Asean Young Entrepreneurs Summit (AYES) adalah program kewirausahaan yang  diselenggarakan oleh Universitas Kebangasaan Malaysia dengan maksud  untuk mendidik generasi muda sebagai calon calon pengusaha  di wilayah ASEAN. Kegiatan ini diselenggarakan 16 hingga 17 April 2016 yang lalu bertempat di Dewan Canselor Tun Abdul Razak (DECTAR) Universitas Kebangasaan Malaysia, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) dengan mengirimkan 1 (satu) mahasiswa untuk mengikutinya.

Rafi’ Farhan Fahrurrozi (15512072) mahasiswa semester 2 (dua) Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) sepulang mengikuti AYES kepada reporter mengatakan, bahwa  AYES bertajub  Empowering Marketing For Young Entrepreneurs  bertujuan untuk mengumpulkan pengusaha muda dan mahasiswa/wi dari berbagai Perguruan Tinggi (PT) yang ada di wilayah ASEAN, disamping untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa/wi dan pengusaha muda  belajar dari pengusaha sukses di ASEAN, juga  menjadi platform bagi para mahasiswa/wi atau pengusaha muda untuk berbagi pengalaman. Ungkapnya.

{mosimage}Dinamika profesi insinyur nasional semakin berkembang, sekarang tidak terlepas dari adanya perubahan di level internasional. Di Indonesia meski tergolong lambat dalam merespon dinamika itu, namun saat ini tengah bergerak cepat untuk mengejar ketertinggalan, yaitu  seperti dengan mengembangkan sertifikasi dan pendidikan profesi bagi para insinyur nasional. Dengan bergabungnya Indonesia dalam ASEAN Economic Community, peningkatan daya saing profesi insinyur menjadi hal yang tak bisa ditawar lagi.

Demikian sambutan Wakil Rektor I Bidang Akademik UII (Dr.-Ing. Ilya Maharika, MA., IAI) dalam acara nota kesepahaman dan workshop antara Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) tadi pagi Jum’at (22 April 2016) bertempat di Ruang Sidang Dekanat Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta yang  dihadiri lebih dari 50 (lima puluh) peserta dari UII maupun berbagai instansi dan perusahaan kota Yogyakarta.

Lebih Lanjut Dr.-Ing. Ilya Maharika, MA., IAI  menambahkan, sebagai Perguruan Tinggi (PT) juga terus mendorong sivitas akademikanya, baik dosen maupun mahasiswa untuk mengejar sertifikasi profesi, dan pada tahun ini kita menganggarkan dana yang cukup besar agar para dosen dapat segera melengkapi sertifikasi profesi sesuai dengan keahlian yang dimiliki sehingga dapat menghasilkan insinyur yang berkawalitas.

Guna mendapatkan  pembangunan yang berkualitas di Indonesia membutuhkan sumberdaya insinyur yang kompeten dan berkualitas,  dengan terbukanya pasar tenaga kerja asing maka  tingkat kompetisi antar insinyur diprediksi akan semakin lebih ketat. Oleh karena itu, insinyur Indonesia perlu untuk terus mengasah kompetensi profesionalnya baik melalui pendidikan dan pelatihan seperti Pembinaan Profesi Insinyur (PPI) pagi hari ini yang diselenggarakan kerjasama antara  FTSP UII dengan  PII.

Penandatanganan nota kesepahaman antara Dekan FTSP UII  (Dr.-Ing. Ir. Widodo, M.Sc) dengan PII Wilayah DIY (Ir. Akhmad Suraji, MT, Ph.D) yang dilanjutkan dengan workshop dengan narasumber Ir.Suhada, MBA.IPM; Ir.Ahdiat Kurniadi, IPM; dan Ir.Ngadiyanto, SE, IPM.

Dalam sambutannya  Ir. Akhmad Suraji, MT, Ph.D sebagai wakil  PII Wilayah DIY menyampaikan bahwa  dengan amanat UU No. 11 Tahun 2014 tentang keinsinyuran, maka  program sertifikasi bagi insinyur profesi teknik merupakan keharusan untuk menjamin kualitas jasa insinyur profesional dengan harapan  melalui program sertifikasi ini  bisa  menjadi rujukan standar atau pilar bagi profesi insinyur guna meningkatkan daya saing SDM di  Indonesia.

{mosimage}Selasa  (19 April) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas islam Indonesia (UII) menerima kunjungan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sumberejo Tanggamus Lampung, bertempat  di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta, yang terdiri dari 200 (dua ratus) siswa didampingi 19 (sembilan belas) guru.

