Program Studi Profesi Arsitek, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) kembali melantik 30 lulusan angkatan ke 15 tahun akademik 2024/2025 pada 20 Syawal 1446 H/19 April 2025 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII. Prosesi pelantikan ditandai dengan pengucapan Sumpah Keprofesian Arsitek (SKA) dihadapan Majelis Sumpah Keprofesian Arsitek, yang nantinya menjadi tonggak awal bagi para lulusan untuk meniti karier di dunia praktik arsitektur.

Ketua Program Studi Profesi Arsitek UII, Dr. Ar. Yulianto Purwono Prihatmaji, ST., MT., IPM., IAI, melaporkan bahwa dari total lulusan, sebanyak 27 mahasiswa meraih predikat cumlaude. Capaian tersebut mencerminkan kualitas akademik dan sistem pendidikan yang diterapkan di UII, khususnya dalam program profesi arsitek. Beberapa nama yang menonjol dengan nilai akademik tertinggi antara lain Nisrina Nur Baiti dengan IPK 3,98, disusul Nabiela Salma Fasya meraih IPK 3,97. Selain itu, Harvi Dievana Silmi Nabila Azmy, Shofa Setiyani, Fida ‘Azmi Oceany, dan Fadia Ailsa Khilda juga berhasil mencatatkan IPK 3,96.

Yulianto Purwono Prihatmaji juga menyampaikan bahwa selama menjalani pendidikan profesi selama satu tahun, para mahasiswa dibekali pengalaman praktik melalui proyek-proyek arsitektur multidisiplin bersama para ahli, advokasi desain berbasis komunitas, hingga kegiatan studio di biro arsitek yang tergabung dalam Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) dan Yogyakarta Young Architect Forum (YYAF).

Para lulusan juga menghasilkan karya ilmiah dan intelektual, seperti buku ber-ISBN Perancangan Partisipatif Arsitektur Pesantren, serta dua karya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berjudul Permukiman Wedikengser Bantaran Sungai Winongo dan PETA BUMI: Penataan Tanah Indung Bumijo. Selain itu, mahasiswa juga berpartisipasi dalam proyek kerja sama dengan Bappeda Yogyakarta berupa desain Booth Ruang Laktasi dalam mata kuliah Arsitek Ulil Albab. “Program ini dirancang untuk menanamkan nilai kepemimpinan, kepekaan sosial, dan kemampuan kerja lintas disiplin kepada para calon arsitek. UII juga menjalin kemitraan erat dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dalam membekali lulusan dengan nilai etika dan tanggung jawab sosial profesi,” ungkapnya.

“Kami menyerahkan para lulusan kepada IAI untuk selanjutnya didampingi dalam karir keprofesian mereka. Semoga mereka senantiasa membawa semangat berkarya, beretika, dan mengabdi bagi kemajuan arsitektur Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si dalam sambutannya berpesan kepada arsitek baru UII untuk selalu mengasah literasi teknologi dan budaya agar sebagai seorang arsitek tidak ketinggalan perkembangan. Selain itu, arsitek perlu untuk terus menumbuhkan karakter positif saat nantinya mengadikan diri dengan bekerja keras, dapat diandalkan, menghargai perbedaan, dan mampu melayani dengan profesional.

“Jadilah arsitek yang selalu melakukan inovasi, mampu berkontribusi bagi masyarakat, menjaga kelestarian lingkungan, keseimbangan ekosistem, dan membangun perkembangan dengan keselarasan lingkungan,” tegasnya.

Selanjutnya, Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ar. Georgius Budi Yulianto, IAI., AA berpesan juga dalam sambutannya bahwa era disrupsi dan digitalisasi khususnya kecerdasan buatan saat ini tidak terelakkan untuk semua profesi termasuk arsitek. Menurutnya, arsitek harus mengikutsertakan kecerdasan buatan dalam praktik kearsitekan tanpa melanggar etika.

“Jangan berhenti untuk memahami etika karena dengan etika yang baik akan bisa memanfaatkan kecerdasan buatan untuk tujuan yang baik bukan untuk mengelabuhi,” ujarnya.

