Program Studi Sarjana (S1) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII)  terdidi dari Teknik Sipil, Arsitektur, dan Teknik Lingkungan, serta Profesi Arsitektur sebagai penyempurna Prodi Arsitektur, dan  ke-empat Prodi tersebut sudah mendapatkan pengakuan akreditasi Internasional. Sedangkan Program Pasca Sarjana (S2) terdiri dari Magister Teknik Sipil, dan Magister Arsitektur. Untuk Program Doktor (S3) Program Teknik Sipil. Program Pasca Sarjana (S2) Teknik Lingkungan akan segera dibuka tahun depan

Demikian dituturkan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam penerimaan kunjungan SMA Islam Al Azhar 9 Yogyakarta, yang terdiri dari  47 (empat puluh tujuh) murid Jurusan IPA, 15 (lima belas) murid Jurusan IPS, dan 4 (empat) guru pendamping, kemarin Rabu (22 Nopember) Bertempat di Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Lebih lanjut Dekan FTSP UII menuturkan, bahwa Program Studi Teknik Sipil meraih akreditasi internasional dari Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE),  Program Studi Arsitektur dan Profesi Arsitektur meraih akreditasi internasional dari Korean Architectural Accrediting Board (KAAB), dan Prodi Teknik Lingkungan meraih akreditasi internasional dari Accreditation Board of Engineering and Technology (ABET) USA.  Dengan demikian FTSP UII menuju Internasionalisasi.

Ia berharap semoga kunjungan ini dapat memikat para siswa Al Azhar untuk dapat melanjutkan study di FTSP UII tahun depan, juga dapat dikembangkan untuk berkolaborasi antar institusi di bidang agama dan pengabdian masyarakat.

Hadir dan sekaligus menyampaikan paparannya Ketua Program Studi Teknik Sipil (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D), Ketua Program Studi Arsitektur (Noor Cholis Idham, ST., M.Arch., Ph.D., IAI), dan  Sekretaris Program Studi Teknik Lingkungan (Any Juliani, ST., M.Eng).

Ketua Prodi Teknik Sipil  (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D) mengatakan, Program Studi Teknik Sipil mendapatkan pengakuan akreditasi internasional dari Japang Accreditation Board Education (JABEE) sebagai salah satu badan akreditasi yang sudah diakui dunia internasional yang menjadi salah satu anggota washington qoutes.

Ia sampaikan bahwa, Teknik Sipil di Indonesia baik negeri maupun swasta yang pertama kali mendapatkan akreditasi internasional satu satunya baru Teknik Sipil UII. Teknik Sipil UII mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh Teknik Sipil yang ada di Perguruan Tinggi lain. Kompetensi lulusan di Teknik Sipil UII diharapkan mampu merancang, melaksanakan, dan melakukan supervisi bangunan reka yasa sipil dengan ATRAKTIF (Amanah, Terampil, Kompeten Adaptif, Inovatif) dan berwawasan kebencanaan, yang tentu saja ditunjang  berbagai macam alat laboratorium.

Sedangkan Sekretaris Programm Studi Teknik Lingkungan (Any Juliani, ST., M.Eng) mengatakan bahwa, Prodi Teknik Lingkungan  merupakan Prodi termuda diantara prodi-prodi yang ada di FTSP UII yang juga sudah mendapatkan pengakuan akreditasi internasional  dari Accreditation Board of Engineering and Technology (ABET) USA. Disamping itu Program Teknik Lingkungan juga sudah mendapatkan akreditasi laboratorium dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium Prodi Teknik Lingkungan merupakan laboratorium terlengkap bilamana dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yang ada di Indonesia. Ungkap Any.

Sementyara Noor Choolis Idham, ST., M.Arch., Ph.D (Ketua Program Studi Arsitektur) menyampaikan, Program  Studi Arsitektur  sudah  mendapatkan pengakuan akreditasi internasional dari Korean Architecture Accrediting Board (KAAB). Arsitektur UII memiliki program 5 (lima) tahun sesuai dengan standar internasional bahwa arsitektur itu harus lulus dalam waktu 5 (lima) tahun, dengan mekanisme 4 (empat) tahun menempuh sarjana 1 (satu) tahun menempuh profesi. Ungkapnya.

Bertempat di Korea Maritime and Ocean University (KMOU) Busan, South Korea 2 (dua) mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII)  masing masing Ade Wahyu Hidayat (15511283) dan Dwi Nurul Ilmiah Ahkam (15511286) mengikuti Research Competition on International Conference on Material Engineering and Advanced Manufacturing Technologi (MEAMT) pada 25-27 Agustus yang lalu.

Keikutsertaan MEAMT ini didasarkan pada pertimbangan untuk lebih menghidupkan fungsi mahasiswa sebagai agen of social control yang peka terhadap permasalahan permasalahan yang berkembang pada sosial masyarakat. Keikutsertaan ini pula diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya mahasiswa guna menjunjung tinggi perguruan tinggi, disamping mendapatkan prestasi di kancah internasional, dan meningkatkan kualitas mahasiswa supaya mampu bersaing dengan Universitas dunia menuju World Class University.

