Jum’at (2 Pebruari) Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) (Dr.-Ing. Ir. Widodo, M.Sc) melepas 2 (dua) mahasiswa program studi Arsitektur  Naura Hassa Lallitya Cornika (15512143) dan Putri Adipertiwi (15512006) dalam program pertukaran pelajar ke Fatih Sultan Mehmet Vakıf University (FSMVU), Turkey selama satu semester. Program ini sebagai realisasi kerjasama antara program studi Arsitektur FTSP UII dengan FSMVU yang sudah berjalan beberapa tahun yang lalu.

Pelepasan dilakukan di Ruang Dekanat Gedung Mohammad Natsir FTSP UII, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Sleman, dihadiri Dekan FTSP UII (Dr.-Ing. Ir. Widodo, M.Sc),  Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc , Ketua dan Sekretaris Program Studi Arsitektur FTSP UII.

Dekan FTSP UII (Dr-Ing. Ir. Widodo, M.Sc.) melepas  kedua mahasiswa program studi Arsitektur tersebut serta memberikan dukungan moril kepadanya yang akan berangkat ke Turki 5 Februari 2018.

Sementara Ketua Prodi Arsitektur FTSP  UII (Noor Cholis Idham ST., M.Arch., Ph.D., IAI.) menyampaikan  bahwa, pada mulanya ada sekitar 10 (sepuluh) mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk mengikuti program ini, namun setelah melalui seleksi terpilih 2 (dua) mahasiswa yang akan mengikuti program. Alhamdulillah semua prosesnya sudah lancar, mulai dari penyaringan, mengajukan pendaftaran ke FSMVU, memperoleh Letter of Acceptence, dan proses administrasi lainnya.

Sedangkan Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. yang turut hadir pula  memberikan arahan dan motivasi kepada kedua mahasiswa tersebut untuk rajin mencari ilmu sebanyak banyaknya di Turki, serta turut menjaga nama baik UII.

Selasa (16 Januari) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Diskusi atas peristiwa robohnya selasar  Gedung Tower 2 Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa pakar struktur bangunan FTSP  UII yang ikut andil dalam diskusi adalah  Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir. Widodo, M.Sc), Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, ST., MT., Ph.D), Ketua Program Magister Teknik Sipil UII  (Prof. Ir.Sarwidi, MSCE., Ph.D., I-PU),  Ketua Program Doktor Teknik Sipil UII (Prof. Ir.Widodo, MSCE., Ph.D), Guru Besar Bidang Struktur  FTSP UII  (Prof.Ir. Moch Teguh, MSCE., Ph.D), serta Ketua Progam Studi Arsitektur UII, Noor Chlis Idham, ST., M.Arch., Ph.D.

Diskusi dan Konferensi Pers bertajub Kejadian Runtuhnya Bagian Gedung BEI, digelar di Ruang Sidang Dekanat Gedung Mohammad Natsir FTSP UII, Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta, yang diikuti para pakar konstruksi gedung FTSP UII, mahasiswa Magister Arsitektur FTSP UII, serta sejumlah awak media elektronik.

Dalam sambutannya Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir. Widodo, M.Sc) menuturkan, standar mutu kontsruksi di Indonesia selama ini dinilai masih rendah,  seharusnya semua pekerja konstruksi itu ter-sertifikasi, hal ini guna mengamankan kualitas konstruksi yang ada. Karena  sertifikasi profesi bidang konstruksi yang ada menurut Dekan FTSP UII, untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta baru 30 persen, sedangkan kalau dilihat kacamata Nasional baru kira kira 9 persen saja yang sudah ter-sertifikasi.

Guru Besar FTSP UII Prof. Ir. Sarwidi, MSCE., Ph.D., I-PU menuturkan,  hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bangunan adalah  fungsi, keamanan struktur, keindahan, dan kenyamanan. Pelajaran yang dapat diambil dari peristriwa runtuhnya gedung  BEI ini adalah menjadi momentum untuk mengingat kepada publik, bahwa faktor keamanan struktur, apalagi pada bangunan publik harus menjadi prioritas utama.

Investigasi secara mendalam oleh yang berwenang dengan melibatkan para ahli dengan menggali data secara rinci baik dalam dokumen pembangunan maupun yang ditemui di lapanganlah yang akan menjadi analisis rujukan nantinya.

Senada dengan Prof.Ir.Sarwidi,  Prof. Ir.Widodo, MSCE., Ph.D  menegaskan bahwa, belum adanya kebiasaan yang baik dalam hal konstruksi, seperti audit kelayakan pada bangunan-bangunan lama. Pembangunan yang akan dipakai harus ada 4 (empat) prasyarat sertifikasi Laik Fungsi (SLF) bangunan seperti keselamatan (struktur), kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Sedangkan struktur kabel menjadi prasyarat utama dalam penahanan struktur, dimungkinkan bangunan dalam kasus robohnya gedung  tower 2 BEI Jakarta dikarenakan struktur kabel.

Sementara Prof. Ir.Moch.Teguh, MSCE., Ph.D berpendapat , dalam membuat suatu bangunan yang perlu diperhatikan tidak hanya dari segi keindahan saja, akan tetapi juga dalam hal keamanannya. Masyarakat sangat perlu juga guna memperoleh edukasi bagaimana membangun rumah, bagaimana masyarakat menyikapi bila terjadi gempa. Sebagaimana disampiakan pakar pakar struktur lainnya. Prof.Teguh menegaskan sangat penting dalam pembangunan gedung mengacu pada 4 (empat) hal yaitu keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.