Dewi Larasati, S.T., M.T., Ph.D., selaku Sekretaris Jenderal Asosiasi Perguruan Arsitektur Indonesia (APTARI) berpesan menjadi arsitek profesional saat ini bukan hanya keterampilan menggambar atau kemampuan teknis kontruksi. Arsitek dituntut menjadi agen perubahan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat, merespons konteks lokal, dan tetap berpijak pada etika profesi ditengah tantangan krisis iklim global, ketimpangan sosial, dan tantangan urbanisme yang kompleks.

Menjadi arsitek bukan hanya sebagai karier, melainkan amanah peradaban. Arsitek tidak hanya merancang bangunan tetapi juga mewujudkan nilai menghadirkan ruang hidup yang adil, dan merawat bumi sebagai rumah bersama.

“Lulusan profesi arsitektur tidak cukup dibekali dengan keterampilan individual, tetapi juga tumbuh dalam ekosistem pembelajaran lintas disiplin, berpijak pada kolaborasi, dan peka terhadap dinamika sosial budaya,” ungkapnya

Secara resmi acara di buka oleh Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. Berkenan hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Bagian Umum LLDIKTI V, Tego Sudarto, S.E., M. M., Ketua IAI DIY, Ar. Barito Buldan Rayagandarito, S.T., M.A., IAI., GP., Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan sambutan secara daring, orang tua mahasiswa, dan tamu undangan.

(Yogyakarta, 14 April 2025) Suasana penuh semangat dan antusiasme mewarnai kunjungan dari SMA Citra Islami Yayasan Islamic Village, Tangerang, Banten ke Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII). Rombongan yang terdiri dari 56 siswa dan 5 guru pendamping ini disambut hangat oleh jajaran civitas akademika FTSP UII dalam rangkaian kegiatan edukatif yang tak hanya memperluas wawasan, tetapi juga menginspirasi langkah masa depan para siswa.

Acara dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI, selaku Dekan FTSP, yang menyampaikan sambutan penuh motivasi. Selanjutnya, Stefy Prasasti Anggraini, S.T., Ar., M.Arch, selaku Ketua Penerimaan Kunjungan, memaparkan secara menarik tentang sejarah, perkembangan, hingga program-program unggulan UII, khususnya di FTSP.

Para peserta tampak antusias saat diperkenalkan dengan berbagai Program Studi di FTSP — yaitu Teknik Sipil, Arsitektur, dan Teknik Lingkungan — serta peluang besar yang ditawarkan melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Tidak hanya itu, mereka juga diajak untuk menyelami bagaimana perkembangan dalam dunia teknik dan perencanaan, membuka cakrawala baru dalam pendidikan tinggi.

Dipimpin oleh Ibu Mita Trilianti., S.Pd., selaku Kepala Sekolah, rombongan dengan penuh semangat mengikuti setiap sesi. Para siswa juga mendapatkan informasi praktis seputar proses pendaftaran UII melalui situs resmi https://pmb.uii.ac.id/  serta layanan informasi tambahan melalui https://fcep.uii.ac.id.

Kunjungan menjadi semakin menarik ketika siswa-siswi diajak menjelajahi berbagai laboratorium canggih milik FTSP, yang menjadi pusat pembelajaran dan riset. Mereka juga berkesempatan untuk berdiskusi langsung dengan para Dosen ahli seperti Johanita Anggia Rini, M.T., Ph.D. dari Prodi Arsitektur, Dinia Anggraheni, S.T., M.Eng. dari Prodi Teknik Sipil, dan Ikrom Mustofa, S.Si., M.Sc. dari Prodi Teknik Lingkungan, yang membagikan wawasan mendalam seputar bidang keahlian mereka masing-masing.

Keseruan pun semakin terasa dengan sesi kuis interaktif yang digelar oleh tim Marketing Communication (MARCOMM) FTSP. Siswa-siswi yang aktif menjawab pertanyaan mendapatkan hadiah menarik, menambah keceriaan dan semangat dalam kunjungan ini.

