Pendirian UII pada 27 Rajab 1364 merupakan ikhtiar membangun peradaban. Harapan kolektif para pendiri digantungkan. Sejak awal, UII diharapkan menjadi aktor penting yang menyiapkan anak bangsa untuk membangun peradaban baru Indonesia dan Islam. Catatan sejarah menunjukkan itu semua.

Kini, usia UII menginjak 78 tahun menurut kalender hijriah. Kondisi UII saat ini merupakan akumulasi kerja peradaban para pendiri dan pendahulu. Tak seorang pun berhak mengklaimnya sebagai hasil kerja personal. Jika ada (semoga tidak), klaim seperti itu adalah simbol arogansi karena menafikan kontribusi banyak orang.

Kemurahan Allah Swt. telah mengantarkan UII dalam kondisinya yang sekarang. Tanpa bermaksud membanggakan diri, kerja kolektif kita semua, telah menjadikan UII masuk dalam jajaran perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan dikenal kolega-kolega di manca negara. Jaringan global pun semakin tertata. Keterlibatan aktif UII di beragam konsorsium internasional dapat menjadi indikasi. Publikasi ilmiah para warganya di kanal internasional dan pengakuan beragam lembaga akreditasi internasional juga semakin menegaskan. Tentu, capaian ini perlu disyukuri bersama, dengan penuh catatan.

Demikian dituturkan Prof. Fathul Wahid (Rektor UII) dalam kata sambutan dan pengantar workshop “Menuju FTSP 2045: Rebranding dan Reconfiguring”secara daring yang digelar Fakultas Teknik Sipil dan Perencaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Rabu (17 Pebruari). Workshop dihadiri tidak kurang dari 150 dewan dosen dan tenaga kependidikan FTSP UII, serta para pimpinan Fakultas dilingkungan UII.

Dalam kata sambutannya Prof. Fathul melanjutkan, banyak harapan kepada UII yang belum sepenuhnya menjadi nyata (Ungkap Prof. Fathul). Bahwa deretan pekerjaan rumah masih menanti ditunaikan. Kita bisa sebut di sini beberapa. Termasuk di antaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan yang membebaskan, penelitian yang berimbas, dan sensitivitas serta kontribusi signifikan dalam penyelesaian beragam masalah bangsa.

Semua tersebut membutuhkan kerja kolektif yang bersambung antargenerasi. Ini kerja peradaban sepanjang hayat. Saya personal berharap (ungkap Prof. Fathul) Allah masih mengizinkan saya melihat UII ketika berusia satu abad. Waktu 22 tahun ke depan memang terlalu singkat untuk membangun peradaban baru, tetapi sangat lama untuk berlalu tanpa kemajuan berarti.

Saya (Prof. Fathul) berdoa, ketika usia menginjak satu abad pada 27 Rajab 1464 (9 Juni 2042), setelah 1.200 kali purnama dilalui UII, harapan-harapan besar tersebut semakin nyata. UII tetap tegar berdiri dan tumbuh menjadi perguruan tinggi yang semakin dihormati dan tetap menjaga standar akhlak organisasi tertinggi.

Warga UII berhasil secara berjemaah mendorong kemajuan substantif, menentukan takdirnya sendiri, dan tidak terjebak pada muslihat yang dapat membocorkan energi dan menggerus nurani. UII semakin mantap menjadi organisasi modern dengan dukungan teknologi dan semua indikatornya. UII dan warganya pun, saya doakan, semakin siap menjadi warga global yang berkontribusi pada penyelesaian masalah-masalah kemanusiaan. Banyak inovasi berimbas yang diproduksi dengan niat suci.

Prof. Fathul menegaskan, saya percaya, ketika harapan kolektif disatukan dan ikhtiar bersama dilakukan, Allah akan memudahkan jalan ke depan. Jalan untuk membangun peradaban baru Indonesia dan Islam yang bermartabat. Ia pun mengajak, mari kita bersama jemput masa depan itu. Yang perlu kita lakukan adalah mengenali kekuatan diri, memahami perkembangan mutakhir, dan meresponsnya secara inovatif.

