{mosimage}Audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang  kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat.  Hari ini Rabu  (2 Maret) di Ruang Sidang Dekanat Gedung Muhammad Natsir FTSP UII dilakukan Pembukaan sekaligus pelaksanaan Audit Realisasi Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) Januari sampai Desember 2015 oleh tim auditor Yayasan Badan Wakaf UII.

Hadir Dekan FTSP  UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc),  Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, Ph.D), Segenap Ketua dan Sekretaris Program Studi dilingkungan FTSP UII, Ketua PSMF FTSP UII (Dr.Ir.Sri Amini Yuni Astuti, MT), Kepala Bidang PPKF FTSP (Dr.Kasam, MT dan Abdul Robby Maghyaza, ST., M.Sc), Kepala-kepala Divisi  serta bebera staff kependidikan untuk mendampinginya. Dalam sambutannya Dekan FTSP UII mengapresiasi kehadiran auditor dan berharap semoga pelaksanaan Audit hari ini berjalan dengan lancar. Audit  sebagai proses pembelajaran dan perlu diperbaiki serta dievaluasi program selanjutnya bilamana terjadi  temuan didalamnya,  bukanlah semata-mata untuk mencari kesalahan, tetapi justru guna meningkatkan kinerja kita. 

Lead Auditor Audit Drs.Syamsul Hadi, MS, Ak, CA mengatakan bahwa Audit Yayasan Badan Wakaf ini merupakan audit rutinitas tahunan untuk melihat program kerja sebagai perbaikan dan bukan mencari cari kesalahan. Yayasan audit ini lebih detail dari pada tahun sebelumnya untuk Program Studi atau program dibawahnya walaupun 100 %. Impronisasi audit diatas adalah Program Studi, yaitu setara Dekan dan Pasca Sarjana.

 

Hubungannya dengan realisasi yang pernah ditemui adalah adanya “kiak kiuk” anggaran, karena dengan pengertian penggunaannya dan sumbernya, tapi jangan dibebankan ke akun laboratorium. Sedangkan uang muka dimohon dikelola secara ketat, tidak digunakan untuk pembelian barang/ aset. Jadi tenaga kependidikan beli barang atau aset cukup dengan membawa pulang barang, sedangkan administrasi keuangan menjadi uruasan keuangan, sehingga menjadi sentralisasi.  Auditor terdiri dari Drs.Syamsul Hadi, MS.,Ak.CA; Karimatul Ummah, SH.,M.Hum;  Wahyudi BP, ST., MT; Fitriati Akmalia, SE.,M.Com;  Fitriani Akmila, SE., M.Com; Edy Widodo, M.Si; dan Ir. Hastuti Saptorini, MA.

{mosimage}Bagaimana menulis buku dan bagaimana membangun semangat, teknik teknik khusus yang dibutuhkan karena target kita. Semua yang hadir di sini dapat menulis buku di tahun 2016 ini tidak haru berjumlah banyak namun minimal cukup 1 (satu) buku.Tahun lalu kita agendakan untuk menulis buku hanya terkumpul 4 (empat) buku, maka ahun 2016 ini kita targetkan menjadi 40 (empat puluh) buku .Jadi tidak diharuskan yang hadir disini 100% dosen, tapi yang hadir dalam workshop ini merealisasikan dan mudah mudahan dimudahkan dalam penulisan buku.

Demikian sambutan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing. Ir. Widodo, M.Sc) dalam workshop penulisan dan pendampingan buku ajar dan referensi bagi dosen FTSP UII kemarin Selasa (1 Maret) bertempat di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung  Mohammad  Natsir FTSP UII, jl. Kaliurang  Km. 14,5 Sleman Yogyakarta yang dihadiri tidak kurang dari 25 (dua puluh lima) dosen.

