http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_8409.jpg

Amat sangat pantas kita diperintah untuk bersyukur kepada Allah, yang telah mengutus Muhammad SAW dengan konsep ajaran yang tegas, yakni AlQur’an dan As-Sunnah, sehingga dengan kedua warisan ini mampu mengangkat derajat manusia menjadi bermartabat, menjadi penjaga dan pelindung alam, sehingga menempatkan manusia pada derajat yang paling mulia di antara makhluk-makhluk yang ada. Setiap Rasul memang membawa rahmat, rahmat kecil, rahmat besar, dan rahmat yang sempurna.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal“. (QS al Hujurat [49]:13 )

Rahmat kecil digambarkan seperti yang dimiliki oleh manusia secara duniawi (rumah, kendaraan, maupun jabatan). Rahmat besar adalah rahmat yang mahal kita miliki seprti dinul Islam, ilmu yang bermanfaat, rasa bahagia, maupun cinta kepada Allah SWT dan Rusulullah SAW. Sedangkan rahmat yang sempurna akan diberikan kepada Allah SWT setelah hamba Allah meninggal Dunia.

Demikian disampaikan tausyiah keluarga besar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) oleh Ustadz Drs.H.Budi Parjiman A.Ma. kemarin Ahad (12 Maret) bertempat di Masjid GTA (Griya Taman Asri) Yogyakarta   yang dihadiri lebih dari 100 (seratus) tenaga kependidikan dan dosen beserta keluarga hingga jelang siang hari.

Ustadz Budi Parjiman menambahkan, secara fitrah setiap manusia pasti mendambakan kehidupan mulia. Bagi setiap Muslim, setiap harinya mereka selalu berdoa kepada Allah SWT., agar diberikan kehidupan mulia di dunia, dan begitu pula di akhirat, Robbana aatina fi dunya hasanah wa fila akhiroti hasanah wa qinaa’adaabannar, berupaya untuk menggapai kehidupan yang bertartabat.

Lima syarat yang harus terpenuhi jikalau manusia menginginkan atau akan menggapai kehidupan yang bertartabat yaitu  hidup itu adalah ibadah, maka pastikan semua aktivitas kita adalah ibadah. Caranya  selalu meniatkan aktivitas kita untuk ibadah serta memperbaharuinya setiap saat karena bisa berubah, dan pastikan apa yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan (ibadah mahdhah) dan tidak dilarang oleh syariat Islam.

Yang kedua bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik, maka kita harus memprioritaskan kehidupan akhirat. Bukan berarti meninggalkan kehidupan dunia, tetapi menjadikan kehidupan dunia sebagai bekal menuju akhirat, oleh karenanya perbanyaklah berdzikir kepada Allah SWT.

Ketiga hidup ini adalah sementara, maka perlu kesungguhan dalam beramal. Tidak ada lagi santai, mengandai-ngandai, atau angan-angan apalagi malas, karena kita hidup ini tidak selamanya. Bergeraklah sekarang, bertindaklah sekarang, dan berlomba-lombalah dalam kebaikan dalam berkarya ‘amal sholeh.

Keempat  hidup itu adalah ujian, maka tidak ada cara lain menyelaraskan hidup kita, yaitu menjalani hidup dengan penuh kesabaran dilakukan dengan istiqomah (sungguh sungguh). Dan yang ke lima adalah selalu bertawwakal (berserah diri) kepada Allah SWT dengan ridho Allah SWT tidak mengeluh.
http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_8424.jpg
Ustadz Pimpinan Panti Asuhan “Sinar Melati” yang memiliki 47 (empat puluh tujuh) cabang panti asuhan ini memberikan pula 4 (empat) kunci Hamba Allah yang akan masuk surga dengan selamat, yaitu Assusualam (gemar menebar salam), wasirul arham (menyambung silaturrahmi), memberi makan orang yang membutuhkan (dermawan), dan hamba Allah yang melakukan sholat malam. Ungkap Uztadz Budi Parjiman.

Sementara Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Ustadz Budi Parjiman  dan kepada segenap dosen dan tenaga kependidikan beserta keluarga yang telah berkenan hadir dalam tausyiah dan silaturrahmi. Strategi dakwah semacam ini, disamping bersilaturahim juga sebagai tempat informasi bagi keluarga yang telah memiliki putra atau putri yang menginjak dewasa untuk diperkenalkan atau dijodohkan diantara keduanya. Dekan FTSP UII pun mengingatkan seiring dengann bertambahnya usia kita, maka sisa sisa umur kita ini kita pergunakan dengan sebaik baiknya yang lebih bermanfaat untuk terjun ke bidang agama, maupun bidang  sosial, hingga  Allah SWT memberikan umur panjang kepada kita sekalian.

