Tiga puluh mahasiswa baru Program Profesi Arsitektur (PPAr) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) mengikuti kuliah perdana angkatan V yang digelar di Auditorium Mohammad Natsir, Gedung Kampus Terpadu FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Slemann Yogyakarta, Sabtu (22 Oktober).
Ketua PPAr (Ir. Ahmad Saifudin, MT., IAI) menyampaikan, angkatan V tahun 2016 ini mahasiswa baru PPArs berjumlah 30 (tiga puluh) orang. Dengan demikian jumlah mahasiswa yang harus mengikuti kuliah Program Profesi Arsitektur sebanyak 43 orang yang terdiri dari tiga puluh mahasiswa baru, dan tiga belas mahasiswa lama yang saat ini sedang menjalankan kuliahnya. Angka ini menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada PPAr UII yang semakin meningkat setiap waktunya.
Demikian disampaikan Ketua PPAr UII dalam pembukaan kuliah perdana yang dihadiri pula Sekretaris PPAr (Jarwa Prasetya Sih Handoko, ST., M.Sc) serta puluhan mahasiswa PPAr UII untuk mengikuti kuliah umum yang disampaikan oleh Endy Subijono, IAI., AA.
Dalam presentasinya Endy Subijono, IAI., AA.menyampaikan peran dan posisi PPAr dalam Profesi Arsitek guna menghadapi pasar bebas ASEAN. Peran PPAr memenuhi prasyarat ASEAN MRA untuk menjadi ASEAN Arsitek sehingga akan memberikan peluang lebih besar bagi arsitek Indonesia dalam pasar bebas ASEAN, baik sebagai pelaku praktik lintas batas maupunn sebagai kolaborator lokal.
Menyetarakan program pendidikan arsitek di Indonesia dengan standar yang disepakati secara internasional 5 tahun dengan pola 4+1, yaitu 4 tahun pendidikan akademis + 1 tahun pendidikan profesi PPAr. Kesetaraan ini akan sangat berarti bagi praktik profesi arsitek Indonesia. Menyiapkan jalur profesi untuk menjadi praktisi arsitek dengan materi pendidikan yang fokus mendalami ranah keprofesian melengkapi 4 tahun pendidikan akademis. Ungkapnya.
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII), menjadi salah satu sejarah bagi saya. Lulusan SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta yang gagal masuk perguruan tinggi negeri namun akan selalu saya syukuri karena bisa belajar di perguruan tinggi tertua di Indonesia ini. Empat tahun genap saya belajar kebidang Teknik Lingkunganan di UII, banyak sekali cabang ilmu yang prospektif kedepan yang saya pelajari mulai dari air limbah, K3, penyediaan air minum, ijin lingkungan (AMDAL), utilitas, dll. Mengingat keadaan alam dunia ini yang semakin lama semakin perlu direvitalisasi maka belajar di bidang ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi saya.
Demikian dikatakan Adam Ikhya Alfarokhi, ST bincang bincang dengan reporter seusai pelaksanaan Wisuda Sarjana kemarin Sabtu (22 Oktober) di Kampus UII, Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.
Adam berlanjut, 1 Agustus 2016 alhamdulillah menjadi tanggal penting bagi saya dimana program studi Teknik Lingkungan meluluskan saya dengan predikat lulus dengan pujian (Cum Laude). Suatu kebanggan tersendiri dan kehormatan yang luar biasa dapat lulus dengan predikat tersebut. Hal tersebut tidak semata-mata karena usaha saya sendiri namun atas izin Alloh dan ridho-Nya, doa dari orang tua, dukungan berbagai hal dari teman-teman Teknik Lingkungan beserta pihak-pihak kebanggaan seperti Balai Pemuda dan Olahraga Yogyakarta, Korps Alumni Kapal Pemuda Nusantara, dan juga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.
Empat tahun belajar di Teknik Lingkungan FTSP UII tidak semata-mata saa habiskan untuk belajar di dalam kelas dan mendengarkan kuliah dari dosen saja, hal itu tidaklah cukup untuk menjadi bekal untuk memasuki dunia sesungguhnya. Hal utama yang menjadi bekal adalah peningkatan dalam bidang ilmu keTauhidan sungguh menjadi pondasi luar biasa bagi saya, berbagai kesempatan luar biasa juga telah diberikan kepada saya selama belajar disini seperti kesempatan belajar di Hokkaido University Jepang, menjadi ambasador di bidang kebaharian D.I.Yogyakarta dalam rangka Sail Raja Ampat 2014, menjadi peserta Nasional Ekspedisi Nusantara Jaya 2015, menjadi delegasi UII dalam PIMNAS 29 di Kendari Tahun 2015, peserta nasional INSPIRE Malaysia 2016 dan kembali dipercaya menjadi fasilitator program Kapal Pemuda Nusantara 2016 Sail Karimata 2016 di Kayong Utara Kalimantan Barat. Semua hal tersebut turut mengasah softskill saya dalam menunjang kehidupan yang akan saya masukin ke depan. Ungkap Adam.