 

Dekan FTSP berharap mudah mudahan pagi ini menjadi awal baik untuk memulai menulis buku, fakultas juga akan memfasilitasi membantu pendampingan penulisan buku, oleh karena itu kepada ketiga narasumber (Prof. Widodo, Ph. D; Noor Kholis Idham, Ph.D dan Dr. Lalu Makrup) dapat menjadi pendamping dalam penulisan buku. Jadi bagaimanakah kita bias bersama sama membangun produksi buku, tahun lalu fakultas memfasilitasi dana sebesar sekitar 275 juta  dan belum terserap semuanya dan dialihkan kebeaya lainnya. Begitu pula insentif buku sudah dinaikkan 100% untuk membantu suasana baru kepada kita, biar kita lebih rajin lagi dan kalau ternyata masih dirasa kurang bias dinaikkan lagi.Untuk itu kepada masing masing dosen untuk dapat menulis buku dengan sangat baik dan produktif. Pintanya.

 

Sementara nara sumber Noor Kholis Idham, Ph.D menyampaikan bahwa buku ajar adalah sama dengan buku teks, hal ini sesuai dengan Kepmen diknas No: 36/D/O/2001, Pasal 5, ayat 9 (a); bahwa buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.

Buku ajar berfungsi sebagai  sustainable development and transfer of knowledge; mencapai pembelajaran yang lebih berkualitas dan terarah; menyediakan sumber bacaan dan latihan; meningkatkan minat dan motivasi pembaca dalam memahami IPTEKS; mengurangi ketergantungan mahasiswa terhadap dosen; waktu pengajaran bisa lebih singkat (tak perlu menulis rumus, tabel, gambar, soal latihan); pemikiran/penemuan yang bermanfaat (useful vs. garbage) personal recognition; institution rank and achievement; dan funding, point. Buku ajar juga memunyai beberapa karakterya itu bahasa dibuat mudah dimengerti untuk usia mahasiswa; ilustrasi umumnya banyak, untuk memperjelas konsep; dapat “mengajar sendiri”, tetapi dengan peran dosen akan lebih baik; sebaiknya dibawa sewaktu kuliah; tugas baca dan PR dapat diberikan sebelum kuliah; tersedia soal latihan sebagai sarana swauji bagi dosen maupun bagi mahasiswa; sasaran belajar umumya diberikan di awal bab; dan sayangnya masih dianggap mahal oleh mahasiswa.Ungkap Noor Kholis.

Sedangkan Dr. Lalu Makrup mengungkapkan menulis buku referensi atau ajar dapat dimulai dengan kesukaan akan satu topik tertentu atau dimulai dengan keingin tahuan akan masalah tertentu. Hal ini diperlukan agar tidak ada perasaan tertekan dalam melaksanakan penulisan. Begitu ada niat dan bahan sudah terlintas dalam fikiran, menulis buku langsung dilakukan.  Jangan ditunda, jika mentok dan bosan tinggalkan tempat dan kerjakan yang lain atau cari kesenangan lain atau cari bahan yang belum ada. Dilain waktu kalau ada bahan dan kesempatan segera mulai menulis lagi. Dalam kurun waktu tertentu bapak ibu dapat menulis beberapa judul buku yang sudah menjadi anganangan sebelumnya, walau itu bentuknya masihsangat awal. Usahakan untuk menulis setiap hari, sehingga volume tulisan terus bertambah.  Jika sudah jenuh dengan judul buku satu, pindah ke judul yang lainnya. Cetaklah buku yang sudah mencapai jumlah lembar dari 100  sampai dengan 200 halaman. Jilid dengan dan bagus, sehingga nampak seperti buku yang sudah jadi, walaupun isinya masih berantakan.

Menulis buku harus sabar, tidak mudah putus asa.  Bila bahan tulisan belum ada atau belum dikuasi  maka harus mencari dan mempelajari bahan yangbersangkutan. Untuk mencari bahan dan mempelajari bahan yang diperlukan bisa memakan waktu setahun, dua tahun atau bahkan lebih. Pinta Dr. LaluMakrup.

