Tag Archive for: uii

Konferensi Nasional Inovasi Lingkungan Terbangun

Kamis (12 Oktober) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) untuk yang ke-4 kalinya menyelenggarakan Konferensi Nasional Inovasi Lingkungan Terbangun (ILT) 2017, bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta bertajub Mewujudkan Infrastruktur yang Berkeadilan.

Konferensi Nasinal ILT ini bertepatan dengan Milad FTSP UII ke-53 (lima puluh tiga) yang diikuti oleh 77 (tujuh puluh tujuh) pemakalah di seluruh Indonesia dan puluhan dosen FTSP UII , dengan  menghadirkan keynote speaker Gubernur Daerah Istimewa Yokyakarta  yang diwakili Wakil Gubernur KGPAA Paku Alam X; Kapuslitbang PUPR, Ir. Rezeki Perangin Angin, M.Sc. MM.; perwakilan UNICEF Wildan Setiabudi; Prof.Dolores Foley, Prof.Kem Lowry, Micah Fisher, Ph.D dari University Haway Manoa; serta Dr. Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA, IAI (Wakil Rektor I UII), yang didampingi oleh Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dan Wakil Dekan FTSP (Setya Winarno, ST., MT., Ph.D).

 

Wakil Rektor III UII (Ir. Agus Taufiq, M.Sc.) dalam sambutannya menuturkan,  para peserta konferensi nasional ILT  dan sivitas akademika ini diminta untuk turut mencari solusi atas ketimpangan pembangunan yang masih terjadi di Indonesia. Karena forum ini tepat yang merupakan wujud perhatian dalam menunjang  pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti pembangunan dari pinggiran Indonesia dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka persatuan.

konferensi nasional inovasi lingkungan terbangun

Senada dengan Wakil Rektor III UII, Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc selaku Dekan FTSP UII dalam sambutannya menyampaikan permohonannya kepada para peserta, sekecil apapun  untuk turut mencari solusi atas ketimpangan pembangunan yang masih terjadi di Indonesia dalam ILT ini. Karena konferensi semacam ini diadakan setiap tahun oleh FTSP UII, sehingga konferensi tahun berikutnya bisa menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan lebih maju lagi.

Milad Ke-53 FTSP UII Adakan Konferensi Nasional ILT:  Mewujudkan Infrastruktur Yang Berkeadilan 5

Sementara KGPAA Paku Alam X membacakan naskah Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta  menuturkan pentingnya peran infrastuktur sebagai penunjang pembangunan, hal ini dikarenakan memiliki peran yang vital. Di antaranya yakni dalam mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti sandang, pangan, papan, rasa aman, pendidikan dan kesehatan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa infrastruktur adalah modal esensial masyarakat yang memegang peranan penting dalam mendukung sektor ekonomi, sosial budaya, serta kesatuan dan persatuan yang mengikat dan mengkoneksikan antar daerah.

Milad Ke-53 FTSP UII Adakan Konferensi Nasional ILT:  Mewujudkan Infrastruktur Yang Berkeadilan 2

Pemerataan pembangunan merupakan jawaban atas masalah ketimpangan, yang salah satu strateginya adalah menjamin ketersediaan infrastruktur sesuai kebutuhan antar wilayah, sehingga mendorong investasi baru, lapangan kerja baru, meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sebagai dampak dari bergeraknya ekonomi lokal. Tingginya disparitas harga di wilayah barat dan timur dan ketimpangan presentase nilai produk domestik regional bruto secara nasional, khusunya di kawasan barat Indonesia dengan kawasan timur Indonesia menjadi masalah akut yang harus segera diatasi.

KGPAA Paku Alam X menambahkan, bahwa inovasi di sektor publik adalah breakthrough mengatasi kelambanan birokrasi, sekaligus menumbuhkan inovasi masyarakat di kawasan terbangun. Karakteristik dan sitem birokrasi yang rigid dan cenderung status-quo harus dicairkan dengan prinsip think and act out of the box within the system. Kita memang memerlukan kelas intrepreneurial government yang berpikir inovatif kreatif dalam bingkai aturan. Sinyal inovasi birokrasi menunjukkan hal positif, ketika budaya inovatif ditularkan, mulai diberi tempat. Ungkapnya.

