Sampah menjadi masalah hampir disetiap kota di Indonesia, tidak terkecuali dengan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Setelah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan beberapa kali mengalami penutupan dan berbagai kendala, sampah seakan menjadi momok tersendiri bagi warga Yogyakarta. Terlebih Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta yang saat ini masih menggunakan fasilitas TPA yang berlokasi di Kabupaten Bantul. Berbagai usaha pun terus dilakukan, termasuk dalam hal penyadaran akan pentingnya pengelolaan sampah di masyarakat.
Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Sehati adalah wadah komunikasi dan koordinasi berbagai bentuk pengelolaan sampah mandiri yang terdapat di Kabupaten Sleman, seperti Bank Sampah, Sedekah Sampah, TPS 3R, dan Sekolah Berbasis Lingkungan. JPSM melakukan berbagai pendekatan dalam rangka pengurangan sampah sejak dari sumber. “Berbagai tantangan dihadapi oleh JPSM dalam operasionalnya, seperti tempat, SDM hingga pendanaan. Namun, semangat pengurus yang tidak pernah “kendor” dapat pelan-pelan menyingkirkan berbagai tantangan tersebut,” ujar Hijrah Purnama Putra selaku Ketua JPSM Sehati dalam acara pertemuan rutin anggota. Acara ini berlangsung di Kantor Kalurahan Sendangtirto, Berbah, Sleman pada Kamis, 27 Rabiulakhir 1443 H/2 Desember 2021.
Bersamaan dengan acara tersebut, Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (PSTL FTSP UII) menyerahkan Hibah Bina Lingkungan dalam rangka inisiasi Sekolah Sampah JPSM Sehati. Sekolah Sampah ini diharapkan mampu menjadi wadah edukasi bagi masyarakat awam, tentang pentingnya arti pengelolaan sampah sejak dari sumber. PSTL FTSP UII ingin berkontribusi dalam rangka melebarkan sayap kebermanfaatan, salah satunya adalah dalam bidang pengelolaan sampah.
Penyerahan Hibah ini dilakukan oleh Sekretaris PSTL FTSP UII, Dr. Eng. Awaluddin Nurmiyanto, M.Eng. Hibah berupa uang tunai yang nantinya digunakan untuk penyediaan berbagai peralatan dengan teknologi tepat guna dalam pengolahan sampah dan dukungan kegiatan sosialisasi yang melibatkan masyarakat umum. “Harapannya Sekolah Sampah ini dapat tumbuh di seluruh Kapanewon yang terdapat di Kabupaten Sleman,” ujar Kepala DLH Kabupaten Sleman yang juga ikut hadir dapat kegiatan penyerahan hibah tersebut.
Sekolah Sampah harus mampu mencetak masyarakat-masyarakat yang peduli, minimal terhadap sampah yang dihasilkannya sendiri. Dengan konsep 3R (Reduce-Reuse-Recycle), sedini mungkin dapat dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat, harapannya dapat menekan laju pengiriman sampah menuju TPA.