Guna mempererat tali silaturahim antara kampus dan orang tua atau wali mahasiswa, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara “Pertemuan Orang Tua/Wali Mahasiswa Angkatan 2021”. Pertemuan tersebut merupakan agenda rutin yang diselenggarakan untuk membekali orang tua mahasiswa baru dengan berbagai informasi terkait perkuliahan, kurikulum, pembayaran, teknologi informasi, fasilitas dan juga kegiatan-kegiatan kemahasiswaan.

Acara yang diselenggarakan pada Sabtu, 4 Rajab 1443 H/5 Februari 2022 secara daring dan diikuti oleh sekitar 520 peserta tersebut secara resmi dibuka oleh Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D.

Dalam sambutannya beliau mengharapkan bantuan dan kerjasama dalam memonitor kemajuan belajar mahasiswa terutama pada dua semester pertama. Hal ini disampaikan bukannya tanpa alasan karena pada semester 1 dan semester 2 inilah terjadi masa peralihan dari kehidupan siswa sekolah menuju kehidupan mahasiswa kampus yang sangat berbeda. “Kami berharap forum ini dapat menjadi jembatan antara fakultas dengan orang tua mahasiswa, sehingga dapat saling membina dan mendukung kegiatan mahasiswa dalam mencapai prestasi terbaik di segala bidang kehidupan,” tuturnya.

Sementara itu, perwakilan orang tua/wali mahasiswa, Eko Gumelar Susanto, ST., MSE., dalam sambutannya sangat mengapresiasi dengan diadakannya acara tersebut, dimana orang tua dapat mengetahui lebih dalam tentang proses belajar mengajar, aturan-aturan dan ketentuan kampus, kegiatan kemahasiswaan dan teknologi informasi yang dapat di akses oleh para orang tua mahasiswa. “Besar harapan dari para orang tua/wali terhadap kesuksesan dan kelancaran studi putra-putri kami di kampus ini, dan merupakan tanggung jawab FTSP UII untuk memberikan fasilitas dan bimbingan kepada mahasiswanya untuk menyelesaikan studi selama 4 tahun kedepan,” ujarnya.

Dr. Ir. Revianto Budi Santosa, M.Arch., IAI., Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni FTSP UII, pada kesempatan yang sama juga memberikan gambaran tentang program studi sarjana, kurikulum, proses belajar dan monitoring, evaluasi masa studi, teknologi informasi dan kegiatan kemahasiswaan.

Setelah paparan tersebut, dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab, dimana para orang tua/wali mahasiswa Nampak sangat antusias dalam menyampaikan pertanyaan dan harapan mereka atas studi putra-putrinya. Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi akademik dan non akademik.

Di penghujung acara dilakukan presentasi dan penjelasan akademik oleh pimpinan jurusan dan pimpinan Progam Studi (Prodi) Teknik Sipil, Prodi Arsitektur dan Prodi Teknik Lingkungan.

 

 

 

Jurusan Teknik Sipil (JTS) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Civil Engineering Research Forum untuk kali keduanya (The 2nd CE ReForm) pada hari Senin, 21 Jumadilakhir 1443 H/24 Januari 2022. CE ReForm merupakan forum bagi para insan teknik sipil dan lainnya yang terkait untuk mendiskusikan hasil penelitian terkini. Forum ini merupakan wadah diseminasi hasil penelitian bagi dosen dan mahasiswa teknik sipil baik dari perguruan tinggi swasta maupun negeri, pusat studi, serta instansi pemerintah maupun swasta.

Dengan mengusung tema “Menuju Infrastruktur Berkelanjutan melalui Inovasi Teknologi Ketekniksipilan”. Kegiatan tersebut diharapkan mampu memberi kesempatan para peserta untuk dapat saling berbagi hasil penelitian melalui presentasi dan tulisan yang baik, dan selanjutnya dapat dipublikasikan melalui prosiding ber-ISBN (International Standard Book Number). Acara yang dilaksanakan secara daring tersebut secara resmi dibuka oleh Prof. Ir. Widodo, MSCE., Ph.D., Ketua Jurusan Teknik Sipil FTSP UII.

