Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang dikonsumsi. Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah yang ditimbulkan.
Dengan adanya Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah maka akan diikuti dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif tersebut adalah dihasilkan timbulan gas dan lindi yang sangat berpotensi merusak lingkungan. Jika lapisan dasar TPA tidak memenuhi syarat maka lindi merembes ke dalam tanah. “Terdapat empat komponen lingkungan mempunyai risiko tinggi yaitu pencemaran udara, pencemaran air tanah, berkurangnya estetika lingkungan dan pencemaran air permukaan yang disebabkan adanya timbulan gas, aliran lindi, rembesan lindi pada tanah, serta bau,” ungkapnya.
Demikian diungkapkan Fajri Mulya Iresha, S.T., M.T., Ph.D., dosen Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan FTSP UII dengan materinya “Evaluasi Kondisi Tempat Pembuangan Akhir Sampah dan Risiko Kesehatan Terhadap Manusia di Indonesia” di sebuah acara Diskusi Akhir Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) pada 21 Desember 2021 secara daring.
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 140 peserta tersebut mengusung tema “Pengenalan Risiko dan Upaya Mitigasi Bencana untuk Lingkungan Berkelanjutan” dan secara resmi dibuka oleh Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D.
Agenda rutin tahunan tersebut juga menghadirkan Dr. (cand.) Yunalia Muntafi, S.T., M.T., dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP UII dengan judul materinya “Mengenal Seismisitas Pulau Jawa dan Tantangan Teknologi Dunia Konstruksi Menuju Era Industri 5.0 dan Johanita Anggia Rini, S.T., M.T., Ph.D., dosen Jurusan Arsitektur FTSP UII dengan tema “Struktur dan Arsitektur Rumah Vernakular di Indonesia Bagian Tengah dan Barat”.
Pada kesempatan tersebut Dr. (cand.) Yunalia Muntafi, S.T., M.T. menyatakan bahwa revolusi industri dalam dunia konstruksi di antaranya dengan adanya Building Information Modelling (BIM) dan City Information Modelling (CIM), teknologi konstruksi berbasis digital dan internet di mana dapat menghemat biaya proyek, meminimalisir risiko pekerjaan serta mempermudah koordinasi antarpihak. Menurutnya, BIM dan CIM mempunyai peran yang sangat penting dalam pembuatan master plan dan Detail Engineering Design (DED). “Revolusi industri dalam dunia konstruksi menuntut kemampuan sumber daya manusianya. Dengan demikian maka teknologi konstruksi terbaru tidak bisa lepas dari peran sumber daya manusia tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, Johanita Anggia Rini, S.T., M.T., Ph.D., dalam uraiannya menjelaskan bahwa hubungan antara struktur dan beban distribusi bila terkena beban, deformasi di rumah-rumah vernakular Indonesia umumnya terlihat pada struktur atas atau atap. Beberapa rumah menunjukkan deformasi pada struktur tengah. Hanya beberapa rumah menunjukkan deformasi di sub-struktur, terlepas dari jenis dukungannya. Menurutnya, deformasi tidak dapat sepenuhnya ditafsirkan sebagai negatif, mengingat bahwa sistem sambungan tidak kaku dimaksudkan untuk memungkinkan struktur bergerak sedikit ketika terkena beban. Bahan yang ringan dan ulet seperti kayu dan bahan organik lainnya juga cenderung tidak mudah retak, sehingga dapat dibangun kembali ke konfigurasi struktur aslinya.
Ia juga menambahkan bahwa paradigma global dalam berbagai bencana dan kondisi lingkungan telah mencerminkan kinerja yang akuntabel dari tempat tinggal vernakular dalam hal kelangsungan hidup dan intensitas kerusakan yang rendah selama peristiwa bencana masa lalu. “Ada hubungan yang melekat antara bencana dan perumahan. Korelasi semacam itu lebih diperkuat di negara-negara berkembang di mana perumahan dianggap sebagai salah satu aset paling berharga bagi rakyat,” imbuhnya.
Diskusi yang dimoderatori oleh Jafar, S.T., M.T. cukup memukau para peserta, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan kepada ketiga narasumber dengan mengusung tema yang cukup menarik.
Di penghujung acara ditutup dengan do’a akhir tahun yang dipimpin oleh Rahmadi Agus Setiawan., S.Ag., M.A. (ASY)