184 Peserta IKI UII Ikuti Sosialisasi Kesiapsiagaan Terhadap Bencana

Salah satu langkah antisipasi yang diperlukan dalam menghadapi bencana gempa tektonik adalah membuat stuktur rumah yang tahan terhadap guncangan gempa. Yang diibaratkan konsep tulangan bangunan seperti berangkulan sehingga kuat.

Bersama Hanindya Kusuma Artati, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) yang juga anggota Centre for Earthquake and Volcano Engineering and Disaster Study (CEVEDS) Internasional menjelaskan panjang lebar tentang barrataga, mulai struktur, bahan bangunan dan konsep penguatan bangunan dalam pertemuan Ikatan Keluarga Ibu ibu (IKI) UII Jum’at (14 Oktober) bertempat di Hall Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

 http://fcep.uii.ac.id/images/berita_november_2016/foto2_pertemuan%20ikiuii.jpg

Sesuai UU 24 tahun 2007 bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerugian lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologi.

Demikian dikatakan Hanindya Kusuma Artati dalam sosialisasi kesiapsiagaan terhadap bencana yang dihadiri sekaligus memberikan kata sambutan Ibu Yuli Harsoyo (Ibu Rektor UII). Hadir  Ibu Widodo (Ibu Dekan FTSP) serta 184 ibu ibu dari berbagai Fakultas membaur menjadi satu di Hall FTSP UII yang diramaikan dengan pameran beraneka ragam.   

Bentuk kesiapsiagaan yang dipaparkan Hanindya berbentuk peningkatan berkaitan kesiapsiagaan, pemetaan kerentanan dan risiko bencana, pengurangan risiko, monitoring kebencanaan, pengurangan risiko, early warning system, dan simulasi penyelamatan.

http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/tausyiah/foto1_tausyiah.jpg

Al qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW adalah panduan hidup seorang mukmin guna menuju kepada kehidupan bahagia dunia dan akherat. Kekayaan yang gemerlap bersifat duniawi bukan menjadi tolak ukur untuk menggapai kehidupan tenang dan bahagia. Faktor yang terpenting adalah dapat membuat hidup tenang dan bahagia selalu bersyukur dan ta’at beribadah kepada Allah SWT. Syukur nikmat yang berupa iman, Islam, sehat, niat, dan sempat adalah nikmat yang harus disyukuri.

 

 

Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT ke dunia untuk menyempurnakan akhlak manusia, salah satunya sifat rendah hati (tawadhu’). Sebagaimana dalam salah satu hadits yang mengatakan bahwa sungguh Allah telah memberi wahyu kepadaku (Muhammad SAW) agar kamu sekalian bersikap rendah hati, sehingga yang satu dengan yang lain tidak saling membagakan kelebihan yang dimiliki serta tidak bermusuhan. Allah SWT memang mengizinkan kita memiliki kelebihan baik itu harta maupun benda, namun demikian kita tidak diperbolehkan  untuk berbangga diri bahkan untuk memamerkannya. Semua harta benda kita sifatnya hanya titipan Allah SWT, dan akan kembali diminta oleh Allah SWT. Artinya bahwa pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan benda yang kita miliki semua itu adalah pinjaman dari Allah SWT untuk kita pertanggung jawabkan kepada-Nya.

http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/tausyiah/foto2_tausyiah.jpg

Demikian disampaikan tausyiah  bersama Drs.KH.Chudori Muchtar, M.Pd.I dalam acara silaturrahmi dan pengajian keluarga dosen dan tenaga kependidikan FTSP UII, Ahad (30 Oktober) bertempat di rumah Noor Cholis Idham, Ph.D Kandangsari Sukohardjo Ngaglik Sleman, yang dihadiri lebih dari 100 (seratus) orang.

Ustadz Chudori yang juga merupakan salah satu dosen Program Studi Arsitektur UII menambahkan, sungguh semua orang menginginkan kebahagiaan dunia dan akherat dalam kehidupannya, namun kehidupan duniawi bersifat sementara dan kehidupan akherat itulah kehidupan yang sebenarnya yaitu kehidupan selama lamanya. Agama itu ibarat cermin untuk mengantarkan manusia ke jalan yang benar. Selayaknya kita harus berkaca, sudah benarkah jalan hidup kita.

