Seminar Pengurangan Risiko Bencana FTSP UII : Indonesia Adalah Laboratorium Bencana

Alhamdulillaahi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Program Studi Teknik Sipil telah menekuni kebencanaan. Program Studi Teknik Sipil mewarnai kebencanaan, Teknik Lingkungan juga sudah mulai mewarnai keteknik lingkungannya, dan semoga menyusul pula Program Studi Arsitektur. FTSP UII pada tahun 2010 telah berhadapan langsung dengan kebencanaan gunung merapi yang beradius lebih kurang 20 Km dari sini. UII menjadi salah satu tempat pengungsian dengan menampung lebih dari 2000 (dua ribu) orang, akan tetapi karena pada 15 November 2010 terjadi letusan yang besar dan di UII dianggap zona bahaya, maka pengungsi yang berada di UII harus dipindahkan atau pergi di tempat lain perkotaan.

Seminar Pengurangan Risiko Bencana FTSP UII : Indonesia Adalah Laboratorium Bencana

Demikian dikatakan Dekan FTSP UII (Dr.–Ing.Ir.Widodo, M.Sc.), dalam kata sambutan pembukaan Seminar dan Kolokium bertajub “Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dengan Pendekatan Socio Engineering dan Culture” yang dihadiri tidak kurang dari 100 (seratus) mahasiswa FTSP, para dosen, serta tamu undangan, tadi pagi Rabu (31 Agustus) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

 

Ia menambahkan, bencana itu bisa sebagai azab karena hal ini ummatnya/ kaummnya dimungkinkan banyak berbuat maksiat, sehingga Allah SWT.mengirimkannya bencana. Bencana pula bisa dijadikan sebagai ujian, bagaimana orang dapat meningkatkan imannya ketika terjadinya bencana. Insya Allah para ahli bencana ini sangat kuat imannya, semakin kita mendalami adanya kebencanaannya maka Allah akan menambah kita semakin kuat pula keimanannya. Disamping itu bencana adalah sunatullah. Semoga pada hari ini kita dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Ungkapnya.    

 

Sebelumnya disampaikan laporan Ketua Panitia Seminar oleh Prof.Ir.Mohd.Teguh., Ph.D. mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah proses kita semua, yang kita hidup di tempat yang berpotensi bencana. Indonesia yang memiliki kebencanaan itu selalu kita tekankan untuk hidup yang harmoni dari bagian bagian kita. Kebencanaan itu harus kita perhitungkan, apalagi kita termasuk orang orang yang bergerak di bidang Teknik Sipil kebencanaan.

 

Guru besar Program Studi Teknik Sipil ini menambahkan, di Universitas Islam Indonesia (UII) khususnya di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) pada tahun 2012 telah dideklarasikan bahwa Program Studi Teknik Sipil UII adalah merupakan satu satunya Perguruan Tinggi (PT) yang kurikulumnya berbasis kebencanaan. Oleh karena itu kita sebagai civitas akademika FTSP UII kiranya merasa bersyukur dan merasa bangga. Ungkap Prof.Teguh.

Seminar Pengurangan Risiko Bencana FTSP UII : Indonesia Adalah Laboratorium Bencana

 

Sementara narasumber Lilik Kurniawan, ST., MT Direktur Pengurangan Risiko Bencana (PRB) BNPB berbicara mengenai “Sekolah Sungai Pengurangan Risiko Bencana”. Bahwa ada 4 (empat) tantangan Indonesia menghadapi bencana 5 (lima) tahun ke depan yaitu masalah geologi yang semakin dinamis, perubahan iklim yang telah hadir, degradasi lingkungan yang terus meningkat, dan adanya demografi.

