FuturArc Prize 2017, adalah sebuah ajang kompetisi Arsitektur Internasional dengan rancangan desain skala urban, yang menjadi incaran para mahasiswa arsitektur serta professional architect untuk mengikuti kompetisi ini. Hanya mimpi di awal semester untuk bisa ikut dan bahkan bisa mendapatkan award.
Mereka adalah para mahasiswa arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Nizar Caraka Trihanasia (13512025), Muhammad Alim Hanafi (14512074), Kartini Lestari Irianto (13512119), dan Yushna Septian Adyarta (13512190).
Yushna bersyukur meskipun merit citation Award tapi alhamdulillah bisa mewakili UII di level Internasional, dan tentunya juga banyak prestasi-prestasi lain yang gemilang bermunculan buat UII. Ungkapnya.
Alhamdulillah 3 (tiga) mahasiswa arsitektur FTSP UII kembali mendapatkan kesempatan untuk memperoleh penghargaan Honorable Mention, WSBE Hongkong Internasional Youth Competition 2017 pada hari ini Rabu (7 Juni), dalam sebuah kompetisi arsitektur dalam penataan lingkungan terpadu dengan konsep green dan sustainable di Hongkong.
Kompetisi yang diikuti ratusan peserta dari berbagai negara di dunia berlangsung pada 5 hingga 7 Juni 2017 di Hongkong, bersama juri beberapa profesor, perwakilan pemerintahan, praktisi hingga direktur perusahaan.
Demikian disampaikan Yushna Septian Adyarta (13512190) dari Hongkong melalui WhatsApp kepada Reporter tadi malam Rabu (7 Juni) dini hari.
Yushna mengatakan bahwa konsep yang dibawa adalah sebuah konsep yang telah kami usulkan tentang penataan lingkungan dan rekayasa sosial di area bantaran sungai code Yogyakarta.
Kompetisi ini diikuti oleh sebuah tim yang terdiri dari Yushna Septian Adyarta (13512190), Muhammad Hardyan Prastyanto (13512033), dan Nizar Caraka Trihanasia (13512025). Karena dalam desain ini tidak sekedar hanya menata arsitektur secara fisisk saja, tapi juga mencoba untuk berkolaborasi dengan disiplin ilmu sosial maka diperlukan seorang mahasiswa dibidang itu yaitu Haidar Muhammad Tilmitsani dari Universitas Gadjah Mada. Hal ini dilakukan karena dalam menata lingkungan dibutuhkan masyarakat tak hanya sebatas fisik tapi saling berkolaborasi dengan sosial masyarakat.
Yushna memberikan pesan dan kesan, menikmati kehidupann hongkong beberapa hari ini, mendapatkan banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang berharga. Mulai dari etos kerja dan budaya masyarakat hongkong tentang sistem penataan kota dan transportasi yang terintegrasi, dan tentunya tentang muslim dan suasana Ramadhan di Hongkong. Mungkin ini disembahkan kecil dari kami untuk kampus tercinta yang selama ini telah membimbingg dan memberikan bekal, hingga di akhir studi. Ungkapnya.
Penelitian adalah rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang dihadapi, karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar. Penelitian sendiri berfungsi mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.
Berangkat dari itu Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Sabtu (3 Juni) bertempat di Ruang Sidang Dekanat Gedung Mohammad Natsir FTSP mengadakan workshop penyiapan proposal penelitan dari DIKTI yang diikuti lebih dari 30 (tiga puluh) dosen FTSP.
Hadir dalam workshop Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dan Wakil Dekan (Setya Winarno, Ph.D), dan Dr.Yulianto Purwono Prihatmaji, ST., MT selaku narasumber.