Keynote speaker Ashar Saputra, S.T., M.T., Ph.D. dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada dengan materinya “Penggunaan Viscoelastic Damper pada Bangunan Gedung” pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa penguasaaan teknologi baru perlu disebarluaskan agar bisa diterapkan secara luas dan meningkatkan kualitas infrastruktur, khususnya pada bangunan gedung. Menurutnya, sistem rangka penahan gaya lateral sudah banyak dimanfaatkan sebagai teknologi yang relatif sederhana pada proses perencanaan dan pelaksanaannya. “Perlu peningkatan pemanfaatan teknologi pendisipasi energi atau pengontrol getaran untuk meningkatkan kinerja bangunan, baik pada bangunan baru maupun pada bangunan eksisting,” tuturnya.

Narasumber Maheswara Vidya Aditama, S.T. dari PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dalam materinya “State of the art: Implementasi BIM” menyatakan dalam pelaksanaan proyek, Building Information Modelling (BIM) digunakan dalam setiap tahapan proyek, mulai dari BIM for tender documentation, tahap pra konstruksi, tahap konstruksi (construction management) sampai dengan hand over ke owner (building management). Dimensi BIM sampai saat ini adalah 3D, 4D, 5D sampai dengan 8D yang merepresentasikan jenis data yang divisualkan atau disimulasikan dengan model BIM. “Pada prinsipnya, dimensi kedelapan dalam BIM adalah menyangkut keselamatan dan pencegahan kecelakaan di lokasi konstruksi. Dengan kata lain, BIM 8D menambahkan dimensi keselamatan pada model, dengan memprediksi kemungkinan risiko dalam proses operasional dan konstruksi, serta menambahkan elemen keselamatan dan indikator risiko,” ungkapnya.

Kegiatan tersebut juga menghadirkan Akhyar Mushtofa, S.T., M.Eng. dari Balai Teknik Sabo Yogyakarta dan Dr. Ir. Edy Purwanto, CES., DEA., dosen Teknik Sipil FTSP UII. Tercatat total naskah yang dipresentasikan sekitar 23 yang meliputi enam sub tema yaitu, Struktur, Manajemen Konstruksi, Sumber Daya Air, Transportasi, Geoteknik, dan Kebencanaan serta diikuti lebih dari 200 peserta.

Tata kepegawaian untuk dosen di lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) terbagi dalam empat poin yaitu, Penilaian Angka Kredit Dosen (PAK) di mana unsur utama dalam PAK terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dakwah Islamiyah. Selain unsur utama tersebut, dosen-dosen juga perlu memahami mengenai alur PAK beserta syarat yang wajib dipenuhi oleh dosen agar memenuhi PAK. Selanjutnya adalah Sasaran Kerja Pegawai (SKP) atau Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP). SKP merupakan dokumen yang berisi mengenai target-target kerja pegawai dalam satu tahun. Sedangkan PPKP merupakan hasil evaluasi atas ketercapaian SKP. “Hal tersebut wajib dikerjakan oleh semua dosen, dikarenakan ada empat hal yang syaratnya wajib menggunakan SKP dan PPKP,” tuturnya.

Demikian diungkapkan Ike Agustina, S.Psi., M.Psi., Psi., Direktur Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) UII dalam acara “Workshop Refreshing Kepegawaian Dosen, SISTER, PPKP 2021 dan Penyusunan SKP 2022” yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center pada 25 Jumadilawal 1443 H/29 Desember 2021.

Dalam kegiatan yang berlangsung secara blended tersebut Ike Agustina menambahkan bahwa empat hal yang dimaksud syarat wajib menggunakan SKP dan PPKP adalah pengajuan jabatan fungsional, pengajuan inpasing pertama dan inpasing kenaikan pangkat serta kenaikan gaji berkala dosen, karyasiswa, perpanjangan kontrak bagi Dosen Tetap Perjanjian Kerja (DTPK) atau Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK). Sedangkan Beban Kinerja Dosen (BKD) atau Laporan Kinerja Dosen (LKD) merupakan dokumen mengenai rencana atau laporan kinerja dosen dalam satu semester, sehingga wajib untuk semua dosen baik yang sudah tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi.

Menurutnya, LKD menjadi syarat bagi pencairan tunjangan sertifikasi dosen. Untuk Karyasiswa UII terdiri dari dua kategori yaitu yang pertama izin belajar, merupakan karyasiswa mandiri, masih memiliki kewajiban untuk melakukan catur dharma, masih menyusun BKD dan LKD. “Sementara itu untuk tugas belajar merupakan karyasiswa dengan beasiswa UII atau beasiswa dari luar UII, dengan tidak memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan BKD dan LKD,” ungkapnya.