AIESEC adalah organisasi non profit terbesar di dunia untuk para pemuda yang sudah berdiri setelah perang dunia kedua. AIESEC menggunakan pendekatan yang inovatif untuk terlibat dan mengembangkan generasi muda sekarang. Pelajar yang terlibat dalam AIESEC mendapat ketrampilan dan kompetensi melalui pengalaman yang menantang kepemimpinan, magang internasional, dan berinteraksi dengan jaringan global secara luas.

Melalui program pertukaran pelajar atau mahasiswa ini, diharapkan nilai Indonesia dapat tersampaikan dengan baik, guna meningkatkan ketrampilan individual pelajar dan pengetahuan dari perspektif peserta. Tentu saja misi nya untuk membawa wajah Indonesia dan Institusi di hadapan warga dunia dapat dilakukan pula dengan sebaik baiknya.   

Salah seorang mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Arga Nayesya Amalia (13513081) terketuk hatinya serta terpilih mewakili UII dan Indonesia  mengikuti AIESEC (Association Conomiques et Commerciales) sejak 9 Januari hingga 20 Februari 2017 bertempat di Nitra Slovakia.

Arga Nayesya Amalia berangkat mengikuti AIESEC mewakili pelajar Indonesia yang sebelumnya mengikuti seleksi yang sangat ketat, yang akhirnya ia terpilih untuk berangkat ke Slovakia bersama 2 (dua) temannya dari Indonesia. Perwakilan dari berbagai negara dunia seperti Indonesia, Cina, Brasilia, Turki, Ukrania, Kriskitan bergabung menjadi satu guna meningkatkan mobilitas dan pemahaman antar budaya dengan memotivasi pelajar dalam hal karya ilmiah, pekerjaan soasial dan kehidupan budaya antar negara.

Selama 6 (enam) minggu di Slovakia Arga mengaku banyak sekali pengalaman pengalaman baru berharga yang belum pernah ia dapatkan. Meningkatkan soft skill dan kepemimpinan dalam forum internasional, cara mempromosikan budaya dan pariwisata di forum internasional, karya ilmiah, presentasi internasional, serta kewirausahaan. Dalam kegiatannya dibagi menjadi beberapa team, dan setiap team terdiri dari 2 (dua) orang pelajar yang berasal dari negara lain dengan menggunakan full bahasa inggris.

Dengan reporter ia mengatakan, bangga dan terimakasih disampaikan atas kepercayaannya mewakili Universitas Islam Indonesia (UII) yang sekaligus mewakili Negara Indonesia di winter Exchange Studdent di tingkat Internasional ini, ia berharap kepada teman teman yang lain untuk jangan takut mencoba hal hal yang baru seperti ini untuk mengembangkan pola pikir global kesadaran budaya, kepercayaan diri mendapatkan banyak pengalaman sebagai team internasional, mengembangkan skill, serta pengalaman pengalaman yang lainnya. Ungkap Arga.      

 http://fcep.uii.ac.id/images/2017/februari/img_1659.jpg

Kamis (23 Februari) Program Magister Arsitektur (MAr) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Seminar Nasional bertajubRiset untuk Inovasi Praktik Arsitekturbertempat di Auditorium  Gedung Mohammad Natsir FTSp UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta, yang diikuti sekitar 200 (dua ratus) peserta.

Seminar Nasional yang digelar ini mendalami peran riset dalam dunia arsitektur, karena peran riset dalam praktik arsitektur memegang peran yang cukup penting dengan desain desain arsitektur yang didapati dengan struktur desain yang kuat dan awet sebagaimana yang dipasarkan di pasaran global.

Selain itu, seminar ini juga membedah pentingnya peran arsitek sebagai mitra komunitas yang dalam konteks Indonesia sangat dibutuhkan. Peran besar kepada komunitas marginal, dhuafa, difabel dalam meningkatkan kualitas lingkungan binaan menjadi tantangan besar ke depan. 

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/februari/img_1638.jpg

 Sebagai keynot speker Ir.Ahmad Djuhara, IAI (Ketua Umum Nasional Ikatan Arsitektur Indonesia) , Dr. Ir.A.Adib Abadi, M.Sc Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Arsitek Indonesia (APTARI),  Dr.-Ing .Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA, IAI (dosen Magister Arsitektur UII,  Dr. Ir. Sugini, MT, IAI  (dosen Magister Arsitektur UII), serta Dr.Yulianto Purwono Prihatmaji, ST, MT, IAI (dosen Magister Arsitektur UII).

Ilya Fadjar IAI menyampaikan bahwa, diperlukannya kerjasama dan adanya tantangan arsitektur dibidang yang lain hal ini dikarenakan permasalahan saat ini sudah sangat kompleks, dengan catatan tidak menghilangkan jati diri sebagai seorang arsitek. Sementara Sugini, IAI dan Yulianto Purwono IAI membicarakan tentang metode riset desain arsitektu, dan perlunya kebutuhan co-design dalam advokasi arsitektur yang lebih berhubungan ke dalam masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Ungkap Ilya Fadjar.