Ade Wahyu Hidayat mengucapkan syukur Alhamdulillah dalam MEAMT bisa bersaing dengan para peserta yang datang dari berbagai negara dunia. Dan Alhamdulillah penampilan kami berhasil memukaukan para juri seperti Prof.Yun Hae Kim (dari Korea), Prof.Dr.Osman Adiguzel (dari Turkey), Prof.Mark Lee Wing (dari Korea), Prof.Yu Ren Wu (dari Taiwan), dan Prof.Robi Andoyo (dari Polandia). Kamipun akhirnya bisa terpilih sebagai   Excellent Paper Award MEAMT dan juga meraih  Excellent Oral Presenter, hingga karya kami dalam diskusi dinobatkan sebagai Best Innovation Award.

Ia berharap semoga dengan keiukutsertan MEAMT ini dalam menjalin ukhuwah islamiyah dan komunikasi serta memperluas jaringan dengan negara lain. Ucapan terima kasihpun disampaikan karena dapat menjadi wakil delegasi Indonesia sekaligus Universitas Islam Indonesia (UII).

Tim FTSP UII  Runner-Up NTC  Civil Engineering National Summit

Tim Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) yang bernama Unisi Jaya terdiri dari Sandy Arief Kurniawan (14511352), Dzaky Juliarna (14511325 ) dan Hera Aswan (15511036 ) mengusung  juara II  (Runner-up) National Tender Competetion (NTC)  Civil Engineering National Summit (CEN) Universitas Indonesia. NTC digelar di Hotel Bidakara Grand Pancoran, Jakarta selama 4 (empat) hari pada tanggal 12 hingga 15 Nopember 2017.

Acara yang diselenggarakan secara rutin telah memasuki  tahun ke-15  dengan keynote speaker Sandiaga Uno mengupas tentang Resilient City, yang diikuti oleh mahasiswa D3/D4/S1 Jurusan Teknik Sipil maupun  Teknik Lingkungan di seluruh Indonesia baik Perguruan Tinggi (PT) negeri maupun swasta.

Dalam kompetensi ini,  selaku ketua tim Sandy Arief Kurniawan membagi menjadi 2 (dua) kategori,  Call for Innovation (CFI) dan National Tender Competition (NTC). NTC  merupakan sebuah kompetisi pengajuan dokumen penawaran bedasarkan gambar bestek. Mahasiswa memerankan diri sebagai kontraktor yang mengajukan dokumen penawaran sesuai dokumen tender.

Tim yang diuji dengan ketat dalam 4 (empat) tahap  (detail design, tender document, tender, construction management) dengan prosedur yang ada, baik pengumpulan proposal, persaingan sebagai calon finalis 5 besar,  bersaing dengan 31 (tiga puluh satu) tim dari berbagai PT Se-Indonesia.

Dari persaingan yang sangat ketat tim FTSP UII akhirnya berhasil mengalahkan lawan lawannya dari PT se-Indonesia dengan menyabet juara 2 (dua), sedangkan juara satu di peroleh ITB Bandung.

Rencana Tanggap Darurat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh masyarakat lingkungan kerja yang bertujuan untuk mengantisipasi datangnya keadaan darurat sehingga semua orang pada saat itu mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk selamat. Alasannya sederhana, karena kita tidak tahu kapan bencana itu datang, maka dari itu kita membutuhkan ketersediaan kita untuk menghadapinya.

Dalam situasi darurat kebakaran alarm sirine kebakaran harus dibunyikan. Peringatan alarm pertama merupakan tanda bekerjanya sistem yang nampak pada panel alarm lantai dan alarm utama. Pemberitahuan ini untuk siaga bagi seluruh peserta  umum maupun institusi. Sirine ini merupakann tanda dimulaianya tindakan evakuasi setelah memperoleh konfirmasi akan kondisi kebakaran yang terjadi, dengan evakuasi korbannya.

Demikian disampaikan Muhammad Farid (Komandan Satuan Dinas Kebakaran Propinsi DIY) dalam simulasi penanggulangan kebakaran dan evakuasi korban Sabtu (18 November) bertempat di Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) yang diikuti puluhan civitas akademika FTSP UII (dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa).

Muhammad Farid menegaskan bahwa, pada saat evakuasi diminta tetap tenang tidak usah panik, segera menuju ke tangga darurat yang terdekat, berjalanlah biasa dengan cepat tidak usah dengan berlari. Bilamana terjebak kepulan asap kebakaran maka tetap menuju ke tangga darurat dengan mengambil nafas cukup pendek pendek, bila terpakasa harus menembus kepulan asap maka tahanlah nafas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.

Gunakan alat pengaman diri sebelum melakukan pertolongan (masker), amankan korban dari lokasi kebakaran, jangan teburu buru membawa korban ke rumah sakit, lakukan pertolongan di tempat kejadian dengan area aman, dan segera hubungi ambulance. Ungkap Farid.