Sebagai penutup rangkaian kegiatan, para siswa diajak menjelajahi berbagai laboratorium unggulan FTSP yang menjadi kebanggaan kampus, seperti Laboratorium Reka, Rupa, dan Ruang (RRR), Laboratorium Kualitas Lingkungan Hidup, hingga Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik. Di sinilah mereka bisa melihat langsung bagaimana teori berpadu dengan praktik dalam ruang-ruang inovatif yang dilengkapi fasilitas modern.

Dengan mata yang berbinar dan rasa penasaran yang tinggi, para siswa menyaksikan sendiri bagaimana proses riset dan pembelajaran berlangsung dari desain arsitektur yang kreatif, pengujian kekuatan material, hingga analisis kualitas lingkungan yang kompleks.

Lebih dari sekadar kunjungan, momen ini menjadi jendela masa depan bagi para siswa; memperkenalkan mereka pada dinamika dunia kampus, memicu rasa ingin tahu yang lebih dalam, serta menumbuhkan semangat untuk menggali potensi diri. Kunjungan ini bukan hanya tentang mengenal FTSP UII, tapi tentang menyalakan mimpi dan harapan menuju karir cemerlang di bidang teknik sipil, arsitektur, dan teknik lingkungan.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Pesantren Ramadan 1446 H dengan mengusung tema “Keluarga Tangguh” pada 21 Ramadan 1446 H/21 Maret 2025 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII. Secara resmi acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, MT.

Pada kesempatan tersebut menghadirkan narasumber Ir. Dwi Puguh Pranowo, Owner Kandang Ingkung Resto dan Kopi Yogyakarta dan Dr. Nur Kholis, S.Ag., S.E.I., M.Sh.Ec., Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII.

Ir. Dwi Puguh Pranowo dalam materinya mengungkapkan bahwa keluarga tangguh Islami adalah keluarga yang memiliki kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam. Menurutnya, karakteristik keluarga tangguh dengan berlandaskan pada nilai-nilai Islam diantaranya adalah setiap anggota keluarga berkomunikasi dengan efektif dan terbuka, memiliki hubungan yang kuat dan harmonis, menghadapi dan mengatasi kesulitan atau konflik dengan cara yang sehat dan konstruktif, serta dapat beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang ada.

“Dengan memiliki karakteristik dan nilai-nilai Islam tersebut, keluarga tangguh Islami dapat menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang sehat dan konstruktif,” ungkapnya.

Sementara itu, Dr. Nur Kholis, S.Ag., S.E.I., M.Sh.Ec., dengan materinnya yang berjudul “Prinsip-Prinsip Islam dalam Mengelola Ekonomi Keluarga” menyatakan bahwa Islamic Financial Planning adalah proses komprehensif mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan yang baik dengan berpandukan pada nilai-nilai ajaran islam.

Beliau juga menjelaskan bahwa pengelolaan ekonomi keluarga secara Islam semakin penting karena menyadari untuk hidup secara Islami dalam berbagai aspek semakin meningkat, ketidkpastian masa depan, risiko-risiko yang mungkin timbul, perubahan demografi, setiap individu bertanggung jawab terhadap kualitas hidup dan juga hari tuanya, perilaku konsumtif semakin tinggi dan daya beli menurun dan inflasi terjadi.

“Memanajemen keuangan bukan berarti membuat anda menjadi pelit dan tidak bisa bersedekah. Jangan mengatur keuangan menjadi alasan untuk tidak berbagi pada orang lain, justru karena berbagi kepada orang lain direncanakan dengan baik, maka akan lebih royal berbuat baik,” pungkasnya.

Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 190 peserta yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, satuan pengamanan dan cleaning service dilingkungan FTSP UII tersebut di akhiri dengan buka bersama.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan pengajian menyongsong bulan ramadan 1446 H. Kegiatan Oasis Hikmah Ramadan dengan tema “Menghidupkan Ilmu” yang dihadiri oleh dosen dan tenaga kependidikan dilingkungan FTSP UII, tersebut digelar pada Kamis, 27 Februari 2025 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII dengan mengadirkan narasumber Saiful Aziz, S.H., M.H., dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII.