Diumumkan kepada mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia khususnya mahasiswa Baru Angkatan 2015, bahwa Kegiatan LKID yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa Baru Angkatan 2015, Pengumuman Selengkapnya dapat dilihat dibawah ini

3. Jadwal dan Daftar Peserta LKID T.A. 2015/2016

{mosimage}Kami memang memprogramkan acara seperti ini, karena memang itulah problem yang kita hadapi, dan problem itu adalah problem kita semua yaitu problem ummat Islam tentang aqidah. Nah program itu namanya pesantrenisasi dengan konsep yang ada, kalau siang kuliah sedangkan malamnya nyantri. Memang Universitas Islam Indonesia (UII) mempunyai Pondok Pesantren tapi tidak se-ideal ini.

Demikian kata sambutan Wakil Rektor III UII (Dr.Abdul Jamil, SH., M.Hum) dalam pembukaan Training of Trainee (TOT) Asistensi Agama Islam (AAI) yang diselenggarakan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII di Pondok Pesantren (PP) Al-Hikmah Karangmojo Gunungkidul, Sabtu dan Ahad (27 dan 28 Pebruari).

Lebih lanjut Dr.Abdul Jamil, SH., M.Hum menjelaskan prasyarat menjadi calon mahasiswa UII yaitu berprestasi. Kalau adik adik berprestasi maka adik adik bisa kuliah di UII tanpa beaya, karena UII mempunyai program hafidz Al Qur’an 1-30 juz, prestasi segala bentuk prestasi apapun seperti prestasi Juara olah raga tingkat Nasional, seni baca Al-qur’an, dan UII bisa menerima calon mahasiswa dengan jalur bidik misi yaitu bagi orang orang miskin. Artinya bahwa adik adik bisa kuliah, jangan kecil hati dan tidak usah takut. Disamping itu UII pula menyediakan beasiswa yang beraneka ragam. Seperti halnya kita tidak bisa masuk surga kalau tidak mempunyai prestasi sholat. Akhirnya kami titipkan adik adik saya mahasiswa UII ini mohon untuk dibina di PP Al-Hikmah untuk mencari ilmu yaitu nyantri selama 2 (dua) hari, dan dimohon kepada adik adik untuk dapat mengikuti acara TOT ini dengan bersungguh sungguh. Pinta Wakil Rektor III UII.

{mosimage}Sedangkan Dekan FTSP UII Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc mengatakan bahwa kita dipertemukan di PP ini untuk menerima ilmu, belajar ilmu agama, walaupun dalam jumlah mahasisa yang sedikit sekitar 35 (tiga puluh lima) mahasiswa semoga dapat mewarnai karakter, terutama karakter bangsa. Dan semoga kegiatan semacam ini ke depan bisa kita evaluasi yang lebih sinergis.

Sementara KH.Harun Al Rasyid dengan lapang dan senang hati menerima kepada peserta AAI FTSP UII beserta beberapa dosen dan tenaga kependidikan sebagai pendamping guna sharing ilmu di Ponpes yang beliau bina. Pengasuh Ponpes Al-Hikmah ini mengatakan bahwa Allah SWT.mempertemukan kita untuk satu alasan; entah untuk memberi atau menerima, entah untuk belajar atau mengajarkan, entah untuk bercerita atau mendengarkan, entah sesaat atau selamanya, entah untuk bagian terpenting atau sekedarnya, semua itu tidak ada yang sia sia karena Allah SWT yang mempertemukan kita. Hidup kita ini saling mengisi dan bersinggungan, bisa jadi kehadiran kita merupakan jawaban atas do’a do’a sahabat kita sebagaimana mereka pun adalah jawaban atas do’adoa kita. Jika sudah menjadi takdir Allah SWT meski dengan jarak beribu ribu kilometer kita tetap akan dipertemukan dalam satu ikatan bernama ukhuwah. Semoga ukhuwah kita yang terjalin dilandasi oleh rasa kasih sayang dan saling mencintai kepada Allah Swt. Untuk itu disampaikan terimakasih kepada Wakil Rektor bidang kemahasiswaan UII, Dekan FTSP UII serta semua rombongan  terlebih kepada para mahasiswa FTSP UII yang berperan aktif untuk nyantri di Ponpes Al-Hikmah selama 2 (dua) hari. Tutup KH.Harun Al Rasyid.