Sementara Muji Raharjo memperkenalkan dan menjelaskan  tentang Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Dengan APAR berisi karbondioksida, orang dapat mencegah kebakaran yang lebih besar apabila kebakaran itu disebabkan oleh hubungan arus pendek atau korsleting listrik. Karbondioksida tidak meninggalkan sisa atau residu sehingga tidak akan merusak alat elektronik.

Muji Raharjo mengaku, dengan Alat Pemadam Api Ringan  atau APAR berisi dry chemical powder, orang dapat mencegah kebakaran yang lebih besar dengan penyebab kebakaran apapun, baik itu karena benda padat, cairan kimia ataupun korsleting listrik. Hanya saja, penggunaan bahan dry chemical powder memiliki kelemahan, yaitu meninggalkan sisa atau residu yang dapat merusak alat elektronik.

Penggunaan APAR sangatlah sederhana. Ingatlah 4 (empat) langkah singkat berikut ini. Tariklah pin pengaman yang berbentuk seperti kunci pada bagian APAR,  peganglah tabung dan arahkan selang pada titik api, tekan tuas pegangan  yang biasa terletak di atas tabung untuk mengeluarkan isi tabung, dan semprotlah pada titik (sumber) api dari sisi ke sisi dengan gerakan seperti menyapu. Ingat semprot ke sumber api bukan ke lidah api. Ungkapnya.

 

Pada tahap awal Jogja Development Forum (JDF) ini bermaksud untuk menemukenali profil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui suatu kelompok diskusi terfokus yang diberi nama Focus  Group Discussion (FGD), yang bertujuan untuk membahas dan merumuskan kondisi eksisting human capital di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta strategi pengembangannya. Semoga   pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersedia menerima SDM berkopetensi tinggi.  Ini adalah hal yang mendasar seperti human capital DIY untuk kesuksesan dan keberlanjutan pembangunan DIY masa kini dan mendatang.

Demikian dituturkan Dekan Fakulktas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Dr.Ing.Ir.Widodo, M.Sc dalam acara FGD 1 bertajub “Human Capital untuk Pengembangan Lingkungan Terbangun DIY” yang berlangsung pada Kamis (16 November) bertempat di Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Diskusi yang digelar sejak pagi hari diikuti lebih dari 30 (tiga puluh) peserta profesionalisme seperti Pemda DIY, Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI), LPJK, KADIN, PERADI, Gapensi, Intakondo, Gapeksindo, serta perwakilan dari Perguruan Tinggi (PT) Negeri maupun Swasta dilingkungan Kopertis Wilayah V Propinsi DIY termasuk didalamnya dosen FTSP UII.

Sebagai nara sumber diskusi panel pakar adalah Kepala Bapeda DIY yang diwakili oleh Kepala Bidang Pemerintahan DIY membahas tentang Rencana Strategi Pembangunan DIY tahun 2017-2022, dan Ir.Suparwoko, MURP., Ph.D (Dosen Arsitektur UII) mengupas Gagasan Konstelasi Ruang Lingkungan Terbangun Masa Depan untuk Kesejahteraan DIY yang difasilitatori oleh Ir.Akhmad Suraji, MT., Ph.D.IPM.

Dalam gagasan konstelasi ruang lingkungan terbangun masa depan, Ir.Suparwoko, MURP., Ph.D memberikan pandangan bahwa  hal ini dilatarbelakangi oleh kurang seimbang pertumbuhan wilayah DIY dan penguatan Among Tani Dagang Layar (ATDL), potensi tata ruang keistimewaan DIY untuk meningkatkan pusat pusat pertumbuhan melalui rancang kota, perlunya peningkatan supplay perumahan di perkotaan Yogyakarta melalui pemanfaatan fasilitas publik, perlunya efektivitas pengaturan kawasan perkotaan Yogyakarta dan masalah kemacetan lalu lintas, dan potensi danais sekitar 500 milyar per- tahun.

Senada dengan Ir.Suparwoko, Kepala Bidang Pemerintahan DIY mengatakan bahwa Among Tani Dagang Layar (ATDL) bukan berarti terjadinya perubahan secara fisik dari petani menjadi nelayan, tetapi lebih sebagai terjadinya  shifting of mind (pergeseran pola pikir masyarakat) bahwa potensi kelautan yang sangat besar di bagian selatan  di DIY sudah waktunya menjadi fokus baru dalam upaya menyejahterakan masyarakat Yogyakarta.

Hal ini tentunya dikerjakan para pemangku kepentingan secara simultan,bersama-sama, terintegrasi, berkolaborasi, membentuk sinergi dalam mengembangkan potensi PANSELA Yogyakarta dalam sebuah konsep program yang besar dan mendasar. Jadi pemikiransemua “stakeholders” tidak hanya kearah daratan, tetapi mulai bergeser ke lautan dengan segala bidang usahanya. Ungkapnya.

Sementara para profesionalisme menyampaikan pandangannya melalui profil dan kopempetensi ekonomi, insinyur, arsitek, akuntan, lawyer, tenaga kerja dan industri, maupun ketenaga kerjaan kontruksi.