Chudori Muchtar mengutip sang maha guru Khatibul Umam “Imam Syafi’i”  Bertawadhu’lah kamu niscaya kamu akan menjelma bagaikan bintang yang nampak di permukaan air, artinya kelihatan sangat rendah padahal kamu sangat tinggi. Dan janganlah kamu seperti asap yang mengangkap diri menjulang ke angkasa, artinya kelihatannya tinggi namun tidak berbekas. Sifat tawadhu’ (rendah hati) memang tidak dapat lahir dengan sendirinya, tanpa dilatih, dituntun kemudian dibiasakan.

Menyimak bimbingan Khalifah Ali Bin Abu Thalib RA ketika menasehati anaknya mengatakan, wahai putraku janganlah sekali kali kamu meremehkan setiap orang yang pernah kamu kenal sepanjang hidupmu. Jika orang itu lebih tua darimu anggaplah dia ayahmu, jika sebaya denganmu anggaplah dia saudaramu, jika lebih muda darimu anggaplah adikmu atau anakmu. Ungkap Chudori Muchtar.

Hadir dalam silaturrahmi dan tausyiah Ibu Rektor UII, Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, Ph.D), Ketua dan Sekretaris Program Studi, dewan dosen dan tenaga kependidikan beserta keluarga.  Dalam sambutannya Wakil Dekan menyampaikan terimakasihnya kepada semua pihak dengan harapan silaturrahmi dan tausyiah ini dapat dilestarikan diantara kita sehingga dapat membangun FTSP UII.

http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/damkar/dscf5337r.jpg

Latihan pemadaman kebakaran serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ini untuk mencegah terjadinya kebakaran, dan melatih membuka mata ternyata banyak masalah masalah di rumah rumah dan di kampus hal hal yang mudah terbakar yang ujung ujungnya karena kelalaian kita sendiri. Hal ini dikarenakan banyak kertas kertas, kabel kabel, dan alat alat listrik yang besar yang berserakan.

Insya Allah kalau kita ini mempunyai api yang kecil itu Insya Allah bermanfaat, tapi kalau api itu besar akan menjadi bencana. Begitu pula kalau kita ini diberikan air sedikit oleh Allah tentunya itu sangat bermanfaat, dan ketika kita minta tambahan air kepada Allah menjadi banyak, dan terjadilah banjir. Jadi pada dasarnya apa apa yang kita minta itu mestinya secukupnya saja baik berupa air maupun api, jangan minta terlalu banyak kepada Allah. Menjadi perhatian bagi kita bahwa setiap saat kita itu perlu untuk selalu berlatih. Ternyata kebakaran yang terjadi khususnya di Indonesia itu karena kelalian kita sendiri.

Demikian disampaikan Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, Ph.D) dalam sambutan pelatihan pemadaman kebakaran dan K3, Sabtu (29 Oktober) bertempat di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta yang diikuti 50 (lima puluh) tenaga kependidikan dan dewan dosen.

Lebih lanjut Setya Winarno mengajak kepada semua pihak untuk bersama sama mencegah terjadinya musibah kebakaran baik itu di rumah masing masing maupun di kampus, sehingga hal ini dapat diantisipasi sejak dini, karena seseorang itu akan tahu setelah adanya kejadian. Artinya mencegah kebakaran itu lebih baik dari pada memadamkan kebakaran.

Narasumber Muhammad Farid selaku Komandan Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyambut baik atas gagasan mengadakan pelatihan pemadaman kebakaran ini.  Kebakaran adalah suatu musibah bencana yang ditimbulkan oleh api yang tidak terkendali, terjadi kapan saja dan di mana saja yang mengakibatkan kerugian kehidupan manusia.  