Milad Ke-53 FTSP UII Adakan Konferensi Nasional ILT:  Mewujudkan Infrastruktur Yang Berkeadilan 4

Sedangkan keynote speaker Ir.Rezeki Perangin Angin, M.Sc., MM menyampaikan bahwa, pembangunan seluruh area pelosok NKRI dan batas negara menjadi mandat besar kementrian PU dari Presiden untuk mengejar ketertinggalan. Ia menjelaskan, berdasar data dari Bappenas, kebutuhan dana pembangunan infrastruktur saat ini mencapai 5000 triliun dan Indonesia hanya mampu menutupi 35% nya. Pendanaan inovatif lainnya seperti Investasi Swasta, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), APBN/APBD.

Rezeki Peranginangin mengungkapkan, selain masalah anggaran pembangunan, ada empat tantangan besar yang dihadapi dalam pembangunan yang berkeadilan. Disparitas antar wilayah dan kawasan masih tinggi, pemanfaatan sumber daya yang belum optimal dalam hal pangan dan energi, daya saing nasional yang masih rendah karena kurangnya infrastruktur dan konektivitas dan urbanisasi tinggi menjadi tantangan besar. Indonesia mempunyai beban berat dalam hal infrastruktur khususnya dalam tujuan konektivitas nasional. Indonesia harus mengakui ketertinggalannya dengan negara lain seperti Tiongkok Dalam 40 tahun Indonesia hanya mampu membangun 780 Km jalan tol sementara Tiongkok mampu membangun 280.000 km jalan tol.

Milad Ke-53 FTSP UII Adakan Konferensi Nasional ILT:  Mewujudkan Infrastruktur Yang Berkeadilan 1

Ia berharap, sivitas akademika UII turut berperan aktif dalam mendukung pembangunan infrastruktur melalui sumbangan pemikiran dan mencetak engineer-engineer terbaik bangsa, untuk Indonesia yang lebih sejahtera dan mampu berkompetisi di kancah global. Tutupnya.

seminar puspik ftsp uii2

Dunia saat ini mengalami perubahan iklim yang cukup drastis,  bisa jadi ini akan menyebabkan  masalah yang lebih besar nanti, sehingga upaya upaya yang kita lakukan dari berbagai sektor untuk bisa mengurangi kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi. Apabila kita tidak bisa mengurangi perubahan mungkin kita punya cara untuk beradaptasi. Manusia sudah beribu ribu tahun mengalami berbagai proses adaptasi. Untuk itu, kita bertanggung jawab untuk melestarikan lingkungan. Sehingga workshop  ini di harapkan para peserta bisa dapat berkontribusi, karena  dalam menjaga kelestarian bumi kalau tidak dimulai dari sekarang tentu akan menimbulkan masalah di masa depan.

seminar puspik ftsp uii1

Demikian kata sambutan Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan (Hudori, ST., MT)  Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam workshop  Strategi Menghadapi Fenomena Perubahan Iklim di Indonesia yang diselenggarakan oleh Prodi Teknik Lingkungan FTSP UII Rabu (4 Oktober)  berempat di Auditorium  Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) yang dihadiri lebih dari 100 (seratus) peserta baik dosen, mahasiswa maupun peserta dari Perguruan Tinggi (PT) lainnya.

Sebagai narasumber  Rinto Andrianto perwakilan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia di bidang Pemulihan Pasca Bencana.  Rinto Andrianto secara panjang lebar menjelaskan tentang  dampak perubahan suhu yang ada cukup dekat dengan kehidupan manusia saat ini.

seminar puspik ftsp uii5

Kenaikan 1 (satu)  hingga 4 (empat) derajat bisa berimplikasi terhadap makluk hidup yang ada di bumi khususnya biota laut. Perubahan ini dimulai sejak Revolusi Industri yang berdampak pada naiknya suhu dan bencana seperti banjir, badai, dan persebaran penyakit. Persebaran penyakit merupakan  bencana yang paling tinggi frekuensinya, akan tetapi  jumlah korban jiwa akibat bencana justru mengalami penurunan.