Pembukaan yang dihadiri pula oleh beberapa dosen seperti Dr.Ir.Kasam, MT, ; Ir.Suparwoko, MURP., Ph.D; M.Teguh.S.Ag.,M.PdI (dosen agama), Agus Susanto, ST., M.Eng, tenaga kependidikan dan santri PP Al-Hikmah dan dilanjutkan dengan penyampaian materi pertama bersama Ustadz Yusuf Ismail Al Hadid.

Jadikanlah Audit AMI Kinerja Unit Sebagai Improvement

Audit adalah  proses penilaian dan evaluasi terhadap standar mutu pengelolaan sebuah institusi (perguruan tinggi) secara konsisten dan berkelanjutan. Oleh karena itu diminta kepada para Divisi untuk improvement yaitu usaha-usaha berkelanjutan yang dilakukan untuk mengembangkan dan memperbaiki  pelayanan ataupun proses. Usaha-usaha tersebut bertujuan untuk mencari dan mendapatkan bentuk terbaik yang dihasilkan, yang memberikan solusi terbaik bagi masalah yang ada, yang hasilnya akan terus bertahan dan bahkan berkembang menjadi lebih baik lagi. Hal ini sebagai langkah untuk peningkatan dan perbaikan kinerja unit setelah dilihat kelemahannya sehingga dari hari kehari akan semakin lebih baik. Jadi audit ini bukanlah mencari cari kesalahan namun sebagai langkah guna mengetahui potret diri selama 1 (satu) tahun yang lalu. Demikian kata sambutan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) tadi pagi Kamis (25 Pebruari) di Ruang Sidang Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islamm Indonesia (UII) dalam pembukaan Audit Manajemen Internal ( AMI) kinerja yang akan berlangsung 2 (dua) hari.

FTSP UII yang memiliki 4 (empat) Kepala divisi yang senantiasa menjaga kualitas dan pelayanan kinerja dengan menerima diaudit setiap tahunnya akan segera di audit oleh 2 (dua) auditor  Dra.Budi Astuti, M.Si dan Umi Sulistiyanti, SE., M.Acc dari Fakultas Ekonomi. Hadir dalam pembukaan Audit AMI Koordinator FSMF FTSP UII (Dr.Ir.Sri Amini Yuni Astuti, MT), auditor dan audite (Kadiv.Administrasi Akademik, Kadiv.SIM dan Data Akademik, Kadiv.Umum dan RT, serta Kadiv.Keuangan). 

Sementara Dra.Budi Astuti, M.Si menyampaikan bahwa AMI sekarang ini adalah baru, sebagai informasi bahwa jumlah cacah borang lebih sedikit bilamana dibandingkan sebelumnya, akan tetapi penunjang dan bukti buktinya tetap berjumlah banyak. Borang baru ini melibatkan semua personil unit, disamping itu Audit  kali ini ada suatu penilaian sendiri yang lebih transparan dan pemeningkatan. FTSP sebelumnya sudah baik, mudah mudahan dapat dipertahankan lagi, karena walaupun adanya reputasi dan restrukturisasi pegawai tidak ada masalah karena sudah sistemik.

Senada dengan Dra.Budi Astuti, M.Si, Koordinator FSMF FTSP UII (Dr.Ir.Sri Amini Yuni Astuti, MT) berharap semoga unit unit produktif, dapat melaksanakan pekerjaan semakin mudah, dan jadikanlah Audit ini sebagai sistem. Audit ini adalah memotret diri kita selama satu tahun yang lalu sesuai dengan MERCY OF GOT sehingga bisa melihat kelemahannya dan dapat segera memperbaikinya. Oleh karena itu bilamana nantinya terjadi temuan-temuan diminta untuk segera menyampaikan analisis penyebabnya dan langsung disampaikan kepada auditor.