Jurusan Teknik Sipil FTSP UII Gelar The 2nd CE ReForm “Menuju Infrastruktur Berkelanjutan Melalui Inovasi Teknologi Ketekniksipilan”

Jurusan Teknik Sipil (JTS) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Civil Engineering Research Forum untuk kali keduanya (The 2nd CE ReForm) pada hari Senin, 21 Jumadilakhir 1443 H/24 Januari 2022. CE ReForm merupakan forum bagi para insan teknik sipil dan lainnya yang terkait untuk mendiskusikan hasil penelitian terkini. Forum ini merupakan wadah diseminasi hasil penelitian bagi dosen dan mahasiswa teknik sipil baik dari perguruan tinggi swasta maupun negeri, pusat studi, serta instansi pemerintah maupun swasta.

Dengan mengusung tema “Menuju Infrastruktur Berkelanjutan melalui Inovasi Teknologi Ketekniksipilan”. Kegiatan tersebut diharapkan mampu memberi kesempatan para peserta untuk dapat saling berbagi hasil penelitian melalui presentasi dan tulisan yang baik, dan selanjutnya dapat dipublikasikan melalui prosiding ber-ISBN (International Standard Book Number). Acara yang dilaksanakan secara daring tersebut secara resmi dibuka oleh Prof. Ir. Widodo, MSCE., Ph.D., Ketua Jurusan Teknik Sipil FTSP UII.

Keynote speaker Ashar Saputra, S.T., M.T., Ph.D. dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada dengan materinya “Penggunaan Viscoelastic Damper pada Bangunan Gedung” pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa penguasaaan teknologi baru perlu disebarluaskan agar bisa diterapkan secara luas dan meningkatkan kualitas infrastruktur, khususnya pada bangunan gedung. Menurutnya, sistem rangka penahan gaya lateral sudah banyak dimanfaatkan sebagai teknologi yang relatif sederhana pada proses perencanaan dan pelaksanaannya. “Perlu peningkatan pemanfaatan teknologi pendisipasi energi atau pengontrol getaran untuk meningkatkan kinerja bangunan, baik pada bangunan baru maupun pada bangunan eksisting,” tuturnya.

Narasumber Maheswara Vidya Aditama, S.T. dari PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dalam materinya “State of the art: Implementasi BIM” menyatakan dalam pelaksanaan proyek, Building Information Modelling (BIM) digunakan dalam setiap tahapan proyek, mulai dari BIM for tender documentation, tahap pra konstruksi, tahap konstruksi (construction management) sampai dengan hand over ke owner (building management). Dimensi BIM sampai saat ini adalah 3D, 4D, 5D sampai dengan 8D yang merepresentasikan jenis data yang divisualkan atau disimulasikan dengan model BIM. “Pada prinsipnya, dimensi kedelapan dalam BIM adalah menyangkut keselamatan dan pencegahan kecelakaan di lokasi konstruksi. Dengan kata lain, BIM 8D menambahkan dimensi keselamatan pada model, dengan memprediksi kemungkinan risiko dalam proses operasional dan konstruksi, serta menambahkan elemen keselamatan dan indikator risiko,” ungkapnya.

Kegiatan tersebut juga menghadirkan Akhyar Mushtofa, S.T., M.Eng. dari Balai Teknik Sabo Yogyakarta dan Dr. Ir. Edy Purwanto, CES., DEA., dosen Teknik Sipil FTSP UII. Tercatat total naskah yang dipresentasikan sekitar 23 yang meliputi enam sub tema yaitu, Struktur, Manajemen Konstruksi, Sumber Daya Air, Transportasi, Geoteknik, dan Kebencanaan serta diikuti lebih dari 200 peserta.