 

Guna menangani hal itu Lilik berharap perlu adanya konsep gerakan pengurangan risiko bencana alam antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang bersifat masive dan bersama, berbasis masyarakat, terintegrasi di Pemerintah dan Pembangunan, melibatkan multi pihak termasuk lembaga usaha, rewards system, serta berkelanjutan. Hal ini bertujuan agar komunitas mampu mengelola risiko, mengurangi, maupun memulihkan diri dari dampak bencana tanpa ketergantungan dari pihak luar. Sehingga diperlukan sekolah sungai. Lilik menggaris bawahi sekolah sungai itu adalah knowledge sharing “plus”. Artinya kita itu perlu bertukar pikiran, yang mendasari, Indonesia adalah laboratorium bencana, dan keragaman “bhineka tunggal ika”. Ungkap Lilik.

Seminar Pengurangan Risiko Bencana FTSP UII : Indonesia Adalah Laboratorium Bencana

 

Narasumber The World Bank (Dr.Iwan Gunawan) menyampaikan “Pendekatan Sosial dan Engineering  untuk Mememlihara dan Membangun Kembali Kolaborasi dalam Pengurangan Risiko Bencana”. Bencana adalah keunikan, dan terjadi sama di tempat manapun namun penanganannya berbeda beda. Dicontohkan terjadinya bencana letusan antara gunung merapi, gunung sinabung, dan gunung kelud penanganannya berbeda dalam urutan kejadian, dampak, kebutuhan masyarakat, maupun kapasitas daerahnya.   Oleh karenanya diperlukan pendekatan socio engineering. Socio engineering menggabungkan pendekatan teknis proses sosial di masyarakat. Narasumber lain tentang kebencanaan disampaikan pula Guru besar Program Studi Teknik Sipil UII (Prof.Ir.Widodo., MSCE., Ph.D).

Seminar Pengurangan Risiko Bencana FTSP UII : Indonesia Adalah Laboratorium Bencana


MATERI SEMINAR DAN KOLOKIUM PENGURANGAN RESIKO BENCANA DENGAN PENDEKATAN SOCIO- ENGINEERING DAN CULTURE

 
     

FTSP UII Mendapatkan Tawaran Kerjasama Akademik dan Religius Dari Saudi Arabia

Kerjasama   akademik dan religius dengan  negara luar merupakan bentuk internasionalisasi pendidikan yang sedang digalakkan guna memperkaya akademisi  juga sebagai langkah aktifitas berkomunitas di kancah internasional. Bentuk kerjasama yang dijalin antara Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) dengan Saudi Arabia dalam rapat terbatas kemarin sore Senin (29 Agustus) bertempat di Ruang Sidang lantai 2 Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Prof.Dr.Mohamed Moustafa Mahmoud pakar bidang planologi, transportasi dan ekonomi, yang juga sebagai Direktur Madinah Institute of Leadership and Entrepeneurship (MILE), serta merangkap sebagai konsultan Kerajaan Saudi Arabia dalam pembangunan dan transportasi menawarkan kerjasama akademik dan religius kepada Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII). Bentuk kerjasama yang ditawarkan tersebut berupa seminar Internasional dan UMROH ke Tanah Suci kepada civitas akademika FTSP UII.

FTSP UII Mendapatkan Tawaran Kerjasama Akademik dan Religius Dari Saudi Arabia

Tawaran kerjasama yang sangat baik dan sangat berharga ini diterima langsung oleh Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) yang didukung oleh beberapa dosen senior dan segenap pengurus Program Studi yang hadir seperti Noor Cholis Idham, M.Arch., Ph.D; Hudori, MT; Any Juliani, M.Sc(Res.Eng); Ir.Suparwoko, MURP., Ph.D; Dr.Ir.Arif Wismadi, M.Sc; Arif Budi Sholihah, MT., Ph.D serta beberapa dosen lainya. Program ini akan direalisasikan tahun 2017 yang akan datang.

