya.
Sosok yang berpengalaman dibidang Consultant of Marketing Communication & Customer Service, Public Relation maupun Service Excellence serta ahli dalam hipnoterapi tersebut, dalam kesempatan itu juga memberikan motivasi kata dalam penyampaian materinya, sehingga menambah suasana makin hidup dan para peserta semakin antusias dalam mengikuti kajiannya.
Acara yang secara resmi dibuka oleh Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, S.T, M.T., Ph.D. dalam sambutan dan arahannya mengajak kepada keluarga besar FTSP UII untuk selalu bersyukur. Menurutnya, pada masa pandemi ini, banyak sekali hikmah yang harus disyukuri. Selalu ada hikmah di balik musibah.
Beliau juga mengingatkan bahwa banyak sekali nikmat Allah SWT yang tidak bisa dihitung, tetapi wajib disyukuri. “Dengan bersyukur niscaya Allah SWT akan menambah nikmat dan segala urusan akan dimudahkan baik di dunia maupun akhirat,”pesannya.
Wallahua’lam bishawab