Antusiasme mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI) tidak lepas dari kenyataan bahwa lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada sebelumnya lebih didominasi oleh semangat kedaerahan dan hanya memberikan pendidikan secara parsial terfragmentasi dan pada saat itu bisa bertahan hidup baru sebatas pendidikan menengah, sekalipun sebelumnya sudah dirintis pendidikan tinggi. Para pendiri (the founding father) STI memiliki keyakinan bahwa hanya dengan model pendidikan yang komprehensif atau terpadu, pendidikan agama dan umum mampu menciptakan pemimpin yang bisa membawa negara Indonesia sebagai negara yang diberkahi dan mendapat ampunan, baldatun toyyibatun wa robbun ghofur.

Tujuan didirikannya STI, dalam Peraturan Umum menyebutkan, bahwa STI adalah perguruan tinggi yang memberikan pendidikan dan pelajaran tinggi tentang ilmu-ilmu agama Islam dan ilmu masyarakat agar menjadi Pusat Penyiaran Agama dan memberikan pengaruh Agama Islam di Indonesia. Bertujuan untuk mencetak kader-kader bangsa mencetak pemimpin Islam yang memiliki pengetahuan yang seimbang dan sangat luas baik di bidang agama maupun kemasyarakatan. “Berdasarkan tujuan tersebut dibuat slogan yang sangat popular di kalangan mahasiswa, Berilmu Amaliyah dan Beramal Ilmiah,” tuturnya.

Demikian disampaikan Drs. Suwarsono Muhammad, MA., Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam materinya berjudul “Refleksi Sejarah dan Tantangan UII ke Depan” di acara Seminar Ke-UII-an yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII pada Sabtu, 1 Rabiulakhir 1443 H/6 November 2021secara daring.

Kegiatan yang mengusung tema “Nilai-Nilai dan Tantangan UII di Masa Depan” tersebut juga menghadirkan narasumber Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Rektor UII dengan materinya “Universitas Islam Indonesia: Unggul dan Mondial”, Prof. Dr. M. Amin Abdullah, Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga dengan judul “Visi Keilmuan Dan Keislaman Untuk Peradaban” dan Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si., Dosen Fakultas Hukum UII dengan tema materinya “Peran UII Bagi Bangsa”.

Selanjutnya, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., dalam paparannya mengungkapkan bahwa ada beberapa dalam hal kualitas lulusan diantaranya adalah berakhlak luhur, yaitu reigius, nasionalis, dan menghargai keragaman budaya, lihai berteknologi, adaptif terhadap perkembangan teknologi. Sedangkan berjiwa pemimpin adalah menguasai kompetensi masa depan, menguasai disiplin pilihan. Dalam hal menguasai bahasa internasional berfungsi untuk mengakses perkembangan mutakhir dan membangun jaringan, serta kreatif dan inovatif melihat dari perspektif yang beragam dan anti arus utama atau anti kelaziman. “Peningkatan relevansi perguruan tinggi merupakan peningkatan kualitas lulusan dan peningkatan kualitas artefak akademik. Dan semuanya merupakan kerja kolektif yang istikamah,” tuturnya.

Sementara itu, Prof. Dr. M. Amin Abdullah menyampaikan penduduk muslim dunia yang saat ini populasinya sangat besar dan tersebar di berbagai belahan dunia. Menurutnya, dari sisi ekonomi kemajuan dan perkembangan negara dengan penduduk mayoritas muslim masih rendah dibandingkan dengan negara lain. Dari sisi kemanusiaan masih banyak kecenderungan untuk membenci manusia yang berbeda dengan kita. “Mungkin perlu untuk menyusun ulang visi keislaman dan keilmuan untuk peradaban dengan mengedepankan Al-Qur’an dan Sunnah tanpa meninggalkan ilmu pengetahuan umum, maupun Integration of Knowledge,” ungkapnya.

Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D. secara resmi membuka acara tersebut yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa  saat ini banyak dosen baru atau dosen muda yang baru bergabung dengan UII dan mungkin belum terlalu memahami mengenai UII, sehingga perlu untuk menyamakan persepsi nilai-nilai dasar ke-UII-an beserta visi misi UII yang mencakup tentang integrasi islam dan keilmuan. “Tidak hanya dosen muda, tetapi dosen senior pun juga perlu untuk di-refresh kembali agar memiliki pandangan yang sama dalam berkarya untuk UII,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan diskusi dan tanya jawab serta pembagian doorprize bagi peserta yang beruntung. (AS)

Pada tanggal 19-20 Oktober 2021 yang lalu, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan The International Conference in Sustainable Built Environment 2021 (ICSBE 2021). Ini merupakan konferensi berskala internasional yang rutin diselenggarakan oleh FTSP UII setiap 2 tahun sekali. ICSBE merupakan wadah bagi para cendikiawan, kalangan profesional, serta pembuat kebijakan untuk bertukar gagasan, berbagi pengetahuan, dan diseminasi informasi yang berkaitan dengan lingkungan terbangun yang berkelanjutan.

ICSBE pertama kali diselenggarakan pada tahun 2010, yang artinya, tahun ini merupakan edisi ICSBE yang ke-6. Awalnya, ICSBE ke-6 akan dilaksanakan pada tahun 2020. Namun, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan juga seluruh dunia membuat pelaksanaan ICSBE harus ditunda hingga tahun 2021 dan untuk pertama kalinya ICSBE diselenggarakan secara virtual.

Dalam penyelenggaraan ICSBE, FTSP UII selalu berkolaborasi dengan univeritas maupun institusi bertaraf internasional dari berbagai penjuru dunia. Begitu pun dengan ICSBE 2021. Pada edisi ini, FTSP UII berkolaborasi dengan berbagai universitas rekanan yakni, Gifu University Japan, University of Malaya Malaysia, University of Rhode Island USA, National Cheng Kung University Taiwan, University of Boras Sweden, University of Hawai’I at Manoa USA, Hokkaido University Japan, Alanya Alaaddin Kaykubat University Turkey, Behaus-Universitaet Weimar Germany, serta National University of Singapore.

Tema yang diusung dalam ICSBE 2021 adalah “Sustainable Infrastructure and Environment for Smart Cities”. Tema ini diharapkan dapat menyediakan solusi untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan wilayah, sistem transportasi, air dan sanitasi, pengelolaan limbah, pengurangan risiko bencana, akses informasi, pendidikan serta pembangunan kapasitas. Tema utama ini kemudian diturunkan menjadi 5 (lima) sub-tema yakni Livable Rural and Urban Environment, Green Infrastructure, Sustainable Resource Management, Sustainable City, dan Disaster Risk Management.

Tahun ini, lebih dari 80 naskah dikirimkan ke ICSBE yang meliputi 5 sub-tema di atas. Seluruh naskah tersebut kemudian melalui tahapan review sejawat (peer-review process) yang ketat. Setiap naskah di-review oleh 2 orang reviewers. Proses review dilakukan secara blind yang artinya pemilik naskah dan reviewer tidak saling mengetahui sehingga tidak ada konflik kepentingan serta subjektivitas dalam penilaian. Setelah melalui proses ini, 50 naskah dinyatakan layak untuk dipresentasikan di acara ICSBE 2021. Pasca dipresentasikan, naskah-naskah terpilih ini akan dipublikasikan IOP Conference Proceeding in the Series of Earth Environmental Science (EES) yang salah satu prosiding terindeks oleh scopus.