Apa yang diinisiasi oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) melalui workshop hari ini yang bertajuk “Menuju FTSP 2045: Rebranding dan Reconfiguring”, adalah salah satu anak tangga untuk melakukan itu semua. Saya berharap dari workshop ini muncul kesadaran kolektif baru untuk meneguhkan perjalanan FTSP ke depan, sebagai bagian penting UII. Selain itu, mendesain anak tangga mencapai tujuan yang lebih tinggi sama pentingnya dengan membangun harapan bersama.

Siapa tahu, untuk menemukan hentakan baru, nama FTSP sendiri mungkin ingin diubah sebagai bagian dari penjenamaan (rebranding). Jika disepakati, nama baru tersebut perlu dipilih supaya tidak ada kesan hegemonik disiplin tertentu, tetap menghargai sejarah lampau, tetapi lebih inklusif, distingtif, dan futuristik. Tutupnya.

Sebelumnya Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, Ph.D) dalam sambutan dan pengantar workshop mengemukakan,  bahwa Tahun 1945 adalah merupakan tahun yang penting bagi seluruh rakyat Indonesia umumnya dan Universitas Islam Indonesia (UII) khusunya. Karena pada tahun 1945 Indonesia Merdeka dan UII berdiri.

100 tahun adalah merupakan momentum yang penting bagi kita sebagai pandangan kita ke-depan. Oleh karenanya saat ini FTSP mempersiapkan diri menuju 2045 dengan menggelar workshop, dengan harapan acara dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Workshop “Menuju FTSP 2045: Rebranding dan Reconfiguring” hari pertama menghadirkan 3 (tiga) nara sumber Dr.Muhammad Muqoddas, SH., M.Hum; Drs.Suwarsono Muhammad, MA ; dan Ir.Munichy B Edrees, M.Arch., IAI

Dr.Muhammad Muqoddas, SH., M.Hum menyampaikan Guardian of Equity Nasionalitas Korupsi NKRI, dengan merekomendasikan untuk mengawal keadilan dan proporsi pembangunan berbasis pembebasan masyarakat.

Maka FTSP menganisiasi pola lintas disiplin ilmu untuk disain pembangunan berkeadilan dengan catatan dilanjutkan Desain Riset Nasional,  dan simposium pembangunan perspektif keadilan ekonomi kerakyatan. Ungkapnya.

Sementara Ketua yayasan Badan Wakaf UII (Drs.Suwarsono Muhammad, MA) mengapresiasi rebrending 2045 ini dibikin scenario yang menarik. 25 tahun kedepan globalisasi yang diberikan kedaulatan untuk pendidikan di FTSP. Oleh karenanya FTSP berdaulat dalam pergaulan internasional yang salah satu subtansinya adalah keunikan FTSP.

Dihari kedua Jum’at (19 Pebruari) workhop “Menuju FTSP 2045” menghdirkan narasumber Prof. Aris Ananta, M.Sc., Ph.D dengan tema Gateway to Global Market.

Bumi saat ini mengalami tekanan perubahan iklim yang dramatis, tentu saja komitmen dari alumninya akan menjadi penting untuk lebih menegaskan bahwa FTSP UII adalah merupakan bagian dari upaya menyelamatkan bumi. Berapa besar dampak disrupsi teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Apalagi tuntutan pasar global sangat dibutuhkan maka diperlukan keahlian khusus serta kemampuan untuk berkolaborasi diberbagai disiplin ilmu. Ungkapnya.

Sebelumnya disampaikan pemaparan scenario peran FTSP di tahun 2045 perwakilan dari masing-masing Jurusan dan dilanjutkan dengan diskusi reconfiguring serta penjaringan aspirasi. (h).

 

Pada hari ini, Kamis 11 Pebruari 2021 saya yang bertanda tangan di bawah ini, dihadapan Bapak Ibu serta saudara-saudari, sebagai arsitek, dengan ini menyatakan bersedia mengucapkan sumpah Arsitek sesuai dengan agama yang saya anut sebagai berikut :

Demi Allah saya bersumpah, bahwa: “Dalam segala tata laku anggota ikatan arsitek Indonesia berjanji, berpegang teguh pada mukadimah IAI, dengan keyakinan bahwa, penyimpangan atas kode etik arsitek, dan kaidah tata laku profesi arsitek adalah, mencemarkan kehormatan, jabatan, kedudukan, dan martabat kami, sebagai arsitek.

