http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_2096.jpg

Kunjungan studi banding cukup penting  jikalau benar benar dilakukan secara konsekwen, karena dirinya akan ada suntikan atau masukan masukan baru dalam menunjang kreativitas bekerja secara maksimal dan terinovativ dalam menghasilkan produk dan layanan kompetitif. Dilihat dalam perkembangan jaman seperti sekarang ini apapun dan siapapun dan dari manapun bisa muncul dan berkembang  secara signifikan, sebab kompetisi adalah sangat  terbuka untuk itu. Konsep kegiatan meninjau serta melakukan evaluasi pada sebuah tempat tertentu yang mempunyai  keunggulan dan kelebihan sehingga dapat mengembangkan dirinya atas hasil kunjungannya.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_2099.jpg

Sebagaimana Rabu (22 Maret) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan studi banding dari  Fakultas Teknik Universitas Baturaja (Unbara) di FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta. Studi banding diterima oleh Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc), Wakil Dekan (Setya Winarno, Ph.D), Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Sipil (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D), Ketua Program Studi Arsitektur  (Noor Cholis Idham, Ph.D), dan Lembaga Mahasiswa FTSP UII yang terdiri dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)  dan Lembaga Ekekutif Mahasiswa (LEM).

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_2111.jpg

 

Dekan FTSP UII dalam sambutannya mengatakan bahwa kunjungan studi banding ini merupakan persahabatan diantara kedua perguruan tinggi FTSP UII dengan Fakultas Teknik Universitas Baturaja (UNBARA), sehingga diharapkan silaturrahmi ini untuk saling berkontribusi.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_2131.jpg

Fakultas Teknik Sipil (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) terdiri dari 3 (tiga) Prodi S1, Teknik Sipil, Arsitektur dan Teknik Lingkungan. Ketiganya sudah mendapatkan pengakuan akreditasi internasional, seperti Prodi  Teknik Sipil sudah terakreditasi internasional dari Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE). Prodi Arsitektur juga sudah terakreditasi internasional dari Korean Architecture Accrediting Board (KAAB), dan Teknik Lingkungan menginduk Accreditation Board of Engineering and Technology (ABET) USA.

Sedangkan Program Profesi di FTSP UII adalah Profesi Arsitektur juga telah mendapatkan akreditasi internasional yang menjadi satu kesatuan Prodi Arsitektur.  

Dr.Ing.Ir.Widodo menambahkan bahwa FTSP UII juga memiliki Program Pasca Sarjana, seperti Pasca Sarjana S2 Teknik Sipil, serta Program S3 (Doktor) Teknik Sipil yang baru saja tadi pagi (Rabu, 22 Maret) Surat Keputusan Pendirian Program Doktor S3 sudah diserahkan dari pemerintah untuk UII. Ungkapnya.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_2115.jpg

Senada dengan Dekan FTSP UII,  Ketua Prodi Teknik Sipil (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D) mengatakan, atas dasar karunia Allah SWT  Prodi Teknik Sipil UII sudah mendapatkan sertifikat  akreditasi Internasional dari Japan Acreditation Board for Engineering Education (JABEE) sejak Maret 2016 yang lalu. Kompetensi lulusan di Teknik Sipil UII diharapkan mampu merancang, melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan bangunan ketekniksipilan dengan amanah, terampil, kompeten adaptif, inovatif dan berwawasan kebencanaan, yang ditunjang  berbagai macam alat laboratorium.  

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_2147.jpg

Rombongan studi banding yang terdiri dari 55 (lima puluh lima) mahasiswa, 4 (empat) pendamping dosen, serta beberapa staff Fakultas Teknik Unbara berlangsung hingga sore untuk mengunjungi laboratorium Teknik Sipil pula.

 

 

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_8450.jpg

Komitmen pada kesempurnaan dan risalah islamiyah di bidang dakwah Islamiyah  adalah  merupakan salah satu tujuan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Dalam implementasinya Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII  menggelar  program Asistensi Agama Islam (AAI) bagi mahasiswa baru tahun akademik 2016/2017 pada semster Genap tahun ini. Menurut data yang ada di Administrasi Akademik  FTSP UII memiliki mahasiswa baru TA.2016/2017 sebanyak 419 mahasiswa yang saat ini Sabtu (19 Maret) mengikuti Studium General AAI didampingi 29 (dua puluh sembilan) muallim bertempat di Auditorium  Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta, yang dibuka oleh Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc).