Rektor Universitas Islam Indonesia, Prof. Fathul Wahid turut diundang dalam ICSBE 2021. Beliau hadir untuk memberikan sambutan serta secara resmi membuka acara ini. Setelah secara resmi dibuka, acara dilanjutkan ke sesi panelis dan sesi paralel yang dibagi dalam 2 hari pelaksanaan. Sejumlah pembicara penting dihadirkan dalam sesi panelis ICSBE 2021 yakni Gubernur DKI Jakarta yang diwakili oleh Ibu Vera Revina Sari (Deputi Urban Planning and Environment DKI Jakarta), Prof. Nobuoto Nojima, Prof. Noor Cholis Idham, Prof. Frank Eckardt, Prof. NG How Yong, Prof. Eren Uckan, Assoc. Prof. Anita Pettersson, dan Assoc. Prof. Asrul Mahjuddin Ressang.

Dalam 2 hari penyelenggaraannya, ICSBE 2021 menarik ratusan peserta untuk bergabung dan berpartisipasi. Peserta-peserta yang hadir berasal dari berbagai latar belakang pendidikan serta bidang ilmu. Semuanya antusias menyimak pemaparan dari para panelis serta presenter dari awal hingga akhir. Menjelang akhir acara, panitia mengumumkan pemenang naskah terbaik (Best Paper) serta presenter terbaik (Best Presenter). Setelah melalui proses penilaian yang ketat, predikat Best Paper jatuh kepada Aisyah Zakiah dari Universitas Islam Indonesia sedangkan predikat Best Presenter jatuh kepada Miles Osprey Schelling dari University of Rhode Island. Setelah pengumuman pemenang Best Paper dan Best Presenter, acara ICSBE 2021 dilanjutkan dengan closing speech yang disampaikan oleh Dekan FTSP UII Ibu Miftahul Fauziah, Ph.D. yang sekaligus secara resmi menutup rangkaian acara ICSBE 2021. “Thank you very much for your attention and active participation during ICSBE 2021. We are not going to say ‘Good bye’, instead, we are going to say ‘See you in ICSBE 2022” tutup Dekan FTSP UII.

 

Al-Qur’an sebagai kitab yang mulia merupakan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-Qur’an membahas tentang berbagai hal yang melingkupi seluruh kehidupan manusia sudah seharusnya menjadi kitab yang selalu dibaca, dipelajari, dan dikaji, khususnya oleh generasi milenial. Generasi muda dalam pandangan Islam merupakan aset yang perlu dijaga dengan baik. Ikhtiar menjaga generasi muda dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman yang benar tentang isi dan kandungan Al-Qur’an.

Salah satu capaian dari kampus-kampus Islam, dapat dipastikan kampus yang mendalami Al Qur’an menginginkan mahasiswanya memiliki kepekaan terhadap masyarakat dan tidak cuek terhadap hal yang ada disekitarnya, karena bagaimana seseorang itu menjadi generasi terbaik dari Qur’an.

Disebutkan dalam Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 110, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”

“Mahasiswa yang mendalami Al Qur’an harus mempunyai dua sayap, yaitu sayap yang menyeru kepada kebaikan dan sayap yang menolak pada keburukan,” paparnya.

Demikian dipaparkan ustaz Bendri Jaisyurrahman, Praktisi Islamic Parenting dalam sebuah acara Studium General Pengembangan Diri Qur’ani yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) pada 10 Rabiulawal 1443 H/17 Oktober 2021 secara daring dengan tema “Mendalami Al-Quran Menuju Generasi Rahmatan Lil ‘Alamin” diikuti oleh sekitar 625 mahasiswa baru angkatan 2021.

Dalam acara yang dimoderatori oleh Yebi Yuriandala, S.T., M. Eng. Tersebut, ustaz Bendri Jaisyurrahman menambahkan bahwa fungsi rahmatan lil ‘alamien adalah fungsi dimana kita menjaga supaya bumi ini terus dalam kebaikan. Target atau pencapaian mahasiswa ketika mendalami Al Qur’an. Karena Al Qur’an hakekatnya adalah melakukan perubahan dan mengubah hidup. “Al Qur’an mengubah hal-hal yang buruk menjadi kebaikan,” pungkasnya.