Demikian sumpah profesi sebelas arsitek muda Fakultas Teknik Sipil dan Perencenaan Universitas Islam Indonesia (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan ke-6 Tahun Akademik 2020/2021 yang dilakukan Kamis (11 Pebruari) secara virtual mengingat saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.

Sumpah profesi arsitektur UII dihadiri dan disaksikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Prof.Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D), Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Periode 2020-2021 (Ketut Rana Wiarcha, IAI), Rektor UII (Prof.Fathul Wahid S.T., M.Sc., Ph.D.), Dekan FTSP (Miftahul Fauziah, Ph.D) dan para Wakil Dekan, Ketua Jurusan Arsitektur UII (Prof. Noor Cholis Idham, M.Arch., Ph.D., IAI)., Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY, (Ir.Ahmad Saifuddin Mutaqi, MT., IAI), dewan kehormatan IAI (Ir. Munichy BE, M.Arch., IAI), segenap dewan dosen Program Studi Arsitektur, dan tamu undangan.

Prosesi pengambilan janji arsitek secara virtual dilakukan Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, Ph.D), sementara penyerahan SKA Arsitek Muda oleh Ketua Ikatan Arsitek (IAI) DIY, (Ir.Ahmad Saifuddin Mutaqi, MT., IAI), dan pengalungan srempang oleh Ketua Jurusan Arsitektur UII (Prof.Noor Cholis Idham, M.Arch.,Ph.D., IAI).

Dalam sambutannya Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia (Prof.Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D) menuturkan, sebagai salah satu kampus tertua di negeri ini Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi salah satu ujung tombak, sangat penting dalam melahirkan arsitek-arsitek yang handal. Kebutuhan akan arsitektur yang handal, profesional dan berkualitas baik merupakan tantangan Indonesia untuk saat ini dan kedepan. Prof.Nizam berharap UII terus menghasilkan arsitek-arsitek sesuai dengan kebutuhan dalam negeri maupun dunia Internasional. Ungkap Prof.Nizam.

Rektor UII (Prof.Fathul Wahid S.T., M.Sc., Ph.D.) dalam sambutannya menyampaikan pentingnya System informasi yang ada saat ini, disamping ucapan sukses dan selamat kepada sebelas para arsitek muda UII. Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Periode 2020-2021 (Ketut Rana Wiarcha, IAI) dalam sambutannya memberikan ucapan selamat dan bangga atas raihan profesi arsitektur kepada para arsitek muda UII.

Sementara laporan Ketua Program Studi Arsitektur yang dibacakan oleh Baritoadi Buldan RR, ST., MT mengatakan bahwa, lulusan dari Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) Universitas Islam Indonesia sebanyak 11 mahasiswa terdiri dari 5 wisudawati dan 6 wisudawan. Pencapaian IP Kumulatif rata-rata 3,56 dimana terendah 3,13 dan tertinggi 3,94. Dengan predikat cumlaude diperoleh: 1.Wan Kasali Murphy IPK 3,94; 2.Nadya Putri Azzura IPK 3,88. 3.Lithaya Nida Amalia IPK 3,85; 4.M.Ridho Praja Kori IPK 3,81; 5.Syifa Azahra Gumilar IPK 3,81; 6.Mohammad Azam Izzudin IPK 3,78.

Sedangkan Achmad Zainy Dahlan IPK 3,56; Almira Bi Retnowati IPK 3,53; Arif Rasipu IPK 3,73; Bintang Satria Tama IPK 3,13; Naura Hassa Lalitya Cornika IPK 3,74. Lapor Baritoadi.

Sambutan perwakilan wisudawan/wati diwakili oleh Wan Kasali Murphy, mengatakan banyak pengalaman yang berkesan selama menempuh pendidikan di UII. Banyak sekali pengetahuan seputar perancangan kota menjadi pengalaman berharga bagi dirinya. Bahkan aku dia, harus lembur di studio, dan Ini bukanlah hal yang baru bagi kita (mahasiwa arsitektur). Hal ini menurut dirinya memperoleh engetahuan kerja sama antar tim, meski belum meraih juara. Pungkas Wan. (h).