Adam yang merupakan peserta Beasiswa Unggulan BPKLN juga berharap, dukungan penuh diberikan dari Teknik Lingkungan FTSP UII kepada saya atas terwujudnya semua prestasi yang telah saya capai, mulai dari bimbingan langsung dari dosen-dosen berbakat, dukungan materil, dan tentunya penghargaan moral yang sangat saya banggakan. Kenangan dan semua proses pembelajaran yang telah saya lakukan akan menjadi sejarah di kehidupan saya, oleh karena itu saya sangat berterimakasih atas semua yang telah diberikan kepada saya. Maju terus dan tingkatkan profesionalisme Teknik Lingkungan FTSP UII! Semoga Allah SWT. senantiasa mencurahkan ridho dan karuniaNya kepada keluarga besar Teknik Lingkungan khususnya dan FTSP UII pada umumnya. Ungkapnya.
Pemilik klinik gratis bernama dokter Ferihana alumnus Universitas Islam Indonesia (UII) membuka layanan klinik gratis dan beramal demi melayani masyarakat miskin dan kurang mampu dengan tidak mengenakan biaya sepeserpun alias gratis, di rumahnya Dusun Sumberan 297 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Dirinya mendirikan klinik yang diberinama Rumah Sehat Muslim dan Dhu’afa, yang dirikan beberapa tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2012, yang menggratiskan biaya kepada masyarakat yang tidak mampu. Sedangkan pasien yang mampu dan ingin berinfaq disediakan kotak infak seikhlasnya dan tidak diberikan tarif harga, sebagaimana disampaikan dokter Ferina dalam kuliah umum tentang “Membangun Bisnis antara Idealisme dan Materialisme, serta Kiat Membangun Usaha Yang Sukses” kemarin Sabtu (22 Oktober) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII, Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.
Dokter Ferina mengatakan, berdirinya klinik gratis ini berawal dari keprihatinannya, Ia melihat warga miskin cenderung enggan berobat karena tidak memiliki uang. Dari keprihatinan itu, dokter Ferina berinisiatif membuka klinik dirumahnya. Dokter lulusan UII ini mengaku bahwa dirinya sejak kecil keluarga (kakek dan ayahnya) telah mengajarkan agar dirinya menjadi pribadi yang memiliki jiwa sosial yakni membatu sesama, terlebih orang yang tidak mampu. Sehingga membuka klinik gratis bagi warga miskin ini sudah menjadi panggilan hati, dengan pembiayaan klinik yang dibangun secara subsidi silang.
Mengenai obat yang diberikan kepada pasien tidak ada perbedaan bagi yang membayar melalui infaq ataupun yang tidak. Insyaa Allah obat yang kami sediakan adalah obat yang berkualitas. Kamipun menyediakan obat herbal sebagai pilihan. Ungkapnya.
Ke depan, kami jika ada rejeki akan mengembangkan kliniknya menjadi lebih besar lagi, sehingga bisa membantu pasien yang harus rawat inap khusus bagi warga miskin. Tantangan Dokter Ferina diakui sangat berat pada awalnya karena waktu itu banyak yang menghina dan merendahkannya serta menuduhnya sebagai dokter gadungan, pencitraan, dan lain-lain tapi tak membuatnya menjadi pesimis terhadap perkataan orang lain kepadanya, tapi masih banyak juga yang membelanya. Namun Alhamdulillah masih banyak juga yang membela saya, dan saya harus bisa hadapi semua ini dengan tegar terhadap hinaan dari orang lain kepada saya. Oleh karenanya kita harus selalu istiqomah. Jelasnya dengan tegas.
Sebelumnya disampaikan sambutan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) mengajak untuk mengikuti jejak Beliau dalam berkiprah di kancah sosial dalam membantu masyarakat lemah di tengah tengah masyarakat guna membangun bisnis secara Islamy. Turut hadir pula Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, Ph.D), serta lebih dari 125 (seratus dua puluh lima) mahasiswa yang tersebar dari Program Studi Teknik Lingkungan, Arsitektur maupun Teknik Sipil.