FTSP UII Mendapatkan Tawaran Kerjasama Akademik dan Religius Dari Saudi Arabia

Kerjasama   akademik dan religius dengan  negara luar merupakan bentuk internasionalisasi pendidikan yang sedang digalakkan guna memperkaya akademisi  juga sebagai langkah aktifitas berkomunitas di kancah internasional. Bentuk kerjasama yang dijalin antara Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) dengan Saudi Arabia dalam rapat terbatas kemarin sore Senin (29 Agustus) bertempat di Ruang Sidang lantai 2 Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Prof.Dr.Mohamed Moustafa Mahmoud pakar bidang planologi, transportasi dan ekonomi, yang juga sebagai Direktur Madinah Institute of Leadership and Entrepeneurship (MILE), serta merangkap sebagai konsultan Kerajaan Saudi Arabia dalam pembangunan dan transportasi menawarkan kerjasama akademik dan religius kepada Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII). Bentuk kerjasama yang ditawarkan tersebut berupa seminar Internasional dan UMROH ke Tanah Suci kepada civitas akademika FTSP UII.

FTSP UII Mendapatkan Tawaran Kerjasama Akademik dan Religius Dari Saudi Arabia

Tawaran kerjasama yang sangat baik dan sangat berharga ini diterima langsung oleh Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) yang didukung oleh beberapa dosen senior dan segenap pengurus Program Studi yang hadir seperti Noor Cholis Idham, M.Arch., Ph.D; Hudori, MT; Any Juliani, M.Sc(Res.Eng); Ir.Suparwoko, MURP., Ph.D; Dr.Ir.Arif Wismadi, M.Sc; Arif Budi Sholihah, MT., Ph.D serta beberapa dosen lainya. Program ini akan direalisasikan tahun 2017 yang akan datang.

 

SEMINAR DAN KOLOKIUM PENGURANGAN RESIKO BENCANA DENGAN PENDEKATAN SOCIO- ENGINEERING DAN CULTURESEMINAR DAN KOLOKIUM PENGURANGAN RESIKO BENCANA DENGAN PENDEKATAN SOCIO- ENGINEERING DAN CULTURE
 
 

Wadek FTSP UII: KKNI Menjadi Patokan Menciptakan Sarjana (S1) Level Enam

Kita ada satu mekanisme bahwa Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi patokan kita untuk bisa menciptakan sarjana S1 yang dilevel 6 (enam). Proses pembelajaran ini terus kita kembangkan, sehingga mahasiswa juga tertarik dengan apa apa yang kita ajarkan. Karena cara mengajar dosen seperti dulu itu dimungkinkan berbeda dengan cara mengajar mahasiswa sekarang ini, karena topiknya berbeda, themanya berbeda, cara mengajarnya berbeda, dan ruhnya berbeda.

Demikian disampaikan Setya Winarno, ST., MT., Ph.D Wakil Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanan (FTSP)  Universitas Islam Indonesia (UII) saat memberikan kata sambutan pada acara sosialisasi  Penerapan Kurikulum Berbasis KKNI di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII, Sabtu (27 Agustus) yang dihadiri sekitar 45 (empat puluh lima) dosen FTSP UII.

Wadek FTSP UII: KKNI Menjadi Patokan Menciptakan Sarjana (S1) Level Enam

Sylvi Dewajani, Ph.D., Pakar KKNI Nasional menjelaskan “Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi” mengatakan bahwa, KKNI adalah penjenjangan kualifikasi kerja yang menyandingkan, mengutarakan, mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kopetensi kerja sesuai dengan jabatan kerja di berbagai sektor. Jadi KKNI itu sebuah penggaris atau mistar bukan kurikulum,  jelas Sylvi Dewajani, Ph.D.

Ia melanjutkan bahwa, tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran untuk setiap program pendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran bersifat kumulatif dan atau integratif. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran dituangkan dalam bahan kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata kuliah. Hal ini sesuai dengan pasal 8-9 Permendikbud nomor 44 tahun 2015. Paparnya.

Sedangkan standar penilaian sesuai dengan Pasal 18-24 bahwa Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan; dengan prinsip penilaian edukatif (mendidik), otentik, objektif, akuntabel, transparan, dan dilakukan secara terintegrasi. Teknik penilaian yang harus diperhatikan terdidi atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lesan dan angket. Ungkap Sylvi.