Abdul Robby Maghzaya, M.Sc   selaku Kepala Bidang Humas, kerjasama dan agama PPKF FTSP mengatakan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII memiliki 3 (tiga) Program Studi (Prodi) S1 yang terdiri dari Teknik Sipil, Arsitektur dan Teknik Lingkungan, ditambah Program Magister Teknik (MT) serta Program Profesi Arsitek (PPAr). Ketiga Prodi ini  dalam proses menuju akreditasi internasional, namun Prodi Teknik Sipil bulan Maret 2016 yang lalu alhamdulillah sudah mendapatkan akreditasi internsasional dari Jepang yaitu Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE). Sedangkan Prodi Arsitektur saat ini sedang proses menuju akreditasi internasional menginduk Korean Architecture Accrediting Board (KAAB), dan Teknik Lingkungan menginduk Accreditation Board of Engineering and Technology (ABET) USA. Harapannya tahun 2017 ketiga Prodi FTSP UII sudah dapat mendapatkan sertifikat akreditasi internasional.

Ketua Program Studi Teknik Sipil (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D) mengatakan bahwa kompetensi lulusan Teknik Sipil UII diharapkan mampu merancang, melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan bangunan ketekniksipilan dengan amanah, terampil, kompeten adaptif, inovatif dan berwawasan kebencanaan. Beberapa contoh yang menjadi tanggungjawab sebagai seorang alumnus Tekniki Sipil adalah tentang bangunan, tentang lingkup bangunan yang menjadi bidang kerja Teknik Sipil seperti bangunan gedung, bangunan perumahan atau pemukiman, jalan dan jembatan, pelabuhan, terowongan, industri, waduk, dan bendungan. Awal Maret 2016  Prodi Teknik Sipil UII telah mendapatkan sertifikat  akreditasi Internasional Japan Acreditation Board for Engineering Education (JABEE) dan saat ini pula berupaya untuk terus meningkatkan mutu akademisnya guna menghasilkan lulusan yang berkwalitas. Tutur Miftahul Fauziah.

Ketua Prodi Arsitektur FTSP UII (Noor Cholis Idham ,Ph.D) menyampaikan bahwa arsitektur UII merupakan Prodi yang sudah mendapatkan pengakuan Akreditasi A dengan skor 379, hal ini merupakan nilai akreditasi skor tertinggi seluruh Indonesia. Bicara tentang arsitektur  tidak  hanya bicara tentang ilmu teknik saja, akan tetapi arsitektur juga berbicara atau mewadahi bidang sosial, seni dan lainnya. Noor Cholis menambahkan bahwa arsitektur UII menerima calon calon mahasiswa asal SMA jurusan IPS dan bahasa disamping jurusan IPA.  Seperti prodi yang lain, arsitektur UII pun saat ini sedang mempersiapkan diri mengikuti akreditasi internasional yang menginduk Korean Architecture Accrediting Board (KAAB), dan menurut rencana akhir tahun 2016 ini akan adanya vicitasi akreditasi internasional. Imbuhnya.

Sementara Eko Siswoyo, Ph.D Wakil dari Prodi Teknik Lingkungan menjelaskan bidang keilmuan teknik lingkungan, seperti penyehatan lingkungan permukiman; seperti air limbah, persampahan, drainase, penyediaan air bersih, pengendalian pencemaran air, tanah, udara, pengelolaan lingkungan industri (Limbahdan K3) dan pengelolaan lingkungan pertambangan (Limbahdan K3). Lulusan S2 dan S3 dari Jepang ini juga menerangkan sistem pembelajaran yang diterapkanya menggunakan model Active Learningdan Project Based Learning. Model ini menuntut beliau, bahwa mahasiswa akan mampu belajar secara mandiri dan team work serta melakukan analisis secara komprehensif terhadap studi kasus yang diberikan dengan pendampingan dosen.

{mosimage}Guna menambah pengetahuan dan wawasan global, menambah pengalaman, ketrampilan, memperluas jaringan internasional bagi generasi muda, menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia untuk menyampaikan gagasan pada forum internasional, serta untuk mempererat hubungan antar generasi muda Indonsesia dan ikut mempromosikan budaya Indonesia, Nisa Raisa Shaleha (14512124) mahasiswi Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kemarin Senin hingga Sabtu (4-9 April) mengikuti Korea Culture Camp (KCC) 2016  di Seoul Republic of South Korea.

Keikutsertaan Nisa Raisa Shaleha dalam agenda KCC didasarkan pada keinginan kuat ikut berkontribusi pemuda Indonesia dalam ajang Internasional dengan membawa misi persahabatan dan pertukaran kebudayaan antara negara negara ASEAN.