Sementara itu Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D. saat membuka acara tersebut dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang pentingnya mempelajari dan mendalami Al Qur’an. Menurutnya, dengan mendalami Al Qur’an dengan baik akan menjadikan generasi yang rahmatan lil ‘alamin. “Generasi rahmatan lil ‘alamin adalah generasi yang bersifat ramah dan selalu ingin tahu, berprestasi, peduli terhadap lingkungan, empati, dapat mengemban misi dakwah Islam yang kokoh, toleran serta menghargai kemanusiaan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan arahan dan penjelasan tentang kegiatan taklim Pengembangan Diri Qur’ani (PDQ) oleh Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni (KKA) FTSP UII, Dr. Ir. Revianto Budi Santoso, M.Arch. (AS)

 

 

National University Debating Competition (NUDC) merupakan kegiatan debat antar Perguruan Tinggi berskala nasional. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2008 dan setiap tahunnya menghasilkan delegasi Indonesia untuk World Universities Debating Championship (WUDC). Pada tahun ini, NUDC dilaksanakan secara daring dikarenakan pandemi.

Pada tahun 2021 ini, ada 8 tim dari perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang lolos, yaitu Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Universitas Sanata Dharma (USD).

Aliifah Bianca Nuradrina saat mengikuti acara penutupan NUDC 2021. (Foto : Anang)

Pada kompetisi ini, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII, Aliifah Bianca Nuradrina meraih Gold Medal Best Speaker Novice Category. Selain itu, ia yang tergabung dalam tim UII bersama Salsabila Zannuba K. mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran (FK) juga berhasil menyabet Champion Novice Category.

Kegiatan yang diselenggarakan pada 15-20 Muharram 1443 H/24-29 Agustus 2021 tersebut tim UII berhasil menaklukkan Universitas Bina Nusantara Jakarta, Universitas Udayana dan Universitas Warmadewa Bali.

Aliifah Bianca Nuradrina, dalam laporan singkatnya mengungkapkan bahwa dalam NUDC 2021 tersebut tema yang diangkat “This House, as NATO, would prefer to directly re-invade Afghanistan, as opposed to supporting internal forces within Afghanistan from the outside”, peristiwa dikuasainya Kabul, ibu kota Afghanistan, oleh kelompok Taliban.

Ia juga menambahkan bahwa dalam grand final temanya “This House believes that Indonesian environmental activists should significantly aim for positions in the government (such as regional heads, jobs in ministries, legislators, etc.) as opposed to in corporations (shareholders, upper management, consultants, etc.)”, yang relevan dengan permasalahan lingkungan di Indonesia, seperti illegal logging, besarnya emisi karbon dari pabrik-pabrik di pusat industri, dan kebakaran hutan. “Setiap tahunnya, NUDC tidak mengangkat tema yang spesifik, karena memang debat akademik yang dilakukan bersifat fleksibel, sesuai isu yang sedang ramai dibicarakan dan dituangkan ke dalam mosi yang nantinya akan diperdebatkan,” tambahnya.

Mahasiswa International Class Prodi Teknik Sipil saat dikonfirmasi terkait capaian tersebut menyatakan bahwa raihan ini merupakan hasil dari dukungan penuh EDS (English Debating Society) UII. Ia juga berharap dengan prestasi ini dapat menjadi semangat bagi mahasiswa yang lain untuk bisa bergabung di EDS.

“Kami merasa bahwa UII adalah institusi yang sangat mendukung penuh terhadap berbagai kegiatan mahasiswanya, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Atas dasar itulah kami percaya bahwa selama mahasiswa bersedia berjuang, maka kampus akan mendukung kegiatan yang diikuti. Dukungan inilah yang membuat kami semakin bersemangat untuk membawa nama UII ke tingkat yang lebih tinggi lagi,” pungkasnya.