Sementara guru besar FTSP UII Prof.Ir.Widodo, MSCE., Ph.D menyampaikan thema “Dosen Ideal Sebagai Pendidik dan Pembangun Peradaban”.  Pilar pembelajaran kita terdiri dari learning to know, bagaimana mahasiswa tahu dan menerapkan cara belajar yang efektif dan berdaya guna; learning to do, bagaimana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya secara trampil untuk kesejahteraan manusia; learning to be adalah bahwa ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa dapat menjadi aset sosial, bermanfaat untuk orang disekitarnya; dan learning to Live together adalah bahwa proses pembelajaran harus menjadikan mahasiswa sebagai warga negara yang baik, menguat-kan kohesi sosial, membangun ketahanan masyarakat/nasional.

Pendidikan Nasional kita dengan maksud mengembangkan kemampuan serta membentuk watak atau karakter dan peradaban yang bermanfaat. Sehingga upayakan dalam sistem  pembelajaran itu mahasiswa sebisa mungkin  mengerti apa yang disampaikan dosen. Pinta Prof.Widodo.

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) terdiri dari sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan wewenang tanggungjawab. Sikap dan tata nilai itu sendiri merupakan perilaku dan tata nilai yang merupakan karakter atau jati diri bangsa dan Negara Indonesia. Sikap dan tata nilai ini terinternalisasi selama proses belajar, baik terstruktur maupun tidak.  Kemampuan kerja merupakan wujud akhir dari transformasi potensi yang ada dalam setiap individu pembelajar menjadi kompetensi atau kemampuan yang aplikatif. Dan penguasaan pengetahuan merupakan informasi yang telah diproses dan diorganisasikan untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan dan pengalaman yang terakumulasi untuk memiliki kemampuan. Ujar Prof.Widodo.

Suhijrah Willa Widodo Merasa Bangga dan Terhormat Bisa Menjadi Bagian Keluarga UII

Berilmu amaliah, beramal ilmiah adalah salah satu slogan yang menarik perhatian saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di Universitas Islam Indonesia (UII). Hal itu bisa terlihat dari komitmen UII dengan menjunjung tinggi nilai-nilai chatur dharma, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian, serta   dakwah islamiyah. Inilah yang menjadi nilai tambah dan membuat UII berbeda dengan kampus lain.

Demikian dikatakan Suhijrah Willa Widodo (12512186) Mahasiswa Arsitektur UII ketika bincang bincang dengan reporter kemarin sore Jum’at (26 Agustus). Widodo (nama panggilan) telah berhasil menyelesaikan studynya di Program Studi Arsitektur dan hari ini Sabtu (27 Agustus) mengikuti upacara seremonial Wisuda Sarjana di Kampus UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta.

Putra Sulawesi Barat yang berdomilisi di Banguntapan Bantul Yogyakarta ini mengatakan, untuk menghasilkan insan-insan penerus bangsa yang ulil albab, UII mewujudkan dengan program-program seperti Orientasi Nilai Dasar Islam (ONDI), Baca Tulis Al-Qur’an (BTAQ), serta Asistesnsi Agama Islam (AAI) diawal perkuliahnnya. Inilah yang terus ditanamkan mulai pertama kali masuk hingga dalam proses pembelajarannya agar nantinya mahasiswa UII dapat menjadi rahmatanlilalamin. Dimana proses menuntut ilmu selalu di imbangi dengan nilai-nilai islam. Oleh karena itu, saya merasa bangga dan terhormat bisa menjadi bagian keluarga UII.

Sepanjang karir sebagai mahasiswa UII, saya mendapatkan banyak kesempatan untuk terus berkarya dan mewujudkan impian, seperti menjadi asisten dosen di Program Studi Arsitektur, mengikuti kegiatan di tingkat Nasional, hingga Internasional seperti winterschool yang diadakan kerjasama antara Program Studi Arsitektur UII dengan Fatih Sultan Mehmet Vakif Universitesi (FSMVU) Turki. Selain itu semenjak awal kuliah, pada tahun 2012, Alhamdulillah saya mendapat kesempatan sebagai penerima Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BU-BPKLN). Hal tersebutlah yang menjadikan UII sebagai pilihan yang tepat bagi saya, karena mampu mengkomodir kebutuhan saya untuk berkarir di masa depan.

hijrah widodo

Widodo menambahkan, sebagai alumni Program Studi Arsitektur, saya menghaturkan terima kasih banyak kepada UII  khususnya Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) serta Program Studi Arsitektur yang telah menyediakan wadah bagi saya untuk terus belajar dan berkarya. Kita sadari bahwa tantangan dimasa depan akan semakin berat. Untuk itu besar harapan saya agar UII bisa konsisten dalam mewujudkan visi misinya sebagai institusi yang berintegritas serta mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berguna bagi masyarakat Indonesia pada khususnya dan masyarakat global pada umumnya.