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_8434.jpg

Program ini bermaksud untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan nilai nilai agama Islam serta karakter dalam beribadah dan berakhlak mulia yang bagian dari wajib. Asistensi Agama ini sangat penting, karena kemungkinan di Perguruan Tinggi lain kegiatan pembinaan dan pemdampingan keagamaan semacam ini tidak ada. Asistensi ini sangat menentukan perjalanan hidup kita, karena dengan adanya kegiatan semacam ini Insya Allah kita menjadi semakin alim, lebih sistemik, terarah hingga bisa menjadi insan yang lebih baik lagi.

Hasil pendampingan AAI ini akan lebih kelihatan dan terasa setelah lulus dari UII, bahwa AAI ini sangat penting sekali, sehingga AAI menjadi prasyarat untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dalam implementasi AAI ini, Dekan FTSP UII pun mengajak dan berharap untuk dijadikannya gerakan puasa sunnah Senin Kamis bagi para mahasiswa dilingkungan FTSP UII yang diikuti dengan gerakan buka puasa bersama di kampus.  

AAI juga yang bertujuan untuk membangun karakter pribadi Islami  seluruh mahasiswa FTSP UII guna mendapatkan ilmu ilmu duniawi dan ukhrawi, dan  memperbaiki diri sebagai insan Islami. Demikian dikatakan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam sambutan Studium General AAI bagi mahasiswa baru semester genap tahun akademik 2016/2017. 

Sementara   Dr.Drs.Muntoha, M.Ag  selaku narasumber  menyampaikan tujuan diadakannya Asistensi Agama Islam di UII adalah membentuk insan ulil albab. Dalam Al Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 197, Allh SWT berfirman Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.

Kegiatan AAI di UII sifatnya wajib, yang dilakukan secara kelompok dan setiap kelompok dipandu oleh satu orang muallim diselenggarakan 12 kali tatap muka dalam satu semester, dan setiap akhir semester dilakukan ujian.   Jumlah kehadiran AAI sama sebagaimana seperti kuliah reguler jumlah kehadiran minimal 75% guna prasysrat mengikuti ujian. Sedangkan pelaksanaan diserahkan sepenuhnya oleh masing masing pendamping atau mu’allim.

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_8409.jpg

Amat sangat pantas kita diperintah untuk bersyukur kepada Allah, yang telah mengutus Muhammad SAW dengan konsep ajaran yang tegas, yakni AlQur’an dan As-Sunnah, sehingga dengan kedua warisan ini mampu mengangkat derajat manusia menjadi bermartabat, menjadi penjaga dan pelindung alam, sehingga menempatkan manusia pada derajat yang paling mulia di antara makhluk-makhluk yang ada. Setiap Rasul memang membawa rahmat, rahmat kecil, rahmat besar, dan rahmat yang sempurna.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal“. (QS al Hujurat [49]:13 )

Rahmat kecil digambarkan seperti yang dimiliki oleh manusia secara duniawi (rumah, kendaraan, maupun jabatan). Rahmat besar adalah rahmat yang mahal kita miliki seprti dinul Islam, ilmu yang bermanfaat, rasa bahagia, maupun cinta kepada Allah SWT dan Rusulullah SAW. Sedangkan rahmat yang sempurna akan diberikan kepada Allah SWT setelah hamba Allah meninggal Dunia.

Demikian disampaikan tausyiah keluarga besar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) oleh Ustadz Drs.H.Budi Parjiman A.Ma. kemarin Ahad (12 Maret) bertempat di Masjid GTA (Griya Taman Asri) Yogyakarta   yang dihadiri lebih dari 100 (seratus) tenaga kependidikan dan dosen beserta keluarga hingga jelang siang hari.

Ustadz Budi Parjiman menambahkan, secara fitrah setiap manusia pasti mendambakan kehidupan mulia. Bagi setiap Muslim, setiap harinya mereka selalu berdoa kepada Allah SWT., agar diberikan kehidupan mulia di dunia, dan begitu pula di akhirat, Robbana aatina fi dunya hasanah wa fila akhiroti hasanah wa qinaa’adaabannar, berupaya untuk menggapai kehidupan yang bertartabat.