 

SEMINAR DAN KOLOKIUM PENGURANGAN RESIKO BENCANA DENGAN PENDEKATAN SOCIO- ENGINEERING DAN CULTURESEMINAR DAN KOLOKIUM PENGURANGAN RESIKO BENCANA DENGAN PENDEKATAN SOCIO- ENGINEERING DAN CULTURE
 
 

Wadek FTSP UII: KKNI Menjadi Patokan Menciptakan Sarjana (S1) Level Enam

Kita ada satu mekanisme bahwa Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi patokan kita untuk bisa menciptakan sarjana S1 yang dilevel 6 (enam). Proses pembelajaran ini terus kita kembangkan, sehingga mahasiswa juga tertarik dengan apa apa yang kita ajarkan. Karena cara mengajar dosen seperti dulu itu dimungkinkan berbeda dengan cara mengajar mahasiswa sekarang ini, karena topiknya berbeda, themanya berbeda, cara mengajarnya berbeda, dan ruhnya berbeda.

Demikian disampaikan Setya Winarno, ST., MT., Ph.D Wakil Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanan (FTSP)  Universitas Islam Indonesia (UII) saat memberikan kata sambutan pada acara sosialisasi  Penerapan Kurikulum Berbasis KKNI di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII, Sabtu (27 Agustus) yang dihadiri sekitar 45 (empat puluh lima) dosen FTSP UII.

Wadek FTSP UII: KKNI Menjadi Patokan Menciptakan Sarjana (S1) Level Enam

Sylvi Dewajani, Ph.D., Pakar KKNI Nasional menjelaskan “Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi” mengatakan bahwa, KKNI adalah penjenjangan kualifikasi kerja yang menyandingkan, mengutarakan, mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kopetensi kerja sesuai dengan jabatan kerja di berbagai sektor. Jadi KKNI itu sebuah penggaris atau mistar bukan kurikulum,  jelas Sylvi Dewajani, Ph.D.

Ia melanjutkan bahwa, tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran untuk setiap program pendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran bersifat kumulatif dan atau integratif. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran dituangkan dalam bahan kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata kuliah. Hal ini sesuai dengan pasal 8-9 Permendikbud nomor 44 tahun 2015. Paparnya.

Sedangkan standar penilaian sesuai dengan Pasal 18-24 bahwa Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan; dengan prinsip penilaian edukatif (mendidik), otentik, objektif, akuntabel, transparan, dan dilakukan secara terintegrasi. Teknik penilaian yang harus diperhatikan terdidi atas observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lesan dan angket. Ungkap Sylvi.

Sementara guru besar FTSP UII Prof.Ir.Widodo, MSCE., Ph.D menyampaikan thema “Dosen Ideal Sebagai Pendidik dan Pembangun Peradaban”.  Pilar pembelajaran kita terdiri dari learning to know, bagaimana mahasiswa tahu dan menerapkan cara belajar yang efektif dan berdaya guna; learning to do, bagaimana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya secara trampil untuk kesejahteraan manusia; learning to be adalah bahwa ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa dapat menjadi aset sosial, bermanfaat untuk orang disekitarnya; dan learning to Live together adalah bahwa proses pembelajaran harus menjadikan mahasiswa sebagai warga negara yang baik, menguat-kan kohesi sosial, membangun ketahanan masyarakat/nasional.

Pendidikan Nasional kita dengan maksud mengembangkan kemampuan serta membentuk watak atau karakter dan peradaban yang bermanfaat. Sehingga upayakan dalam sistem  pembelajaran itu mahasiswa sebisa mungkin  mengerti apa yang disampaikan dosen. Pinta Prof.Widodo.

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) terdiri dari sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan wewenang tanggungjawab. Sikap dan tata nilai itu sendiri merupakan perilaku dan tata nilai yang merupakan karakter atau jati diri bangsa dan Negara Indonesia. Sikap dan tata nilai ini terinternalisasi selama proses belajar, baik terstruktur maupun tidak.  Kemampuan kerja merupakan wujud akhir dari transformasi potensi yang ada dalam setiap individu pembelajar menjadi kompetensi atau kemampuan yang aplikatif. Dan penguasaan pengetahuan merupakan informasi yang telah diproses dan diorganisasikan untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan dan pengalaman yang terakumulasi untuk memiliki kemampuan. Ujar Prof.Widodo.