Untuk teman teman seperjuangan semoga kita dapat mewujudkan cita-cita dan mengamalkan ilmu kita di tengah tengah dimasyarakat. Serta untuk adik-adik yang masih menempuh perkuliahan, agar terus semangat dalam belajar, pantang menyerah, jalin kerjasama dan kekeluargaan antar mahasiswa, maupun dengan staff pengajar agar terwujudnya kualitas pembelajaran dan pendidikan yang semakin baik. Pesan Widodo.

FTSP UII Sosialisasikan Zero Waste Lakukan Dengan Tiga Langkah

Saatnya memulai tak peduli sekecil apapun jumlah orang yang mengikuti kita, saatnya bergerak tak peduli sekecil apapun langkahmu untuk melakukannya, saatnya beraksi tak peduli sekecil apapun reaksi dari sekitar kita. Itulah semboyan team zero waste Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) yang disampaikan oleh Fajri Mulya Iresha, ST., MT dalam sosialisasi zero waste FTSP UII tadi pagi  Jum’at (26 Agustus) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

 

Zero Waste adalah mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi produksi sampah atau diminimalisir terjadinya sampah. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R, Reduce (mengurangi) Reuse (memakai) dan  Recycle (mendaur ulang).

 

Team zero waste FTSP UII yang terdiri dari Fajri Mulya Iresha, ST., MT dan beberapa dosen senior Program Studi Teknik Lingkungan yang terdiri dari Hijrah Purnama Putra, M.Eng, Dr.Ir.Kasam, MT dan Yebi Yuriandala, ST., M.Eng serta beberapa mahasiswa Teknik Lingkungan. Team ini telah mendeklarasikan zero waste walaupun secara resmi akan disosialisasikan awal September, yang telah menginventarisir sebanyak 103 (seratus tiga) tong sampah yang ada di FTSP UII.

FTSP UII Sosialisasikan Zero Waste Lakukan Dengan Tiga Langkah

 

Dalam sosialisasi zero waste Fajri Mulya mencontohkan untuk melakukan ini hanya dengan 3 (tiga) langkah. Yaitu taruhlah bahan organik di ember berlogo yang telah disediakan seperti sisa makanan potongan sayuran dan buah dedaunan. Yang kedua dengan cara bahan daur ulang yakni taruhlah bahan daur ulang ke tempat yang disediakan berlogo recycle bentuknya berupa botol plastik, wadah plastik, sendok & garpu plastik, sedotan, gelas plastik, map plastik, botol kaca, toples kaca; koran, majalah, buku, kertas HVS, kemasan kertas (box makanan, kemasan produk, tetrapak), kardus; dan kaleng minuman, wadah logam.

 

Fajri menambahkan, yang ketiga sampah residu yaitu taruh sampah residu ke tempat berlogo yang telah disediakan seperti kantong kresek, styrofoam, plastik sachet, plastik mika, plastik kemasan, tisu bekas, kayu, karet, dan sampah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi. Dan Jangan lupa B3 mu: Bekas baterai, barang elektronik, bagian gadget, lampu neon, obat-obatan, dll. Semoga zero waste ini teralisasi dengan baik, disamping tempat menjadi bersih dan sehat juga memiliki nilai ekonomi yang sangat besar. Ungkap Fajri.

 

Sementara Dekan FTSP UII (Dr.Ing.Ir.Widodo, M.Sc) mengharap semoga di FTSP ini dapat terealisasi fokus warna sampah, paling tidak minimal hampir zero waste menuju ke zero waste. Sehingga bisa terwujud kampus FTSP UII menjadi bersih sampah sebagai tolak ukur dalam  pola hidup bersih dan sehat. Sosialisasi yang dihadiri Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, Ph.D), segenap dewan dosen, dan tenaga kependidikan (tendik) tidak kurang dari 100 (seratus) orang.