Nah itulah keberhasilan lembaga penanggulangan bencana melalui aksi tanggap berkontribusi bagi turunnya jumlah korban meninggal. Namun demikian justru berakibat pada kerugian ekonomi yang tinggi di negara maju,  sehingga diperluaslah spektrum manajemen resiko hingga ke akar bencana melalui mitigasi.

Rinto mengaku bahwa mitigasi berfokus pada upaya mencari penyebab dan adaptasi yang menitik beratkan pada dampak bencana, yang mempunyai  tujuan untuk mengurangi kerugian ekonomi dan mengurangi angka kematian serta resiko keseluruhan. Ungkapnya.

seminar puspik ftsp uii3

Nara sumber lain Prof.Dr.Rer.nat.Muh.Aris Marfai, M.Sc  (Dosen Geografi UGM) membedah Strategi Adaptasi dan Mitigasi Menghadapi perubahan Iklim di Wilayah Pesisir. Sedangkan Perilaku Adaptasi dan  Rehabilitasi  Rekonstruksi  Akibat Perubahan Iklim dari Sektor Kelembagaan disampaikan oleh Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Heru Suroso, SH).

seminar puspik ftsp uii4

Yakinlah Rencana Allah Jauh Lebih Indah Dari Apapun Yang Kita Rencanakan

Seperti hal yang saya alami setelah Allah SWT. mengqadar saya untuk menggali ilmu di Universitas Islam Indonesia (UII) setelah saya gagal masuk ke Perguruan Tinggi  (PT) yang saya inginkan.

Arsitektur satu-satunya program studi yang menjadi passion saya, karena saya dapat meluweskan hobi menggabar saya. Hari demi hari saya lewati, banyak hal yang saya alami dan menyadarkan saya bahwa Arsitektur UII lebih dari yang saya harapkan di perguruan tinggi lainnya. Kurikulum, penyampaian dosen, dan asisten dosen (Asdos) tegas yang saya temui diawal hingga akhir semester, berhasil membangun mental saya.

Banyak kejutan yang saya kira hanya mimpi semata, seperti mimpi saya untuk dapat terbang keluar sebelum masa kuliah saya berakhir dan hal itu terjadi bahkan tidak hanya sekali saja. Bukan hanya itu, dipenghujung kelulusan, saya dibisikkan pihak kampus sebagai lulusan terbaik saat itu. Seketika mata saya berkaca-kaca. Mimpi orang tua diawal kuliah telah berhasil saya wujudkan. Waktu, tenaga, pikiran yang saya habiskan selama 4 tahun dikampus dapat berakhir dengan indah.

Walapun saya dipilih sebagai lulusan terbaik, bukan berarti saya hanya semata-mata belajar. Selesai kuliah pulang. Bahkan bisa dibilang saya jarang belajar karena padatnya kegiatan. Belajarlah secukupnya, bukan sebanyak banyaknya. Pahami yang adik-adik pelajari bukan menghafal.

Selain itu, saya dipercayai oleh Program Studi untuk menjadi tim akreditasi KAAB dan menjadi asisten part time untuk membantu pekerjaan di Program Studi 24 jam harus dapat saya manfaatkan sebaik mungkin, karena ada kegiatan lain diluar part time dan kuliah.

Itulah kesan kesan salah seorang Alumnus Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) yang baru saja menyelesaikan studinya (Wisuda 23 September 2017)  Aisah Azhari Marwangi  yang berasal dari  Bedilan Kalitirto Berbah sleman, Yogyakarta.

Aisah Azhari Marwangi merupakan satu satunya Wisudawan yang mendapatkan PIN Mas dari Universitas Islam Indonesia (UII) dalam Wuisda 23 September 2017 yang lalu dengan meraup Indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi pada Wisuda I TA.2017/2018  3,96 (tiga koma sembilan enam).

Bincang bincang dengan reporter Aisah mengaku, pada intinya Aisah (saya) merasa sangat beruntung dapat menyelesaikan studi S1 di Aristektur UII sepertinya yang telah Allah SWT rencanakan. Bukan hanya akreditasinya yang saat ini sudah internasional namun sejauh mata saya memandang, wanita-wanitanya berpaikan muslim berbeda halnya ketika saya memasuki Perguruan Negeri lainnya. Saya merasa tenang dan nyaman akan hal itu. Di UII kita bukan hanya dbekali urusan dunia yaitu tentang pendidikan yang berakhir untuk keperluan mencari nafkah namun akhirat kita juga mengikuti karena UII mengajarkan tentang islam lebih dalam.