Lima syarat yang harus terpenuhi jikalau manusia menginginkan atau akan menggapai kehidupan yang bertartabat yaitu  hidup itu adalah ibadah, maka pastikan semua aktivitas kita adalah ibadah. Caranya  selalu meniatkan aktivitas kita untuk ibadah serta memperbaharuinya setiap saat karena bisa berubah, dan pastikan apa yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan (ibadah mahdhah) dan tidak dilarang oleh syariat Islam.

Yang kedua bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik, maka kita harus memprioritaskan kehidupan akhirat. Bukan berarti meninggalkan kehidupan dunia, tetapi menjadikan kehidupan dunia sebagai bekal menuju akhirat, oleh karenanya perbanyaklah berdzikir kepada Allah SWT.

Ketiga hidup ini adalah sementara, maka perlu kesungguhan dalam beramal. Tidak ada lagi santai, mengandai-ngandai, atau angan-angan apalagi malas, karena kita hidup ini tidak selamanya. Bergeraklah sekarang, bertindaklah sekarang, dan berlomba-lombalah dalam kebaikan dalam berkarya ‘amal sholeh.

Keempat  hidup itu adalah ujian, maka tidak ada cara lain menyelaraskan hidup kita, yaitu menjalani hidup dengan penuh kesabaran dilakukan dengan istiqomah (sungguh sungguh). Dan yang ke lima adalah selalu bertawwakal (berserah diri) kepada Allah SWT dengan ridho Allah SWT tidak mengeluh.
http://fcep.uii.ac.id/images/2017/maret/img_8424.jpg
Ustadz Pimpinan Panti Asuhan “Sinar Melati” yang memiliki 47 (empat puluh tujuh) cabang panti asuhan ini memberikan pula 4 (empat) kunci Hamba Allah yang akan masuk surga dengan selamat, yaitu Assusualam (gemar menebar salam), wasirul arham (menyambung silaturrahmi), memberi makan orang yang membutuhkan (dermawan), dan hamba Allah yang melakukan sholat malam. Ungkap Uztadz Budi Parjiman.

Sementara Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Ustadz Budi Parjiman  dan kepada segenap dosen dan tenaga kependidikan beserta keluarga yang telah berkenan hadir dalam tausyiah dan silaturrahmi. Strategi dakwah semacam ini, disamping bersilaturahim juga sebagai tempat informasi bagi keluarga yang telah memiliki putra atau putri yang menginjak dewasa untuk diperkenalkan atau dijodohkan diantara keduanya. Dekan FTSP UII pun mengingatkan seiring dengann bertambahnya usia kita, maka sisa sisa umur kita ini kita pergunakan dengan sebaik baiknya yang lebih bermanfaat untuk terjun ke bidang agama, maupun bidang  sosial, hingga  Allah SWT memberikan umur panjang kepada kita sekalian.

AIESEC adalah organisasi non profit terbesar di dunia untuk para pemuda yang sudah berdiri setelah perang dunia kedua. AIESEC menggunakan pendekatan yang inovatif untuk terlibat dan mengembangkan generasi muda sekarang. Pelajar yang terlibat dalam AIESEC mendapat ketrampilan dan kompetensi melalui pengalaman yang menantang kepemimpinan, magang internasional, dan berinteraksi dengan jaringan global secara luas.

Melalui program pertukaran pelajar atau mahasiswa ini, diharapkan nilai Indonesia dapat tersampaikan dengan baik, guna meningkatkan ketrampilan individual pelajar dan pengetahuan dari perspektif peserta. Tentu saja misi nya untuk membawa wajah Indonesia dan Institusi di hadapan warga dunia dapat dilakukan pula dengan sebaik baiknya.   

Salah seorang mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Arga Nayesya Amalia (13513081) terketuk hatinya serta terpilih mewakili UII dan Indonesia  mengikuti AIESEC (Association Conomiques et Commerciales) sejak 9 Januari hingga 20 Februari 2017 bertempat di Nitra Slovakia.

Arga Nayesya Amalia berangkat mengikuti AIESEC mewakili pelajar Indonesia yang sebelumnya mengikuti seleksi yang sangat ketat, yang akhirnya ia terpilih untuk berangkat ke Slovakia bersama 2 (dua) temannya dari Indonesia. Perwakilan dari berbagai negara dunia seperti Indonesia, Cina, Brasilia, Turki, Ukrania, Kriskitan bergabung menjadi satu guna meningkatkan mobilitas dan pemahaman antar budaya dengan memotivasi pelajar dalam hal karya ilmiah, pekerjaan soasial dan kehidupan budaya antar negara.