Muhammad Farid mengaku, bahwa penanggulangan kebakaran karena unsur ketidak sengajaan biasanya terjadi karena beberapa hal diantaranya adalah faktor manusia itu sendiri yaitu kelalaian. Hal ini merupakan sifat lupa yang paling dominan menjadi pemicu terjadinya kebakaran. Kecorobohan manusia yang suka bercanda dengan tidak serius dalam menggunakan api menjadi penyebab terjadinya kebakaran, atau mungkin ketidak tahuan dengan coba coba terhadap sesuatu yang dapat menimbulkan api. Penanggulangan api dalam waktu 3 (tiga) menit masih dapat teratasi, sedangkan puncak api besar pada menit ke 7 (tujuh). Menit ke 15 (lima belas) pertama kita harus sudah di Tempat Kejadian Perkara (TKP), oleh karenanya sarana dan prasarana harus terpenuhi.

Ada 4 (empat ) klas klasifikasi kebakaran diantaranya klas A yaitu kebakaran dimana api berasal dari kebakaran benda atau bahan padat kecuali logam yang apabila terbakar akan meninggalkan abu dan arang. Klas B kebakaran dimana api berasal dari kebakaran benda atau bahan cair atau gas. Klas C kebakaran dimana api berasal dari kebakaran listrik atau kebakaran dimana listrik hidup terlibat. Klas D kebakaran dimana api berasal dari benda logam. Ungkap Muhammad Farid.

 http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/damkar/dscf5360r.jpg

Sementara  operasional dinas pemadam kebakaran DIY (M.Fai) mengatakan  Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. APAR pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan asset perusahaannya.

APAR yang paling umum digunakan selama ini adalah APAR jenis air yang disikan oleh air dengan tekanan tinggi. APAR jenis air ini merupakan jenis APAR yang paling ekonomis dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti kertas, kain, karet, plastik dan lain sebagainya.

 http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/damkar/dscf5407r.jpg

M.Fai menambahkan bahwa, jenis APAR yang lain adalah APAR busa  yang terdiri dari bahan kimia yang dapat membentuk busa. yang disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga oksigen tidak dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR jenis busa  ini efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam sepertik, Kain, karet dan lain sebagainya,  serta kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti minyak, alkohol,  dan lain sebagainya. Ujarnya.

http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/damkar/y.jpg

Selesainya pelatihan klasikal dikelas, dilanjutkan praktek memadamkan api di luar kampus menggunakan 20 (dua puluh) APAR, baik itu APAR busa maupun CO2, serta memadamkan api dengan hidran dari sisi samping maupun memadamkan hingga lantai 4 (empat).

http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/damkar/dscf5434r.jpg

http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/dscf5261r.jpg

The University of Queensland (UQ) Australia berkunjung ke Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam rangka inisiasi kerjasama antara FTSP UII dengan The University of Queensland (UQ), Jum’at (28 Oktober) bertempat di Auditorium Gedung Muhammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliuarang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Sekretaris Program Studi Teknik Sipil (Berlian Kushari, ST., M.Eng) mewakili Pimpinan Fakultas menyampaikan terimakasih dan memberikan penghargaan yang sebesar besarnya kepada The University of Queensland (UQ) Australia. Kunjungan ini adalah inisiasi kerjasama antara keduanya, sejak lebih kurang 5 (lima) bulan yang lalu kita telah mengadakan kontak perdana untuk mempromosikan pendidikan di UQ. Bagi yang berminat untuk melanjutkan study di luar negeri dalam hal ini di UQ, maka perlu dibentuk kerjasama yang bisa digali antara UQ dengan FTSP UII.

Berlian Kushari menambahkan, untuk mewakili kegiatan, ini adalah sebuah bagian dari kerjasama yang disport oleh The University of Queensland (UQ) Australia. Kegiatan ini berbentuk seminar UQ dan host konsultasi bagi calon mahasiswa Pasca Sarjana (S2) maupun Program Doktor (S3).

http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/dscf5268r.jpg

Sementara Fitria Arsianti Contry Manager Indonesia and The Philippines, UQ Internasional, The University of Queensland (UQ) Australia menjelaskan informasi Program Magister dan Program Doktor (S3)  dan  pertukaran mahasiswa (student exchange) di UQ Australia, dan prasyarat yang perlu dipenuhi.