Aisah yang memiliki hobb seni lukis prestasi pun berpesan untuk adik-adik semua, janganlah lama-lama berkecil hati ketika sesuatu yang kamu inginkan tidak tercapai. Bangkit dan bangunlah kepercayaan bahwa Allah SWT sudah menyusun rencana terbaik untuk kalian dan dua hal lagi jangan pernah meninggalkan sholat 5 waktu, syukur-syukur sholat sunnah juga serta sempatkanlah membaca Al-Qur’an 3 ayat sehari karena itu menjadi salah satu lahan untuk dapat berkomunikasi kepada Allah SWT.

Terkhusus adik-adikku di Arsitektur UII, beruntunglah kalian berawal dengan pencapaian akreditasi internasional KAAB. Saya yakin kalian pasti lebih hebat dari kakak-kakakmu ini, buktikan itu!! Ikuti Sayembara-sayembara dan konferensi baik nasional ataupun iternasional, jadilah volunteer, serta publikasikan karya STUPA mu. Lihatlah arsitektur seluas-luasnya. Arsitektur memang berat, tetapi akan ringan jika kalian menyukainya karena desain sangatlah bebas dan bervariasi. Show off yourself, don’t let anyone make you down. Ungkapnya.

Luruskan Niat Untuk Beribadah Seperti Layaknya Kehidupan Lebah

Setiap amal perbuatan yang dilakukan oleh seorang Muslim itu tergantung pada niatnya. Dan ia akan memperoleh balasan sesuai dengan niatnya. Jika ia melakukan ibadah dengan niat karena Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala dari Allah. Dan sebaliknya, jika ia meniatkannya untuk mencari pujian manusia atau untuk tujuan duniawi, maka ia akan mendapatkan tujuannya tersebut.

Ketika berbicara tentang niat, lakukanlah niat dengan kesadaran secara ikhlas,  karena khlas merupakan kunci diterimanya suatu amalan ibadah. Amal ibadah tidak akan diterima oleh Allah SWT jika tidak didasari dengan niat yang ikhlas kepadaNya. Maka dari itu, Allah SWT memerintahkan hamba-hambaNya untuk memurnikan dan mengikhlaskan niatnya dalam seluruh amalan ibadah yang mereka lakukan.

 

Demikian disampaikan Ustadz Sutarjo, S.Ag., M.Ag dalam tausyiah keluarga besar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Ahad, 1 Oktober bertempat di Rumah Bapak/Ubu Setya Winarno, Ph.D Jl.Palem Raya I Gandok Tambakan RT.04/20 Sinduharjo Ngaglik Sleman, yang dihadiri lebih dari 150 (seratus lima puluh) orang baik dosen,  maupun tenaga kependidikan dan keluarga.

Lebih lanjut Sutarjo mengatakan, banyak amal rutinitas kita  yang dapat mengalirkan pahala, namun mungkin kita sia-siakan.Kita membubuhkan niat agar dapat kembali kuat sehingga bisa menjalankan ibadah, tentu segunung pahala dapat menjadi milik kita.

Dengan demikian, niat-niat yang selama ini mendorong kita lakukan berbagai rutinitas, seakan-akan sia-sia belaka. Kepuasan biologis, maupun kesenangan lainnya pastilah tercapai dari rutinitas kita, baik meniatkannya atau tidak. Namun tidak demikian dengan pahala dan keridhaan Allâh Azza wa Jalla, tanpa niat yang baik dan tulus, kita tidak mungkin meraihnya.

Rutinitas yang kita lakukan setiap hari dapat kita petik hikmahnya, Ustadz Sutarjo memberikan sebuah contoh kehidupan makhuk Allah SWT seperti lebah. Lebah merupakan salah satu jenis serangga yang ukuran tubuhnya kecil, yang memiliki kehidupan yang  sangat unik jika kita perhatikan secara saksama. Lebah makhluk Allah yang istimewa, ia dapat memberikan manfaat dan kenikmatan, terutama bagi umat manusia. Makhluk yang hidupnya selalu berkelompok ini, memiliki berbagai sifat yang unik, di antaranya lebah selalu hinggap di tempat yang bersih dan hanya makan yang bersih pula. Luar biasa hewan ini  hanya memakan dan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat lainnya yang bersih.