 

Secara resmi acara dibuka oleh Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. Dalam arahannya beliau menekankan pentingnya menuntut ilmu, bahkan di tengah kesibukan dunia kerja. Kajian kali ini diambil dari kitab Ihya Ulumuddin tentang menghidupkan ilmu-ilmu agama yang dapat tergambar kondisi lesunya kehidupan beragama saat itu, sehingga Imam al-Ghazali melakukan upaya untuk kembali menghidupkannya. Beliau juga mengajak untuk senantiasa mengembangkan pengetahuan agar dapat berkontribusi lebih baik dalam profesi masing-masing. “Kita semua dapat mencontoh tokoh-tokoh atau ulama-ulama terdahulu, terutama ilmunya yang dapat diterapkan dalam kehidupan saat ini,,” tuturnya.

Sementara itu, ustaz Saiful Aziz, S.H., M.H. dalam paparannya menyampaikan bahwa memahami ilmu sebelum melakukan suatu pekerjaan. Menurutnya, niat yang baik sangat berpengaruh dalam menjalankan berbagai amal, terutama dalam menyambut bulan ramadan yang penuh berkah ini. Beliau juga membahas terkait Kitab Ihya Ulumuddin yang merupakan karya fenomenal terbesar dan terpopuler Imam al-Ghazali. Ia menjelaskan bahwa kitab tersebut menjadi referensi dan sumber inspirasi para ahli dan pemikir, sekaligus menjadi pujian dari orang-orang yang mengaguminya atau bahkan yang berseberangan dengannya.

“Pokok pikiran yang dituangkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab tersebut adalah menjelaskan masalah ilmu yang menjadi media penghubung antara kehidupan dunia dengan akhirat, karena sebenarnya dunia adalah ladang akhirat,” ujarnya.

Program Studi (Prodi) Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Architectural Blue Ribbon Award (ABRA) XIII tahun 2025, yang kali ini hadir di ruang publik, dengan tujuan membawa arsitektur lebih dekat dengan masyarakat. Acara seremonial dan pameran diselenggarakan di kafe Mr. Like Coffee di Jl. Gambir, Kocoran, Caturtunggal, Depok, Sleman.

Puncak kegiatan digelar pada 26 Sya’ban 1446 H/25 Februari 2025, dimana hal tersebut menjadi momen penting bagi para nominator terpilih untuk mempresentasikan karya terbaik mereka di hadapan dewan juri, Dr. Defry Agatha Ardianta, ST., MT., Co-Founder Ordes Arsitektur dan Ar. Sigit Kusumawijaya, S.T., M.Sc., IAI., GP., Principal Architect & Urban Designer SiG, Co-Inisiator Indonesia Berkebun.

Secara resmi acara dibuka oleh Ketua Prodi (Kaprodi) Arsitektur, Ir. Hanif Budiman, M.T., Ph.D., IALI., yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai bentuk pertanggungjawaban akademik, kegiatan tersebut menampilkan hasil pembelajaran studio yang dirancang dengan kurikulum adaptif, membekali mahasiswa dengan keterampilan yang selaras dengan perkembangan arsitektur masa depan. “Ini merupakan salah satu upaya memperkenalkan profesi arsitek dan karya arsitek pada masyarakat. Kafe sebagai ruang publik merupakan lokasi yang pas untuk mensosialisasikan dua hal penting tersebut,” tuturnya.

Pameran yang akan berlangsung hingga 3 Ramadan 1446 H/3 Maret 2025 tersebut dengan penuh antusiasme, para peserta menampilkan konsep desain mereka, membagikan gagasan inovatif, dan menunjukkan bagaimana arsitektur dapat menjawab tantangan yang dihadapi dalam studio masing-masing. Dewan juri pun memberikan review dan masukan berharga bagi para mahasiswa, tidak hanya dalam meningkatkan kualitas desain, tetapi juga memperluas wawasan arsitektur dan cara berpikir kritis dalam perancangan.