Selama 6 (enam) minggu di Slovakia Arga mengaku banyak sekali pengalaman pengalaman baru berharga yang belum pernah ia dapatkan. Meningkatkan soft skill dan kepemimpinan dalam forum internasional, cara mempromosikan budaya dan pariwisata di forum internasional, karya ilmiah, presentasi internasional, serta kewirausahaan. Dalam kegiatannya dibagi menjadi beberapa team, dan setiap team terdiri dari 2 (dua) orang pelajar yang berasal dari negara lain dengan menggunakan full bahasa inggris.

Dengan reporter ia mengatakan, bangga dan terimakasih disampaikan atas kepercayaannya mewakili Universitas Islam Indonesia (UII) yang sekaligus mewakili Negara Indonesia di winter Exchange Studdent di tingkat Internasional ini, ia berharap kepada teman teman yang lain untuk jangan takut mencoba hal hal yang baru seperti ini untuk mengembangkan pola pikir global kesadaran budaya, kepercayaan diri mendapatkan banyak pengalaman sebagai team internasional, mengembangkan skill, serta pengalaman pengalaman yang lainnya. Ungkap Arga.      

 http://fcep.uii.ac.id/images/2017/februari/img_1659.jpg

Kamis (23 Februari) Program Magister Arsitektur (MAr) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Seminar Nasional bertajubRiset untuk Inovasi Praktik Arsitekturbertempat di Auditorium  Gedung Mohammad Natsir FTSp UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta, yang diikuti sekitar 200 (dua ratus) peserta.

Seminar Nasional yang digelar ini mendalami peran riset dalam dunia arsitektur, karena peran riset dalam praktik arsitektur memegang peran yang cukup penting dengan desain desain arsitektur yang didapati dengan struktur desain yang kuat dan awet sebagaimana yang dipasarkan di pasaran global.

Selain itu, seminar ini juga membedah pentingnya peran arsitek sebagai mitra komunitas yang dalam konteks Indonesia sangat dibutuhkan. Peran besar kepada komunitas marginal, dhuafa, difabel dalam meningkatkan kualitas lingkungan binaan menjadi tantangan besar ke depan. 

http://fcep.uii.ac.id/images/2017/februari/img_1638.jpg

 Sebagai keynot speker Ir.Ahmad Djuhara, IAI (Ketua Umum Nasional Ikatan Arsitektur Indonesia) , Dr. Ir.A.Adib Abadi, M.Sc Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Arsitek Indonesia (APTARI),  Dr.-Ing .Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA, IAI (dosen Magister Arsitektur UII,  Dr. Ir. Sugini, MT, IAI  (dosen Magister Arsitektur UII), serta Dr.Yulianto Purwono Prihatmaji, ST, MT, IAI (dosen Magister Arsitektur UII).

Ilya Fadjar IAI menyampaikan bahwa, diperlukannya kerjasama dan adanya tantangan arsitektur dibidang yang lain hal ini dikarenakan permasalahan saat ini sudah sangat kompleks, dengan catatan tidak menghilangkan jati diri sebagai seorang arsitek. Sementara Sugini, IAI dan Yulianto Purwono IAI membicarakan tentang metode riset desain arsitektu, dan perlunya kebutuhan co-design dalam advokasi arsitektur yang lebih berhubungan ke dalam masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Ungkap Ilya Fadjar.

 Keynot Speker utama Ketua Umum Nasional Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI)  Ahmad Djuhara, menyampaikan perihal kebutuhan profesi dan persaingan arsitek ASEAN. Dalam pembahasannya dipaparkan juga tentang jasa layanan desain arsitektur dalam perekonomian global dan regional.

Sebagaimana disampaikan Ahmad Djuhara, Persaingan yaitu bagaimana menghadapi terbukanya lapangan pekerjaan di ASEAN, dengan keunggulan geografis yang cukup besar, jangan sampai kita hanya menjadi pasar bagi negara lain, kita juga harus bersaing aktif.

Adib Abadi, IAI selaku Ketua APTARI mengatakan,  kurikulum itu merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi. Sedangkan dalam dunia praktek arsitektur sendiri masih terjadi beberapa ketidaksesuaian antara kurikulum pendidikan dan kompetensi lulusan yang dibutuhkan pasar. Ungkapnya.