Selasa (9 Pebruari) tim auditor Lembaga Audit Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII) kembali lakukan audit Realisasi Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) tahun buku 2020 bagi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Pembukaan dan pelaksanaan audit dilaksanakan secara daring di tengah-tengah pandemic covid-19 yang masih relatif merebak. Audit dihadiri Pimpinan Fakultas, segenap auditor dan auditi pengurus Jurusan dan Program Studi dilingkungan FTSP.

Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, Ph.D), dalam sambutannya mengemukakan Audit RKAT semacam ini adalah merupakan suatu kegiatan rutin siklus yang sudah biasa kita jalani yang dikenal dengan penjaminan mutu. Bahwa semua sudah kita lakukan, dan kita memasuki siklus baru pelaksanaan RKAT 2021 nantinya bisa bercermin dan lebih baik dari yang sudah dilakukan sebelumnya. Hal ini adalah merupakan upaya untuk bercermin dan memotret diri, mana-mana yang sudah baik kita laksanakan kita tingkatkan dan dipertahankan, dan sebaliknya mana-mana yang belum bisa dilaksanakan, sehingga kita bisa belajar dari sana.

Sehingga kata Miftahul Fauziah, kegiatan-kegiatan yang belum bisa dilaksanakan pada siklus sebelumnya dapat kta laksanakan pada siklus berikutnya. Dan yang paling penting dari penjaminan mutu adalah hasil audit nanti yang tujuannya hari esok lebih baik dari hari ini, dan hari ini lebih baik dari hari kemarin. Sehingga continuous complement (pelengkap) terus bisa dijalankan. Ungkap Miftahul Fauziah.

Lead Auditor Drs.Arif Bachtiar, MSA, Ak.,CA, SAS) menuturkan, tujuan audit ini untuk mengukur ketercapaian hasil kerja dan realisasi anggaran yang terdapat dalam RKAT yang telah disusun secara mandiri. Audit ini semata mata bukan hanya menilai, namun untuk meninjau dan memperbaiki diri atas kekurangannya, dengan melihat aktifitas dengan serapan anggaran untuk penilaian keterselesaian terhadap laporan keuangan yang dibuktikan hasil kegiatannya.

Senada dengan Arif Bachtiar, Drs.Aris Nurherwening, MM., CFrA mewakili para auditor mengatakan, bahwa tujuan audit untuk mengukur ketercapaian hasil kerja dan realisasi anggaran yang terdapat dalam RKAT yang disusun oleh unit secara mandiri. Jadi hal ini perlu adanya audit untuk mengetahui kinerja organisasi, upaya untuk mengembangkan sistem pertanggungjawaban organisasi, dan upaya untuk membangun good govermance di lingkungan organisasi.

Aris Nurherwening menambahkan, sedangkan maksud dan tujuan audit kinerja seperti saat ini adalah untuk memperoleh gambaran permasalahan dan hambatan kegiatan organisasi yang kinerjanya kurang baik. Juga untuk mengembangkan solusi perbaikan kinerja, disamping dapat memberikan masukan yang bersifat konstruktif dalam upaya peningkatan kinerja. Dan dapat memberikan informasi konprehensif kepada pimpinan sebagai bahan pengambilan keputusan. Ungkap Aris Nurherwening.

Sementara Audit RKAT dilaksanakan Selasa hingga Kamis (8-11 Pebruari) (h).

Gunung api Merapi yang berada di Yogyakarta adalah gunung api yang paling aktif di dunia yang di tandai dengan pertumbuhan kubah lava yang cepat. BPBD Kabupaten Sleman bekerjasama dengan Unicef dan RedR Indonesia telah merevisi Rencana Kontijensi Merapi dengan mengacu pada era industri 4.0 dan mengacu pada kondisi pandemic Covid 19.

