Seni Dalam Islam

Hanif Budiman

Program Studi Arsitektur

Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Universitas Islam Indonesia

2022

Rasulullah tidak melarang ekspresi seni. Sabda Nabi Muhammad SAW   “ Hai Aisyah, tidak adakah padamu hiburan (nyanyian), karena sesungguhnya orang-orang Anshar senang dengan hiburan”.
(HR. Bukhari).

Seni

Suatu gagasan untuk mengungkapkan nilai estetika atau keindahan.  Nilai estetika atau keindahan adalah kebutuhan dasar manusia, bersifat universal dan abadi.

Alasan pokok keberadaan ( raison d’etre ) suatu gagasan bentukan/ karya manusia adalah nilai – nilai transendensi, suatu pemikiran kreasi artistik yang telah dikenal sejak tradisi Semit, Hellenic, Bizantium dan Sasanid. Yunani mengenal symmetria dan harmonia untuk mengungkapkan keindahan visual dan audial. Ungkapannya adalah pada upaya menghasilkan unity, harmony, simetry, balance dan kontras, yang dapat dicerap oleh inderawi kita. .

Adapun istilah seni yang kini digunakan, berasal dari kata seni (sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian. ( Yusuf, )

Seni dalam Islam

Seni dalam Islam didasari pemikiran kontemplatif yang dalam, lebih dari sekedar upaya perwujudan keinginan si perancang atau keinginan sang pemesan saja, tetapi pencarian yang lebih esensial, pencarian ideologi spiritual, kepada tujuan yang tak terhingga, yang melebihi gagasan wujud alam dan manusia itu sendiri. Tujuan kreasi seni islami adalah  pencapaian keabadian, pemilik keindahan dan kebenaran sejati, sang Khalik.  Seni Islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan Islam tentang alam, hidup dan manusia yang
mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan.

Bentuk -bentuk seni secara umum adalah seni rupa yang terdiri dari seni lukis atau gambar, seni patung, seni taman dan bangunan, seni kria, seni musik atau seni suara, seni tari, seni drama serta seni sastra. Adapun seni yang berkembang dalam peradaban Islam adalah seni gambar, seni hias dan kaligrafi, seni music serta seni sastra.   

Seni sangat penting bagi manusia. Kemampuan berseni merupakan salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lain. Seni merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang  indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hambaNya. (Shihab, 1996)

Rasulullah tidak melarang ekspresi seni. Sabda Nabi Muhammad SAW “ Hai Aisyah, tidak adakah padamu hiburan (nyanyian,  karena sesungguhnya orang-orang Anshar senang dengan hiburan” (HR. Bukhari).

Ketika sahabat-sahabat Rasulullah SAW menduduki Mesir, di sana mereka menemukan aneka patung peninggalan dinasti-dinasti Fir’aun. Mereka tidak menghancurkannya karena ketika itu, ia tidak disembah tidak juga dikultuskan, bahkan kini peninggalan-peninggalan tersebut dipelihara dengan amat baik, antara lain untuk menjadi pelajaran dan renungan bagi yang memandangnya.
( Shihab, 1996)

Seni Islami, Tauhid & Ekspresi Qur’ani

Konsep pokok dari gagasan seni Islami, sesungguhnya tidak lain adalah nilai tauhid atau makna Lailaha illa Llah. Sehingga secara keseluruhan pemikiran ini akan bermuara pada nilai – nilai estetika yang sangat dalam dan hakiki. Yang kepadaNya semata estetika itu ditujukan. (Al Faruqi, 1999 ).

Dari pemikiran tersebut, maka ekspresi olahan polanya adalah suatu pola tak terhingga (infinitas), yang tidak dapat ditelusuri awal dan akhirnya. Olahan ini dapat berupa arabesk (pola lengkung) dan intricate (pola geometris) baik itu secara 2 dimensi atau 3 dimensi. 

Secara substansi, yang mendasari ekspresi seni Islami, sehingga menjadi seni tauhid, tidak lain adalah apa yang terkandung di Qur’an. Oleh karenanya, hal ini sering didefiniskan juga sebagai ekspresi Qurani. 