Dalam paparannya Yulianto Purwono Prihatmaji mengatakan bahwa perguruan tinggi dengan Predikat Unggul (Excellent) merupakan perguruan tinggi yang mempunyai sumber daya pengabdian kepada masyarakat yang sangat baik, telah menerapkan sistem penjaminan mutu dalam pengelolaan pengabdian kepada masyarakat, produktivitas luaran pengabdian kepada masyarakat yang sangat tinggi dengan reputasi nasional dan internasional dan telah dimanfaatkan oleh stakeholders. Perguruan tinggi dengan predikat ini seharusnya mampu menghasilkan unit bisnis dari produk intelektual perguruan tingginya sehingga dapat menghasilkan revenue generating secara mandiri untuk meningkatkan kualitas kinerja perguruan tinggi.
Oleh karenanya Yulianto mengajak kepada segenap peserta workshop untuk berupaya membuat proposal penelitian yang ditawarkan oleh DIKTI dengan penyediaan dana yang sangat besar, sedangkan upload terakhir dapat terakses sampai dengan 12 Juni yang akan datang.
Limbah puntung rokok mempunyai manfaat yang dapat dirubah menjadi alat yang dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan energi. Kemanfatan ini muncul dari hasil uji coba segenap mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia yang menyulap limbah puntung rokok menjadi penyimpan energi. Sehingga puntung rokok yang berserakan dihalaman jalan maupun di tempat sampah banyak terkurangi yang terbuang dengan sia sia.
Uji coba yang digagas oleh Yosi Mutiara Pertiwi (13513175)dan anggotanya mencoba menyulap limbah puntung rokok menjadi penyimpan energi atau Powerbank. Limbah puntung rokok ini diolah dengan metode khusus yang dapat menghasilkan sejumlah energi listrik.
Demikian dikatakan Yosi ketika berkunjung ke Humas FTSP UII Rabu (31 Mei) selepas mendaftarkan diri sebagai calon wisudawati periode Juli yang akan datang. Yosi menambahkan bahwa dirinya beserta beberapa teman timnya Arga Batara Sakti (13513096) , Ulfa Nur Hanifah (13513202), dan salah seorang temannya dari elektro membuat suatu powerbank dibutuhkan sekitar 900 (sembilan ratus) puntung rokok atau sekitar 6 (enam) ons puntung rokok. Tim ini bisa memanfaatkan 900 puntung rokok yang bisa diolah menjadi alat penyimpan energi yang pada dasarnya menjadi racun di muka bumi.
Yosi menambahkan, memang puntung rokok ini harus melalui proses pembakaran sebelumnya selama 6 (enam) jam guna memisahkan zat yang terkandung di dalamnya. Pembakaran tidak mempan dengan menggunakan kompor, namun pembakaran ini harus menggunakan kayu bakar kering, dan hasilnya berupa arang karbon yang digunakan untuk mengisi powerbank. Di dalam puntung rokok terdapat zat selulosa asetat yang mengandung karbon, dan karbonnya itu sendiri merupakan penghantar listrik yang paling baik dan mampu menyimpan energi seperti baterei.
Menurut dia puntung rokok sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu dengan tangki drum, selanjutnya dibersihkan proses pembakaran. Setelah dirakit powerbank dapat menghidupkan lampu selama beberapa waktu, dan supaya lebih tahan lama dipakai menghidupi peralatan elektronik dengan daya yang lebih besar.
Pengumpulan puntung rokok dilakukan di sekitar lingkungan kampus, hingga mengaisnya di bak bak sampah yang ada selama 3 (tiga) bulan guna mendapatkan 900 puntung rokok. Kami beserta anggota tim tidak pernah patah semangat dan menyerah untuk mewujudkan ide ini.
Kesan dan pesan Yosi kepada reporter di kantor humas adalah janganlah putus semangat sebelum mencoba, karena limbah puntung rokok menjadi masalah, sebab masa penguraiannya yang cukup lama dan terdapat berbagai zat berbahaya yang dikandungnya, oleh karenanya daripada berbahaya lebih baik kita manfaatkan. Ungkap Yosi yang berpredikat Cum Laude.