Demikian disampaikan Sri Aminatun., ST., MT (Dosen Teknik Sipil) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kemarin Jum’at (29 Januari) dihubungi reporter melalui hanphone genggamnya.

Sri Aminatun dengan Reporter menjelaskan, bahwa sesuai pada rencana kontijensi yang telah di susun bahwa Skenario kedepan erupsi gunungapi Merapi kubah lava muncul di pusat kawah atau cenderung ke tenggara sampai di ujung kubah 2010. Kubah lava dapat terbangun dengan volume maksimal 10 juta m3. Maksimal 50 % dari volume keseluruhan atau 5 juta m3 runtuh menjadi awanpanas. Skenario ini mengacu kepada sebagian besar kronologi erupsi gunungapi Merapi seperti yang terakhir yaitu erupsi 1992, 1994, 1995, 1996, dan 2001. Skenario kedepan dapat berupa kubah lava muncul di pusat kawah cenderung ke barat – barat laut, sampai di bagian tengah kubah 2010. Kubah lava dapat terbangun dengan volume maksimal 10 juta m3.

Bu Sri (nama panggilan akrabnya) menambahkan, bahwa pertumbuhan kubah yang cukup besar mengakibatkan ketidakstabilan/ runtuhnya dinding kawah sektor Barat dan sektor Selatan dekat dengan bukaan kawah. Ketika kubah lava tidak stabil maka sebagiannya akan runtuh ke arah bukaan kawah saat ini dan juga ke arah bukaan akibat runtuhnya dinding kawah tersebut. Erupsi semacam ini mendominasi perilaku erupsi gunungapi Merapi selama ini, sebagai contoh erupsi 1998 dan 2006.

Sejak memasuki masa erupsi efusif pada tanggal 4 Januari 2021 lalu, hingga saat ini aktivitas Gunung Merapi terhitung masih tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya awanpanas guguran sejak tanggal 7 Januari 2021.

Bahkan pada Rabu (27/1) ungkapnya, kejadian awanpanas guguran mencapai 52 kali. Jarak luncur awanpanas diperkirakan sejauh 3 Km dari puncak Merapi ke arah hulu Kali Boyong dan Krasak. Untuk memastikan jarak luncur awanpanas tersebut, BPPTKG menerbangkan drone untuk mengambil foto udara di alur Kali Boyong. Dan hasil foto udara menunjukkan jarak luncur awan panas pada 27 Januari 2021 mencapai 3,5 Km untuk jarak miring atau 3,2 Km jika dihitung jarak horizontal. Jarak luncur awan panas guguran masih dalam rekomendasi jarak bahaya yang telah ditetapkan, yaitu pada jarak maksimum 5 Km dari puncak Gunung Merapi.

Dosen Tekniki Sipil ahli kebencanaan ini memberikan gambaran, awan panas masih berpotensi terjadi di Gunung Merapi. Daerah yang berpotensi bahaya awan panas guguran dan guguran lava adalah alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 Km. Erupsi eksplosif juga masih mungkin terjadi di Gunung Merapi. Potensi bahaya erupsi eksplosif ini berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 Km dari puncak.

Beliau katakan, masyarakat di himbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya tersebut mengingat awan panas guguran dan lahar hujan dapat terjadi sewaktu-waktu.
BPPTKG terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera kami tinjau Kembali.
Potensi bahaya Merapi saat ini berupa Guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 Km, dan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dlm radius 3 Km dari puncak.

Diujung wawancaranya pun diceritakan bahwa, pada pelaksanaan evakuasi erupsi 27 Januari 2021 sudah mengacu pada kondis pandemic covid 19, dengan melakukan penyekatan tempat evakuasi per keluarga, sehingga dapat menghindari kerumunan warga yang di evakuasi, wajib pakai masker dan di sediakan hand sanitasier. Dalam rangka menjaga jarak dan menghindari kerumunan maka tempat evakuasi membutuhkan tempat yang lebih banyak dari perkiraan rencana, sehingga beberapa sekolahan dipakai untuk tempat evakuasi sementara. Tutupnya. (h).