http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/dscf5280r.jpg

Acara yang dihadiri lebih dari 125 (seratus dua puluh lima) mahasiswa S1, Pasca Sarjana, dewan dosen dilingkungan FTSP, serta beberapa alumni UQ S2 dan S3 yang saat ini sebagai dosen UII. Fitria berharap informasi dan peluang ini sangat baik maka  gunakan untuk studi lanjut,  riset, student exchange dan kolaborasi akademik.

http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/dscf5290r.jpg

http://fcep.uii.ac.id/images/berita_oktober/123.jpg

Sebuah pertemuan yang sengaja diselenggarakan dengan tujuan sebagai pembelajaran general terhadap sebuah topik tertentu dengan jalan pemecahan masalah, yang dilakukan melalui interaksi tanya jawab antar peserta, yang proses berjalannya dipimpin oleh seorang moderator itulah Seminar.  Pihak yang berperan dalam seminar adalah penyaji atau pemakalah, moderator, pembawa acara, pembahas dan juga audience atau peserta.

Sebagaimana yang diikuti oleh 7 (tujuh) Laboran Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia dalam Seminar Nasional Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) dan Workshop dengan tema “Cetak Biru Kegiatan dan Regulasi Direktorat SDID untukk Mewujudkan PLP Yang Kompeten dan Profesional” pada Kamis dan Jum’at 20-21 Oktober yang lalu di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Ketujuh laboran FTSP UII tersebut adalah Sukamto HM, Pranoto, Yudi Falal, Abdul Supardi, Darusalam, Suwarno, dan Amirul Yahya.

Seminar dan Workshop  yang diselenggarakan dan dibuka oleh Wakil Rektor III UGM dihadiri oleh Direktur Jendral Perguruan Tinggi sekaligus sebagai Keynot Speker, yang diikuti sebanyak 21 (dua puluh satu) Pergururuan Tinggi Negeri dan Swasta se-Indonesia  yang terdiri dari 400 (empat ratus) peserta, dengan pemakalah 71 naskah.

Dari 71 pemakalah satu satunya berasal dari FTSP UII, yaitu  Sukamto HM Laboratorium Jalan Raya Program Studi Teknik Sipil. Atas bimbingan Miftahul Fauziah, Ph.D dan Ir.Subarkah, MT sukamto HM berhasil menjadi pemakalah dalam Seminar tersebut dengan judul “Cara Membuat Job Mix Formula (JMF) Beton Aspal Campuran Asphalt Concrete-Wearing Concrete (AC-WC)”.

Berbincang bincang dengan reporter Sukamto HM mengatakan bahwa Job Mix Formula (JMF) itu adalah cara membuat atau menentukan perbandingan campuran agregat antara agregat kasar (CA) dengan agregat sedang (MA), serta agregat halus (FA) dan Sand (pasir). JMF itu sendiri bertujuan untuk mengetahui porsi agregat kasar, sedang, halus, dan pasir disamping untuk mengetahui porsi aspal yang akan digunakan, serta untuk mengetahui karakteristik marshal test, sehingga akan dihasilkan Kadar Aspal Optimal (KAO).

Sukamto HM mengaku bahwa Job Mix Formula (JMF) ini bermanfaat sebagai dasar campuran beton aspal untuk pekerjaan di lapangan, untuk kontrol suatu pekerjaan dengan campuran AC-WC, dan sebagai acuan bagi pemula yang akan membuat JMF AC-WC.     

Dari hasil pengujian aspal yang dilakukan di Laboratorium Jalan raya, Program Studi Teknik Sipil UII maka dapat disimpulkan bahwa aspal yang digunakan untuk penelitian cara membuat Job Mix Formula (JMF) beton aspal campuran AC-WC aspalnya baik, dan memenuhi persyaratan spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 2. Sedangkan dari hasil agregat yang dilakukan di Laboratorium Jalan Raya, Program Studi Teknik Sipil UII dapat disimpulkan bahwa agregat yang digunakan untuk penelitian cara membuat JMF betonn aspal campuran AC-WS agregatnya baik, dan memenuhi persyaratan spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 2. Ungkap Sukamto HM.