Program ini secara aktif terlibat adalah diskusi Internasional dan kunjungan kunjungan institusional, disamping itu kegiatan ini mengharuskan mahasiswa untuk berpikir kritis, analisis, dan mengamati berbagai fenomena yang ditemui yang dapat dikembangkan diaplikasikan dilingkungan masyarakat luas.

wisuda PParPada hari ini,  Senin 11 April 2016 saya yang bertanda tangan di bawah ini, Tanty Kesuma Ayu Iswardhani, S.Ars; Nindyra Faiza Fajri, S.Ars; Adityanto Tri Prabowo, S.Ars; Intan Ayuningtyas, S.Ars; Putri Permatasari, S.Ars; Zeni Sabrina Anggraini, S.Ars; Hindun Khairotun Nadlifah, S.Ars; Izazaya Binta, S.Ars; Firmanriansyah, S.Ars; Onny Dwi Puspa, S.Ars; Idzmi Darmawan, S.Ars dihadapan Bapak Ibu serta saudara-saudari, sebagai arsitek, dengan ini menyatakan bersedia mengucapkan sumpah Arsitek sesuai dengan agama yang saya anut sebagai berikut :

Demi Allah saya bersumpah, bahwa:

“Dalam segala tata laku anggota ikatan arsitek Indonesia berjanji, berpegang teguh pada mukadimah IAI, dengan keyakinan bahwa, penyimpangan atas kode etik arsitek, dan kaidah tata laku profesi arsitek adalah, mencemarkan kehormatan, jabatan, kedudukan, dan martabat kami, sebagai arsitek”.

sumpah PPars

Demikian sumpah yang telah dibaca sebelas alumnus Profesi Arsitektur UII angkatan ke-3 tahun 2016 dihadapan hadirin yang disaksikan oleh Rektor UII (Dr.Ir.Harsoyo, M.Sc), Wakil Rektor I UII (Dr.Ing. Ir.Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI), Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, Ph.D), Ketua Program studi Arsitektur UII (Noor Cholis Idham, ST., M.Arch., Ph.D), Ketua Program PPAr (Ahmad Saifuddin Mutaqi, Ir., MT., IAI, Sekretaris Program PPAr (Jarwa Prasetya Sih Handoko, ST., M.Sc), Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Nasional (Ir.Munichy Bachron Edrees, M.Ars., IAI.,AA), Ketua IAI DIY (Arif Heru Swasono, Ir.,MT.IAI), LPJK Nasional (Ir.Darma Tyanto S, MT., MBA), Ketua LPJK DIY (Ilham Purnomo, IR., MT.IAI), beberapa dosen arsitektur UII, dan segenap orangtua wali arsitek muda bertempat di auditorium Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Rektor UII  (Dr.Ir.Harsoyo, M.Sc) dalam sambutannya mengatakan bahwa pendidikan profesi arsitek sangat relevan untuk mendorong daya saing arsitek Indonesia di kancah globalisasi. Karena ke depan hanya arsitek yang memiliki lisensi dan sertifikasi profesi yang karyanya dapat diakui secara kredibel di kalangan jasa kontruksi. Bahkan di DIY sampai saat ini UII masih menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang kontinyu menjalankan pendidikan profesi ini.

Sementara Ir.Munichy Bachron Edrees, M.Arch., IAI selaku Ketua Dewan Kehormatan IAI Nasional  menyampaikan  keprihatinan atas masih rendahnya jumlah tenaga ahli konstruksi di Indonesia. Dalam waktu dekat Indonesia akan memiliki Undang Undang (UU) Arsitek, setelah sebelumnya menerbitkan UU Insinyur,  karena profesi arsitek juga butuh regulasi agar praktek profesi ini lebih dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Kepada para arsitek muda UII janganlah  lekas puas hanya dengan memiliki sertifikat profesi, namun bersemangatlah untuk memiliki sertifikasi profesi setingkat ASEAN sehingga dapat berkarya dan bersaing dengan arsitek-arsitek asing di lingkup Asia Tenggara. Pintanya.

Arsitektur sebagai warga Negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar dan mengabdikan keahlian serta pengetahuannya melalui berbagai cara pendekatan, pemikiran yang arif dan bijak, sesuai dengan hakikat kemanusiaan, demi tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, umat manusia, bangsa, Negara, dan profesi. Itulah  mukadimah Anggaran Dasar (AD) IAI.

Yakin akan arti dan peran arsitektur dalam menyejahterakan jasmani dan rohani masyarakat, maka arsitek wajib mengamalkan kemampuan dan pengetahuannya sebagai orang keperayaan dan penasehat ahli dengan semangat kerjasama, keterbukaan, dan iktikad yang sebaik-baiknya. Dalam menjalankan fungsi dan perannya, arsitek berhimpun dalam satu organisasi profesi yang bernama Ikatan Arsitektur Indonesia.