Sementara itu, Agus Kurniawan, A.Md, Kepala Divisi Sistem Informasi Manajemen SDM dan Umum UII menyampaikan bahwa pelaporan BKD LKD melalui aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Terintegrasi (SISTER) dapat dilakukan mulai Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022. Pelaporan BKD semua basisnya adalah peraturan PO BKD yang dikeluarkan oleh DIKTI berupa SK No.12 Tahun 2021. Ia berharap semua dosen dapat mencermati panduan tersebut kaitannya poin-poin untuk memenuhi BKD. “Semua dosen yang sudah terdaftar di SISTER dapat melakukan pelaporan BKD, baik yang sudah serdos maupun yang belum serdos,” ujarnya.

Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D. dalam sambutannya saat membuka acara tersebut menyatakan bahwa workshop tersebut merupakan kegiatan rutin di akhir tahun dengan mengevaluasi kembali apa saja yang sudah dikerjakan oleh dosen-dosen FTSP UII. Di akhir tahun 2021 ini diharapkan dapat mengevaluasi PPKP 2021 yang sedang kita kerjakan dan merancang SKP 2022 yang akan datang. Dengan adanya sistem SISTER ini diharapkan para dosen lebih mandiri dalam mengerjakan segala tugasnya seperti BKD, PPKP dan SKP,” tuturnya.

Serangkaian bencana goncangan gempa di Indonesia beberapa puluh tahun terakhir menunjukkan bahwa dampak bencana gempa semakin didominasi oleh gagalnya bangunan rumah sederhana tembokan, karena terindikasi dibangun dibawah standar yang ditentukan. Bangunan semacam itu menjadi bertambah favorit dan menjadi semakin banyak digemari oleh masyarakat sebagai huniannya, karena mempunyai banyak kelebihan yang tidak dipunyai oleh bangunan tradisional yang selama ini menampilkan ketahanan gempanya.

Namun demikian pembangunan bangunan populer tersebut terindikasi kuat umumnya dibangun dibawah standar karena tanpa menggunakan konsep bangunan aman dan tahan gempa, padahal bangunan tembokan itu getas dan berat. “Karena jumlahnya semakin banyak, maka otomatis risiko bencana gempa akan semakin tinggi karena semakin membahayakan penghuninya saat tergoncang gempa kuat,” tuturnya.

Demikian diungkapkan Prof. Ir. Sarwidi, MSCE., Ph.D., IP-U., guru besar Jurusan Teknik Sipil FTSP UII saat mempresentasikan materinya “Evaluasi Ketahanan Bangunan Terhadap Gempa Secara Massal Dalam Upaya Efektif Pengurangan Risiko Bencana Gempa” dalam sebuah webinar Kenduri Kampus yang digelar oleh Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan Asosiasi Alumni Arsitektur (AAA) UII dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 19 Jumadilawal 1443 H/23 Desember 2021.

Acara yang diikuti oleh alumni, praktisi, dosen dan masyarakat umum tersebut juga menghadirkan narasumber Prof, Noor Cholis Idham, ST., M.Arch., Ph.D., IAI., guru besar Jurusan Arsitektur FTSP UII dengan materinya berjudul “Evaluasi Keselamatan Bangunan Untuk Arsitek”.

Dalam materinya, Prof, Noor Cholis Idham menyatakan bahwa didalam arsitektur ada dua cara dalam menghadapi gempa. Yang pertama adalah dengan cara kuat, dengan struktur yang kuat dan mampu bertahan serta tidak ada perubahan deformasi yang berlebihan dan kembali dengan cepat. Sedangkan yang kedua, dengan cara tidak melawannya tetapi dengan mengikutinya atau cara fleksibel. Hal tersebut sudah dilakukan oleh nenek moyang sejak dulu dengan bangunan bambu dan kayu. Disana tidak ditemukan sambungan kaku. Hanya saja hal tersebut menjadi tidak populer, karena bangunan kayu atau bambu identik dengan kemiskinan. “Oleh karena itu bambu itu akan naik citranya dan naik kelas dengan campur tangan seorang arsitek. Itulah yang akan kita kembangkan sebagai seorang arsitek,” ungkapnya.