Kamis (21 Januari) disela-sela pelaksanaan ujian akhir semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 yang belum redanya pandemi COVID-19, Fakultas Teknik Sipil dan Perencaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta digandeng RUCIKA menggelar kuliah tamu bagi mahasiswa semua Program Studi yang ada secara virtual. Untuk yang kali pertama kegiatan kuliah semacam ini diselenggarakan di awal tahun 2021 masa pandemi.

Dalam sambutannya Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, Ph.D) menuturkan, kuliah tamu ini pertama kali diselenggarakan selama pandemi COVID-19, yang merupakan kegiatan akademik terselenggara atas kerjasama dengan RUCIKA. Kerjasama semacam ini sudah dilakukan bersama secara rutin setiap tahunnya. Hanya saja yang biasa dilaksanakan secara luring, saat ini dilakukan secara daring.

Miftahul Fauziah menambahkan, walaupun dalam keadaan masih belum kondusif, namun kita bisa bersama bertemu walaupun melalui daring. Semoga dengan adanya pandemi COVID-19 tidak mengurangi iktikat kita untuk belajar, untuk itu disampaikan terima kasihnya kepada RUCIKA. Semoga kuliah tamu yang mengangkat tema “Perkembangan Teknologi Plambing di Indonesia” bermanfaat bagi kita. Ungkap Miftahul Fauziah.

Sebagai narasumber Kuliah tamu Muhajir Direktur RUCIKA diawal kuliahnya mengatakan, Plambing adalah suatu system yang digunakan untuk menyalurkan air yang berhubungan dengan pipa dengan peralatannya yang mencakup air hujan, air limbah, dan air minum yang dihubungkan dengan system lain yang dibenarkan.

Muhajir mengutip sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 dan 4 bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasahi oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Air dalam plambing ungkap Muhajir, terdiri air bersih yaitu air yang layak untuk dikonsumsi (minum dan memasak), utuk mandi untuk mencuci, air hujan, air buangan yaitu air sisa dari mandi mencuci tangan mencuci pakaian mencuci piring dan kendaraan, dan air kotor (Black water) air yang berasal dari toilet.

Hubungannya dengan notasi kata Muhajir, bahwa kekuatan menahan tekanan air menjadi standar utama untuk menentukan ukuran pipa. Presure Number adalah notasi atau istilah yang biasa digunakan (biasanya dalam satuan bar). Nah dalam standar SNI ada beberapa notasi atau istilah yang sering digunakan yang berhubungan dengan kekuatan pipa.

Ia sampaikan pula bahwa standar ulir pipa yang biasa digunakan adalah pipa yang ber-ISO 7/1. ISO ini ulir yang dapat mengunci sendiri, karena ulir luar berbentuk taper atau kerucut dan ulir dalam berbentuk paralel atau lurus, dengan adanya perbedaan bentuk ulir tersebut, ulir tidak akan masuk penuh dan akan mengunci pada titik tertentu, hal tersebut untuk menjamin tidak terjadi kebocoran.

Terdapat yang lebih penting lagi standar penimbunan ungkap Muhajir, yaitu harus sesuai dengan SNI 7511:2011 mempunyai syarat-syarat kedalaman galian untuk membuangan pipa PVC paling tidak 30 cm untuk pipa yang tertanam di bawah permukaan tanah biasa misalnya di perkebunan, lapangan, pekarangan rumah atau bangunan. Sementara kedalaman 45 cm ungkap Muhajir, untuk pipa yang tertanam di sisi jalan dan di bawah permukaan jalan kecil. Untuk pipa yang tertanam di tertanam di bawah permukaan jalan besar dengan perkerasan maka kedalamnnya 60 cm. Dan pipa yang tertanam di bawah permukaan jalan besar tanpa perkerasan dengan kedalaman 75 cm.

Diakhir kuliahnya Muhajir menegaskan bahwa, standar pengujian berdasarkan SNI 8153:2015 system plambing pada bangunan gedung pengujian hidrostatik untuk pipa instalasi air bersih sekurang-kurangnya harus menggunakan 2 (dua) kali tekanan kerja maximum dengan jangka waktu 30 menit tanpa ada kebocoran atau penurunan tekanan uji. Tutup Muhajir.