Ekspressi Qur’ani

Sifat ekspresi qur’ani yang mendasari seni Islami ini akan ditunjukkan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :

Abstraksi

Berupa olahan yang menghindari adanya suatu figur sebagai ikonografi. Bahkan bila figur alam akan digunakan, maka akan mengalami denaturalisasi, dengan suatu olahan stilasi. Akan diolah sedemikian rupa, sehingga figur akan dikaburkan melalui permainan bentuk atau karakternya. 

Transfigurasi Bahan Dan Bentuk 

Suatu upaya untuk menghadirkan nilai lebih suatu bahan atau material. Bahan diolah dengan pola infinitas rumit. Tekstur, butiran, dan sifat alami bahan diabaikan, untuk mendapatkan gagasan baru yang lebih bernilai dan bermakna. Pengolahan dengan dekorasi cat, keramik, bata, plester, menjelma menjadi suatu bentukan baru. Pada ruang masjid misalnya, bata organik akan diolah menjadi unsur yang lebih kaya, misalnya menjadi elemen untuk menghasilkan muqarnas tiga dimensional. 

Unit/ Modul

Gabungan dari unsur-unsur dasar, berkombinasi menjadi bentuk atau rupa yang lebih utuh dan besar. Satu bentukan yang tersusun dari unit-unit kecil. Suatu kesatuan utuh yang didukung dari komposisi moduler yang fleksibel. Satu istana sering merupakan kombinasi dari unit – unit pelataran kecil, dengan innercourt dan kamar- kamarnya tersendiri. Suatu istana juga akan terdiri dari kombinasi bangunan dan taman indah, yang tersusun dari pohon, bunga dan unsur air. Untuk lanskap, kombinasi unit dicapai dengan menggubah unsur-unsur taman seperti pohon, air, semak, buah, bunga, rumput, air dan pancuran atau bahan perkerasan menjadi pola courtyard yang simbolis, yang menggali suatu bentukan geometris tanpa akhir, sebagai gambaran adanya nilai-nilai surgawi. Dasar pokok olahan ini adalah ayat yang ada di Al-Qur’an. 

“ Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. Samakah mereka dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga ususnya terpotong-potong ? “ Qur’an Surat Muhammad ayat 15. 

Suksesif

Unit – unit kecil dikombinasikan untuk membentuk kombinasi lebih besar dalam beberapa tingkatan. Sebuah kompleks religius, merupakan gabungan dari sebuah makam ( musoleum ), mesjid/ ruang shalat, shan, asrama, rumah sakit, serta sekolah. 

Pengulangan

Upaya untuk mencapai tujuan yang lebih besar, melalui olahan memperbanyak atau menambah secara identik atau beragam.   

Dinamis

Pengalaman ruang yang akan didapat tidak serta merta dapat langsung dirasakan dari satu sisi atau dari amatan kejauhan saja. Makna simbolik tidak berakhir pada satu titik klimaks estetik di satu waktu, tetapi akan berkembang secara kreatif penuh kejutan tanpa batas.

Penutup

Seni adalah suatu proses kreatif pemikiran manusia. Seni dapat menjadi mudarat jika dengan seni manusia menjadi lalai, menuruti nafsu dan mengingkari sang Khalik, tetapi dapat menjadi hal yang bermanfaat, mendekatkan manusia pada sang Khalik, jika dikembangkan dengan dasar-dasar Qurani. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka ini akan semakin mempercepat gagasan kreatif dan mengolah dan dapat manfaatkan karya seni dengan mudah. Untuk itu sangatlah penting menghadirkan nilai – nilai Qurani pada pemikiran seni Islami ini.  Wallahu a’lam bish shawab. 

Bacaan 

  • Al-Faruqi, Ismail Raji. 1999. Seni Tauhid : Esensi dan Ekspresi Estetika Islam.
    Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya 
  • Quraish Shihab, 1996, Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Maudhu’i Atas Berbagai Persoalan Umat, Cet III Mizan, Bandung. hal.385.
  • Safliana, Eka, 2008, Seni Dalam Perspektif Islam, Jurnal Islam Futura, Vol. VII, No.1, Tahun 2008
  • Yusuf, Muhammad, Seni Sebagai Media Dakwah, Rumah Jurnal IAIN Metro.
  • https://quraishshihab.com/akhlak/islam-dan-seni/

Tentang Penulis

Nama : Hanif Budiman
Jurusan : Arsitektur
Jabatan : Ketua Prodi Arsitektur Program Sarjana