Sutarjo menggambarkan, lebah selalu selektif dalam memilih makanan. Alangkah bagusnya, jika kita sebagai manusia bisa meniru kehidupan lebah ini yaitu hanya menyantap sesuatu yang bersih dan yang baik. Lebah selalu mengeluarkan yang bersih, karena lebah hanya menyantap sesuatu yang bersih maka yang keluar dari perutnya pun adalah sesuatu yang bersih pula. Yaitu  mengeluarkan madu, dan manfaatnya juga baik untuk kesehatan manusia.  Lebah mampu memproduksi sebanyak mungkin madu, yang tidak hanya untuk kepentingannya sendiri, akan tetapi bermanfaat juga buat makhluk-makhluk lainnya, terutama manusia.

Lebah tidak merusak tempat di mana pun ia hinggap, betapa santunnya hewan ini hingga dalam bergaul ia tidak menyakiti/merusak apa pun dan senantiasa menjaga kedamaian dalam setiap suasana. Lebah juga tidak pernah mengganggu atau melukai siapa pun kecuali kalau diganggu terlebih dahulu. Lebah juga punya harga diri yaitu ia tidak akan pernah mengganggu orang lain atau apa pun itu selama kehormatan dan harga dirinya dihormati.

Ustadz Sutarjo mengajak, bilamana beberapa sifat lebah tersebut di atas ditiru oleh setiap manusia, yakinlah bahwa akan terbentuk masyarakat yang berkualitas dalam segala lini kehidupan. Dengan demikian, akan terwujudlah kehidupan  yang berkeadilan, makmur, dan sejahtera. Lebih dari itu, kebiasaan mengeksploitasi kekayaan alam dan sesama manusia tidak lagi terjadi. Ungkap Setarjo.

Hadir dan menyampaikan kata sambutan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) mengajak kepada segenap civitas akademika FTSP UII  untuk dapat meningkatkan acara silaturrahmi semacam ini lebih erat lagi, dengan mengisi pemberian santapan rohani walaupun sudah rutinitas dijalankan, namun perlu untuk dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi.

 

Mahasiswa FTSP UII Sabet Urutan Kedua Presenter Terbaik Konferensi Keislaman IIUM

Bertempat di Kuala Lumpur Malaysia Imam Agung Baskoro (13511008), mahasiswa Program Studi Teknik Sipil  Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII)  mengikuti kegiatan  Konferensi Keislaman Internasioal Islamic University of Malaysia (IIUM),  pada 21 hingga 24 September 2017.

Konferensi Keislaman Internasional berlangsung di Malaysia dengan narasumber Ustadz Hanan Attaki dari Malaysia dan dari IIUM yang diikuti puluhan mahasiswa/i dari berbagai puluhan Perguruan Tinggi ASEAN  dengan mempresentasikan papernya secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 (tiga) orang mahasiswa/i baik dari satu Fakultas, atau satu Universitas, bahkan dari Perguruan Tinggi lain.

Team Yogyakarta terdiri dari Imam Agung Baskoro FTSP UII (13511008), Krisal Putra (Komunikasi UII), dan seorang mahasiswa (Farras Iftikar) dari  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Demikian disampaikan Imam Agung Baskoro sepulang dari konferensi.

Ia menambahkan, paper yang dipresentasikan merupakan kolaborasi mahasiswa UII dengan UMY tentang isu ke-Islaman dengan thema “Isu Dampak Jejaring Sosial yang Saat ini Merusak Akhlak, Moral dan Etika Generasi Muda”. Selain itu Imam mengaku juga telah memaparkan solusi Al Qur’an dan Al Hadits berikan serta merubah mental dan sikap kita untuk kembali ke Al-Qur’an dan Assunnah.

Dalam laga yang bergengsi ini team Yogyakarta yang terdiri dari delegasi UII dan UMY dapat menyabet urutan ke-2 (dua) dalam katagori presenter terbaik  mengungguli puluhan team team yang lainnya. Ungkap Imam.