Berkenan memberikan sambutan pada kesempatan tersebut, Ketua IAI DIY, Ir. Ahmad Saifuddin Mutaqi, MT., IAI dan Ketua Umum AAA FTSP UII, Yanuar Iwan Pandria, ST.

Pada hari Kamis, 23 Desember 2021, Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan acara Wisuda Profesi dan Janji Arsitek, Angkatan ke-7 dan ke-8 Tahun Akademik 2021/2022 secara daring. Pada kesempatan tersebut, Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) FTSP UII meluluskan sebanyak 34 mahasiswa terdiri dari 17 wisudawati dan 17 wisudawan. Pencapaian IP Kumulatif rata-rata 3,81 dengan IP Kumulatif terendah 3,30 dan tertinggi 4,00.

Berkenan hadir dalam acara tersebut Rektor Universitas Islam Indonesia, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ar. Georgius Budi Yulianto, IAI., AA., Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI), Dr. Yulianto P. Prihatmaji, S.T., M.T., IPM., IAI., dan Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta, Bhimo Widyo Andoko., S.H., M.H. Ketua IAI DIY, Ir. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI, AA, GP.

Selain itu, hadir juga para undangan dari Forkom PAIJO (Forum Komunikasi Pendidikan Arsitek Istimewa Jogjakarta), perwakilan dari 17 Universitas Anggota APTARI dan para Ketua IAI seluruh Indonesia.

Baritoadi Buldan Rayaganda Rito, ST., MA., IAI., dalam laporannya menyatakan bahwa mahasiswa Program Studi Profesi Arsitek UII telah menjalani proses pembelajaran K20 selama 1 (satu) tahun, dengan menempuh 36 SKS, berupa 9 Mata Kuliah baik wajib maupun mata kuliah pilihan. Mata kuliah inti berupa Studio Profesional perancangan Arsitektur berbasiskan multidisiplinary dan partisipatory dengan Dosen Pembimbing yang berkualifikasi profesi, mahasiswa melakukan praktik merancang bangunan dengan kompleksitas sedang hingga tinggi dan beresiko sedang hingga tinggi berbasis proyek nyata, baik bersama para ahli dari berbagai disiplin AEC dan stakeholder proyek. Menurutnya pembelajaran di luar kampus diperkaya dengan Integrated Project Delivery di mana mahasiswa terjun di lapangan guna mengikuti seluruh fase rancang bangun bersama pengembang,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa mahasiswa telah pula melakukan pelatihan Kode Etik Profesi dan Tata Laku Arsitek bersama Ikatan Arsitek Indonesia, dalam hal ini IAI DIY. Atas pencapaian ini, Wisudawan wisudawati berhak mendapatkan Sertifikat Profesi atas kelulusannya dari program ini. “Kini para Arsitek muda siap bekerja dan magang selama 2 tahun dan mencapai kompetensinya dan melakukan registrasi sebagai Arsitek untuk mendapatkan STRA, menuju jenjang profesional mandiri,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Jurusan Arsitektur FTSP UII, Prof. Noor Cholis Idham, ST., M.Arch., Ph.D., IAI pada kesempatan yang sama menyampaikan rasa syukur atas tercapainya Re-Akreditasi Internasional penuh selama 6 tahun dari KAAB, yang diikuti dengan diperolehnya Akreditasi Unggul dari BAN-PT. Ia berharap hal tersebut dapat menjadi kebanggaan bersama, yang diiringi dengan motivasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan institusi ini.

Prof. Noor Cholis Idham juga menjelaskan bahwa tantangan perubahan zaman, kondisi terkini baik atas pandemi, kebijakan kampus merdeka, serta berbagai dinamika di dunia konstruksi dan arsitektur, mendorong perubahan kurikulum K13 menjadi K20, guna mewujudkan upaya perbaikan yang berkelanjutan serta terus dapat memberikan hasil terbaik bagi seluruh civitas akademika.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu berjalannya program profesi arsitek ini, khususnya para mitra konsultan, biro, firma dan pengembang, serta para ahli multidisiplin selaku adjunct professor yang berkenan membimbing mahasiswa dan mahasiswi, dan IAI sebagai asosiasi wadah para Arsitek menginduk, atas seluruh kerjasama dan dukungannya terhadap berjalannya program ini,” pungkasnya.