 Keynot Speker utama Ketua Umum Nasional Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI)  Ahmad Djuhara, menyampaikan perihal kebutuhan profesi dan persaingan arsitek ASEAN. Dalam pembahasannya dipaparkan juga tentang jasa layanan desain arsitektur dalam perekonomian global dan regional.

Sebagaimana disampaikan Ahmad Djuhara, Persaingan yaitu bagaimana menghadapi terbukanya lapangan pekerjaan di ASEAN, dengan keunggulan geografis yang cukup besar, jangan sampai kita hanya menjadi pasar bagi negara lain, kita juga harus bersaing aktif.

Adib Abadi, IAI selaku Ketua APTARI mengatakan,  kurikulum itu merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi. Sedangkan dalam dunia praktek arsitektur sendiri masih terjadi beberapa ketidaksesuaian antara kurikulum pendidikan dan kompetensi lulusan yang dibutuhkan pasar. Ungkapnya.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/februari/img_8390.jpg

Studi banding memuat konsep kegiatan untuk meninjau serta melakukan evaluasi pada sebuah tempat tertentu  yang mempunyai kelebihan atau keunggulan sehingga dapat mengembangkan dirinya atas hasil peninjaunnya. Studi banding memiliki peran penting karena apabila  benar benar dilakukan secara konsekwen,  akan banyak suntikan baru dalam menunjang kreativitas berinovativ dalam menghasilkan produk yang diinginkan.

 

Sebagaimana yang dilakukan Program Studi Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta sebanyak 4 (empat) delegasi berkunjung mengadakan studi banding di Program Profesi Arsitektur (PPAr) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kemarin Rabu (22 Februari) bertempat di Ruang Sidang FTSP UII Gedung Mohammad Natsir Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

 http://fcep.uii.ac.id/images/2017/februari/img_8393.jpg

 

Dekan FTSP UII (Dr.Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam penerimaan studi banding mengajak kepada UKDW untuk bersama sama dengan PPAr FTSP UII untuk saling membantu dan saling menguatkan dalam mengembangkan akademiknya. Sehingga kolaborasi akademik antara keduanya dapat sinergis dengan menghasilkan sesuatu hal yang lebih baik.

 

Sementara Sekretaris Program Profesi Arsitektur (Jarwa Prasetya Sih Handoko, ST., M.Sc.,IAI) menyampaikan bahwa Program Proesinya Arsitektur dan Program Studi Arsitektur (S1) FTSP UII sudah terakreditasi internasional  dari Korea Architectural Accrediting Board (KAAB) pada Januari 2017 yang lalu.

Jarwa Prasetya mengatakan, dengan capaian akreditasi internasional ini  Prodi Arsitektur dan Program Profesi Arsitektur FTSP UII telah diakui secara internasional dan setaraf dengan institusi pendidikan arsitektur di dunia. Lulusan kedua program ini yang terdiri dari skema 4+1 tahun. Ungkapnya.

Disamping itu, Jarwa Prasetya juga menyampaikan tentang kurikulum PPAr, lulusan, maupun kemahasiswaan yang dilanjutkan dengan peninjauan lokasi laboratorium arsitektur.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/februari/img_1669.jpg

Sebagaimana  dalam Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Pasal 1(1), Mutu Pendidikan Tinggi adalah ketika penyelenggaraan pendidikan tinggi sesuai dengan Standar Pendidikan Tinggi yang terdiri atas SN Dikti (Standar Nasional Pendidikan Tinggi) dan Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi (PT). Selain itu, Mutu Pendidikan Tinggi juga merupakan pencapaian visi, misi dan tujuan pendidikan, kompetensi lulusan dan standar akademik yang telah ditetapkan oleh institusi Perguruan Tinggi.

 

Berdasarkan hal itu Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Penjaminan Standar Mutu Fakultas (PSMF)  mengadakan workshop Implementasi Penjaminan Mutu bagi Laboratorium yang berada di FTSP UII dengan mengacu standar Mercy of God pada Rabu (22 Februari) bertempat di Ruang Sidang Dekanat FTSP Uii Gedung Mohammad Natsir Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman, Yogyakarta yang dihadiri 30 (tiga puluh) peserta Laboran dan Kepala Laboratorium.  

Dalam workshop ini Koordinator PSMF FTSP UII (Dr.Ir.Sri Amini, MT) memaparkan topik pembahasan Sasaran Mutu Laboratorium, Program Kerja, TW atau WT, PK/IK, Metode Pengukuran Sasaran Mutu, Kepuasan Pelangan, Evaluasi Kinerja Laboratorium, Evaluasi Capaian Sasaran Mutu, Usulan Revisi borang AMI, serta rekomendasi ke Program Studi.

Sri Amini berharap, hasil workshop ini dapat direalisasikan di masing masing Laboraorium yang ada di FTSP UII sebanyak 15 (lima belas) laboratorium, sehingga kedepan hasil AMI dapat terminimasir    temuannya.